IKN Nusantara
6 Alasan Utama Pemerintah Bangun IKN Nusantara di Kaltim untuk Gantikan Jakarta
6 alasan utama Pemerintah bangun IKN Nusantara di Kalimantan Timur untuk gantikan Jakarta
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur
Hanya sebagian kecil di pulau Jawa yang memiliki indikator hijau atau ketersediaan airnya masih sehat, yakni di wilayah Gunung Salak hingga Ujung Kulon.
4. Konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, Pulau Jawa mengalami konversi lahan terbesar di antara gugus pulau lainnya di Indonesia.
Tren tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depannya.
Proporsi konsumsi lahan terbangun di pulau Jawa mendominasi, bahkan mencapai lima kali lipat dari Kalimantan.
Diprediksi, lahan terbangun di Jawa pada 2030 sebesar 42,79 persen.
Di Kalimantan, keterbangunan lahannya sebesar 9,29 persen pada 2010. Proporsi lahan terbangun di Kalimantan diprediksi meningkat pada 2030 menjadi 11,08 persen.
5. Pertumbuhan urbanisasi sangat tinggi
Selain itu, yang menjadi alasan pemindahan ibu kota adalah pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi, dengan konsentrasi penduduk terbesar di Jakarta dan Jabodetabekpunjur.
Pada tahun 2013, Jakarta menempati peringkat ke-10 kota terpadat di dunia (UN, 2013). Lalu pada tahun 2017 masuk peringkat ke-9 kota terpadat di dunia.
6. Ancaman bahaya banjir, gempa bumi, dan tanah turun di Jakarta
Meningkatnya beban Jakarta sehingga terjadi penurunan daya dukung lingkungan dan besarnya kerugian ekonomi.
Hal itu seperti rawan banjir, tanah turun dan muka air laut naik, kualitas air sungai tercemar berat.
Sekitar 50 persen wilayah Jakarta memiliki tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan (ideal kota besar minimum 50 tahunan).
Wilayah Jakarta terancam oleh aktivitas Gunung Api (Krakatau, Gunung Gede) dan potensi gempa bumi-tsunami, Megathrust Selatan, Jawa Barat dan Selat Sunda dan gempa darat Sesar Baribis, Sesar Lembang, dan Sesar Cimandiri.
Selain itu, tanah turun mencapai 35-50 cm selama kurun waktu tahun 2007-2017. (*)