Berita Internasional Terkini
Rusia dan Negara-negara BRICS Siapkan Mata Uang Cadangan Internasional, Bakal Saingi Dolar AS
Rusia dan negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) tengah siapkan mata uang cdangan internasional. Bakal saingi dolar AS
Pada bulan ini, Vladimir Putin menjelaskan hubungan bisnis Rusia dengan negara-negara BRICS telah meningkat.
“Kontak antara kalangan bisnis Rusia dan komunitas bisnis negara-negara BRICS telah meningkat,” ungkap Putin.
Presiden Rusia ini mencatat, toko ritel India akan dibuka di Rusia, dan mobil serta perangkat keras China akan diimpor secara teratur.
Baca juga: Tak Ingin Menyerah atas Sanksi Barat, Putin Keras Hati Buat Perjanjian Energi 40 Miliar Dolar AS
Selain Afrika Selatan, Rusia juga akan meningkatkan bantuan asing dan mengirimkan senjata ke negara-negara Afrika Sub-Sahara.
Pada Forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg tahun ini, dalam pidatonya yang berdurasi 70 menit, Putin mengatakan AS telah menguasai sistem keuangan dunia selama bertahun-tahun.
“Tidak ada yang bertahan selamanya. [Orang Amerika] menganggap diri mereka luar biasa.
Dan jika mereka pikir mereka luar biasa, itu berarti semua orang adalah kelas dua,” kata presiden Rusia itu kepada para peserta forum.
Sedangkan dalam pidato dua tahunannya, Putin mengatakan kepada duta besar Rusia bahwa kekuatan ekonomi pihak Barat telah melemah.
“Masalah sosial ekonomi domestik yang semakin parah di negara-negara industri akibat krisis (ekonomi) melemahkan peran dominan yang disebut Barat historis.
Bersiaplah untuk setiap perkembangan situasi, bahkan untuk perkembangan yang paling tidak menguntungkan," kata Putin kepada para duta besar Rusia.
Sementara itu, Bloomberg menerbitkan laporan pada bulan Juni lalu mengenai KTT BRICS dan mencatat Presiden China Xi Jinping menyatakan NATO berupaya memusuhi Federasi Rusia.
Xi juga menyampaikan negara-negara tertentu yang mendukung eksepsionalisme akan goyah karena menderita kerentanan keamanan.
Eksepsionalisme adalah istilah yang merujuk kepada anggapan bahwa suatu negara atau bangsa itu lebih istimewa dan spesial dibanding negara atau bangsa lainnya.
“Politisasi, instrumentalisasi, dan persenjataan ekonomi dunia menggunakan posisi dominan dalam sistem keuangan global untuk menjatuhkan sanksi secara sembarangan hanya akan menyakiti orang lain serta melukai diri sendiri, membuat orang-orang di seluruh dunia menderita.
Mereka yang terobsesi dengan posisi kekuatan, memperluas aliansi militer mereka, dan mencari keamanan mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain hanya akan jatuh ke dalam teka-teki keamanan," ungkap presiden China ini.
Baca juga: Cara Vladimir Putin untuk Hancurkan Dolar AS, Rusia Wajibkan Bayar Gas dengan Rubel, Ini Dampaknya