Berita Nasional Terkini
Terbanyak Akpol 89 & Ada Peraih Adhi Makayasa, Sosok 5 Jenderal yang Usut Kasus di Rumah Ferdy Sambo
Ini profil 5 Jenderal di Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang usut kasus penembakan di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah profil 5 Jenderal di Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akan mengusut kasus penembakan di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk sebuah tim khusus yang terdiri dari sejumlah perwira tinggi Polri untuk mengusut kasus polisi tembak polisi yang berujung tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di rumah Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo.
Para jenderal yang bergabung dalam tim khusus adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, serta Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada.
"Kita ingin semuanya ini bisa tertangani dengan baik. Saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin Pak Wakapolri, Pak Irwasum, Pak Kabareskrim, juga ada As SDM," kata Listyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022) sepert dilansir Tribunnews.com di artikel berjudul PROFIL Para Jenderal di Tim Khusus yang Usut Kasus Polisi Tembak Polisi di Rumah Ferdy Sambo
Baca juga: Pengakuan Putri Candrawathi, Istri Irjen Ferdy Sambo kepada Psikolog, Kondisi Istri Kadiv Propam
Lantas, siapakah sosok para jenderal ini?

Inilah profil para jenderal yang berada dalam tim khusus bentukan Kapolri, dikutip dari berbagai sumber:
1. Komjen Gatot Eddy Pramono
Gatot Eddy Pramono lahir di Solok, Sumatera Barat, 28 Juni 1965 atau saat ini, umurnya 57 tahun ini.
Ia merupakan perwira lulusan Akpol 1988 dan berpengalaman dalam bidang reserse.
Sebelum menjadi Wakapolri, Gatot Eddy Pramono menjabat Kapolda Metro Jaya.
Jabatan lain yang pernah diemban Gatot Eddy Pramono adalah Kapolres Blitar, Sekretaris Pribadi Kapolri, dan Kapolres Metro Depok (2008).
Gatot Eddy Pramono juga pernah menjabat Kapolres Metro Jaksel (2009), Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya (2011), Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), dan Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).
Ia juga pernah menduduki posisi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri (2017) dan yang terakhir Gatot menjabat sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri.
Pada 2018, Gatot Eddy Pramono juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara yang dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman.
Gatot juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).
Pada Januari 2021, Menteri BUMN, Erick Thohir memilih Gatot sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pindad.
Nama Gatot juga pernah masuk dalam bursa calon Kapolri sebelum akhirnya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang dipilih.
Baca juga: Lengkap! Kronologi Penembakan Brigadir J, Alasan Decoder CCTV Rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo Diganti
2. Komjen Agung Budi Maryoto
Sosok perwira kedua yang bergabung dalam tim khusus adalah Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Agung Budi Maryoto.
Komjen Agung Budi Maryoto menjabat sebagai Irwasum Polri sejak 1 Mei 2020 menggantikan Komjen (Purn) Moechgiyarto.
Jabatan terakhir Komjen Agung Budi Maryoto sebelum menjadi Irwasum adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri pada 2019.
Sejumlah posisi penting pernah dipegang Agung, di antaranya tiga kali menjabat sebagai Kapolda.
Yaitu Kapolda Jawa Barat, Kapolda Sumatera Selatan, dan Kapolda Kalimantan Selatan.
Agung juga pernah menjabat sebagai Kepala Korps Lalu Lintas (KaKorlantas) Polri.
Mengutip dari wikipedia.org, Agung lahir di Cilacap pada 19 Februari 1965 sehingga saat ini, ia berusia 57 tahun.
Ia adalah lulusan Akpol 1987 dan berpengalaman dalam bidang lalu lintas (lantas).
3. Komjen Agus Andrianto
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim), Komjen Agus Andrianto juga masuk dalam tim khusus bentukan Kapolri.
Agus Andrianto lahir di Blora, Jawa Tengah pada 16 Februari 1967 atau saat ini, ia berumur 55 tahun.
Ia merupakan lulusan Akpol 1989 yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Baca juga: Psikolog Bongkar Kondisi Putri Candrawati, Istri Kadiv Propam Sehat Fisik, Tapi?
Agus menjabat sebagai Kabareskrim sejak 18 Februari 2021 menggantikan Listyo Sigit Prabowo yang dipilih menjadi Kapolri.
Sebelumnya, Agus menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri.
Nama Agus mulai dikenal setelah menangani kasus penistaan agama yang menjerat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Kala itu, Agus menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim pada 2016.
Ia sempat masuk di bursa calon Kapolri untuk menggantikan Jenderal Idham Azis.
Pada saat olah TKP di rumah Irjen Ferdy Sambo, Selasa (12/7/2022), Agus ikut hadir bersama Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto
Dikutip dari pemberitaan Tribunnews.com sebelumnya, Agus Andrianto berada di luar garis polisi.
Namun, ia masuk ke dalam rumah Irjen Ferdy Sambo pada Rabu (13/7/2022) dini hari.
Sayangnya, tidak ada keterangan yang disampaikan Agus dan anggotanya ketika berjalan melewati garis polisi dan masuk ke dalam rumah.
4. Komjen Ahmad Dofiri
Jenderal lain yang masuk dalam tim khusus adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Ahmad Dofiri.
Ahmad Dofiri mengemban tugas sebagai Kabaintelkam sejak 31 Oktober 2021 dan menggantikan Komjen (Purn) Paulus Waterpauw.
Ia lahir di Indramayu, Jawa Barat pada 4 Juni 1967 sehingga saat ini umurnya 55 tahun.
Ahmad Dofiri merupakan lulusan terbaik Akpol 1989 sekaligus peraih Adhi Makayasa.
Mantan Kapolda Jawa Barat itu berpengalaman dalam bidang SDM.
Ahmad Dofiri mengawali karier kepolisiannya sebagai Kanit Resintel Polsekta Tangerang Polda Metro Jaya pada 1990.
Ia juga pernah menjabat sebagai Kassubag Jabpamentil Bagian SDM Polri pada 2005.
5. Irjen Wahyu Widada
Nama perwira tinggi terakhir yang masuk dalam tim khusus adalah Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM), Irjen Wahyu Widada.
Wahyu Widada menjadi Asisten Kapolri bidang SDM pada 26 Juli 2021 menggantikan Irjen (Purn) Sutrisno Yudi Hermawan.
Wahyu Widada menjadi satu di antara perwira yang mendampingi Listyo Sigit Prabowo saat uji Kapolri di DPR pada 20 Maret 2021.
Bahkan Wahyu Widada dipercaya sebagai ketua tim naskah makalah visi misi Listyo Sigit Prabowo bersama Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Pasalnya, Wahyu Widada bersahabat dengan Listyo Sigit Prabowo karena teman seangkatan di Akpol 1991.
Di Akpol 1991, Wahyu Widada merupakan lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa.
Pria kelahiran Sleman, 11 September 1969 itu berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Kapolda Aceh sebelum akhirnya dipindah menjadi Asisten Kapolri bidang SDM.
Wahyu Widada rupanya pernah ikut ambil bagian saat Jenderal (Purn) Tito Karnavian menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri pada Juni 2016.
Wahyu Widada yang saat itu berpangkat Kombes ikut serta dalam tim pemikir dan mengaku senang bisa terpilih bersama sejumlah perwira lainnya.
Aktivis: Ferdy Sambo Tak Perlu Dinonaktifkan, Kapolri akan Obyektif Ungkap Kasus Tewasnya Brigadir J
Aktivis Andi Gani Nena Wea mengatakan tidak sepakat dengan adanya usulan penonaktifan Irjen Ferdy Sambo.
Andi Gani Nena Wea berpandangan, Irjen Ferdy Sambo, tak perlu dinonaktifkan.
Menurut Andi Gani, Kapolri Jenderal Listyo Sigit bakal obyektif dalam pengungkapan kasus ini.
"Sebaiknya kita menunggu hasil pemeriksaan Tim Khusus yang dibentuk Kapolri. Kami percaya Kapolri akan mengambil langkah terukur, tegas, dan obyektif," kata Andi Gani di Jakarta, Minggu (17/7/2022).
Seperti diketahui tewasnya Brigadir J usai baku tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menjadi sorotan publik belakangan ini.
Buntut dari insiden baku tembak yang terjadi, saat ini terjadi pro dan kontra soal penonaktifan Irjen Ferdy Sambo.
Andi Gani menilai, desakan nonaktif Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sebaiknya tidak dipaksakan.
Karena saat ini Tim Khusus yang dipimpin Wakapolri sedang bekerja keras menelusuri semua bukti dan fakta hukum.
"Kalau bukti dan fakta hukum sudah ada, saya yakin Kapolri akan mengambil keputusan terbaik," ujarnya.
Andi Gani melihat Kapolri tidak tinggal diam.
Menurutnya, gerak cepat Kapolri untuk membentuk Tim Khusus merupakan respon cepat Kapolri atas kasus penembakan tersebut.
"Dalam hal ini, Kapolri pasti sudah memikirkan langkah dan keputusan terbaik," jelasnya.
Sebelumnya, Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah menegaskan, sampai dengan saat ini belum ada informasi mengenai mutasi atau pergantian posisi jabatan Kadiv Propam Polri.
"Belum ada (info terkait pergantian Kadiv Propam Polri),” ucapnya.
Seperti diketahui, kabar penonaktifan Irjen Ferdy Sambo berhembus usai insiden berdarah yang terjadi di kediamannya, Kompleks Duren Tiga Jakarta Selatan.
Di rumahnya terjadi baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J. Dalam kejadian tersebut Brigadir J dinyatakan meninggal dunia.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menyambut baik usulan penonaktifan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Diberitakan Tribunnews.com, usulan penonaktifan Kadiv Propam mencuat karena dikhawatirkan dapat menimbulkan conflict of interest atau konflik kepentingan hingga mempengaruhi proses olah TKP maupun proses rekonstruksi.
"Ya itu juga alasan yang masuk akal yang saya baca di media dan banyak pesan-pesan yang disampaikan ke saya agar menyampaikan ke Kapolri untuk menonaktifkan dulu Sambo," ucapnya.
Terkait usulan penonaktifan itu, kata Mahfud MD, Kapolri Jenderal Listyo Sigit juga telah mendengarnya.
"Sehingga, saya mempersilakan untuk dipertimbangkan sendiri demi kelancaran pemeriksaan," tuturnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menilai usulan menonaktifkan Irjen Pol Ferdy Sambo tidak relevan.
"Usulan untuk menonaktifkan Ferdy Sambo tidak ada relevansinya menurut saya," kata Sufmi Dasco, Selasa (12/7/2022).
Sufmi Dasco mengatakan, pembentukan tim selain dari Propam Polri untuk mengusut kasus ini bukanlah masalah.
"Bila Kapolri akan membentuk tim lain selain Div Propam untuk mengusut kasus ini silakan saja karena itu kewenangan Kapolri," tegasnya.
Diketahui, peristiwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022).
Dalam insiden baku tembak, Brigadir J meninggal karena tertembak oleh rekan sesama anggota Polri, Bharada E.
Diduga, peristiwa dipicu karena Brigadir J diduga melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri.
Tim Inafis, Labfor hingga Kedokteran Forensik Polri Selidiki Kematian Brigadir J
Tim Inafis, laboratorim forensik (labfor) hingga kedokteran forensik Polri masih bekerja menyelidiki kematian Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Brigadir J diketahui meninggal karena tertembak oleh rekannya sesama polisi, Bharada E, di Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu.
"Inafis bekerja, kemudian labfor tetap bekerja, kemudian dari kedokteran forensik tetap bekerja. Semua tetap bekerja. Termasuk yang proses penyelidikan Bareskrim tetap bekerja," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/7/2022).
Dedi mengatakan, tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga tengah bekerja.
"Pak ketua tim yang akan informasikan kalau sudah updatenya tentunya akan kita sampaikan kepada media. Biar tidak ada spekulasi spekulasi yang terjadi di lapangan," ungkapnya seperti dilansir Tribunnews.com di artikel berjudul Aktivis: Ferdy Sambo Tak Perlu Dinonaktifkan, Kapolri akan Obyektif Ungkap Kasus Tewasnya Brigadir J.
Lebih lanjut, Dedi menyebut, tim akan menyampaikan fakta dan data secara ilmiah.
Sebaliknya, semua pihak diminta bersabar untuk menunggu hasil penyelidikan tim khusus.
"Tim akan menyampaikan fakta-fakta yuridis dan fakta-fakta, data-data yang bisa dibuktikan secara scientific. Minta mungkin bersabar dulu teman-teman biar tim bekerja," jelasnya.
Menurutnya, tim khusus yang bekerja akan diawasi oleh Kompolnas dan Komnas HAM.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.