Berita Balikpapan Terkini
Serikat Pekerja Mathilda Beri Kritik Subholding Pertamina Setelah 2 Tahun Berjalan
Pembentukan Perusahaan Sub Holding Pertamina dianggap tak memberikan dampak yang cukup signifikan meski sudah berjalan dua tahun.
Penulis: Ardiana | Editor: Aris
”Lalu dijual, diprivitasi, di-IPO-kan. Probelmnya pada keuangan. Tapi saya berpendapat berbeda,” ucap Noorsy lagi.
Ia mengakui pernah menggagas pembentukan holding saat menjadi anggota DPR periode 1998-2001. Tapi tidak dalam rangka penilaian pasar.
“Penilaian harga pasar perusahaan tidak penting. Pentingnya adalah penguasaan pasar atas hajat hidup orang banyak. Itu gagasan saya,” tukasnya.
Baca juga: Diaspal dan Dibeton, Kades Tuana Tuha Apresiasi Pemkab Kukar Perbaiki Jalan Pendamaran
Saat itu, ia ingin memisahkan entitas bisnis dengan entitas politik. Dirinya tidak ingin BUMN dijadikan sapi perah.
“Jangan sampai entitas ini diintervensi, masuk politik,” ujarnya.
Hanya saja, saat ini gagasan pembentukan holding itu sudah bergeser. Yakni bertujuan menciptkan nilai pasar perusahaan.
“Saya nggak setuju, saat mencapai market value creation. Motifnya pasti akan IPO, motif modal padahal,” tandasnya.
Baca juga: Pengembangan Kawasan Industri Berteknologi Tinggi di Kendal Tarik Minat Investor
Dia menjelaskan ada dua keunggulan Indonesia terhadap hajat hidup orang banyak yakni keunggulan pada sumber daya tinggi dan pasar captive yakni 220 juta penduduk yang menggiurkan orang luar.
“Dan itu berhasil dilakukan China. China berhasil menciptakan sumber dayanya dalam bentuk ketahanan atas sektor-sektornya tapi sekaligus mempertahankan pasarnya,” pungkasnya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.