News

Tak Ingin Menyerah atas Sanksi Barat, Putin Keras Hati Buat Perjanjian Energi 40 Miliar Dolar AS

Atas sanksi Barat, Putin keras hati, tak ingin menyerah hingga memutuskan untuk buat perjanjian energi 40 Miliar dolar AS.

gulfif
Rusia dan Iran. Hubungan Rusia makin erat dengan Iran hingga akan melawan sanksi Barat dengan melakukan perjanjian energi bersama senilai 40 miliar dolar AS. 

TRIBUNKALTIM.CO - Amerika Serikat dan negara Barat telah memberikan sanksi tegasnya pada Rusia akibat invasinya di Ukraina.

Sehingga Amerika Serikat dan negara Barat lainnya telah melakukan pembekuan aset Rusia di luar negeri, membatasi impor minyak Rusia, menghapus beberapa bank besar Rusia dari jaringan kliring pembayaran SWIFT, dan memotong ekspor utama.

Namun tak ingin berpangku tangan dan menyerah atas sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat dan Barat, Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali membuat perjanjian energi sebesar 40 miliar dolar AS.

Baca juga: Hukum Rimba Perang Rusia vs Ukraina, Iran Siap Jadi Kuda Besi Putin, NATO Setia Dampingi Ukraina

Putin melakukan perjanjian energi sebesar 40 miliar dolar AS bersama Iran.

Perjanjian dengan Iran itu dimaksudkan untuk mengembangkan ladang minyak dan gas bumi.

Sebagaimana dilansir dari aljazeera, pada Selasa (19/7/2022), salah satu delegasi Putin bertemu dan menandatangani nota kesepahaman (MoU).

Baca juga: Putin Gigit Jari, AS Luncurkan Bujuk Rayunya pada Cina dan India soal Harga Mati Minyak Rusia

Penandatangan nota kesepahaman itu senilai dengan 40 miliar dolar AS dengan Iran untuk mengembangkan ladang minyak dan gas.

Menurut berita resmi kementerian perminyakan Iran, MoU ditandatangani antara raksasa energi Rusia Gazprom dan Perusahaan Minyak Iran.

Serta mencakup pengembangan ladang gas Kish dan North Pars, serta enam ladang minyak.

Diketahui bahwa Iran memiliki cadangan gas alam terbesar kedua di dunia setelah Rusia.

Oleh karenanya, Rusia berusaha mengejar ketertinggalannya dalam memperluas infrastrukturnya karena sanksi yang menghalangi investasi asing.

Dan berkaitan dengan keberhasilan sanksi Barat dalam memperlemah Putin, salah satu ilmuwan memberikan tanggapannya.

Ilmuwan politik Rusia, Ilya Matveev mengatakan bahwa itu tergantung pada kriteria yang diterapkan.

Sejauh sanksi ini telah menghalangi Putin dari tindakan militer, Ilya mengatakan mereka tidak berhasil.

"Putin sangat bertekad untuk mengobarkan perang ini dan dia (Putin) siap dalam ruang mentalnya untuk konflik yang berkepanjangan,

Sanksi seperti itu tidak bisa mengubah perhitungannya," tuturnya.

(TribunKaltim.co/Hartina Mahardhika)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved