Berita Nasional Terkini
Berita Terbaru! Kasus Subang & Misteri Kematian Brigadir J Dibandingkan, Sikap Yosef & Yoris Disorot
Berita terbaru! kasus Subang dan misteri kematian Brigadir J dibandingkan, sikap Yosef dan Y
TRIBUNKALTIM.CO - Berita terbaru! kasus Subang dan misteri kematian Brigadir J dibandingkan, sikap Yosef dan Yoris disorot.
Sikap Yosef dan Yoris dalam memperjuangkan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau dikenal dengan kasus Subang menjadi sorotan dari salah seorang YouTuber, Fredy Sudaryanto.
Sikap Yosef dan Yoris dalam memperjuangkan kasus Subang dibandingkan dengan pihak keluarga Brigadir J.
Terhitung sudah hampir 1 tahun kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau dikenal dengan kasus Subang tak kunjung terungkap.
Baca juga: Kasus Subang Terbaru! Sindiran Keras Yoris Disorot, Siapa yang Dimaksud Orang Bijak dan Si Bodoh?
Namun, siapa pembunuh ibu dan anak yakni Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang
Fredy Sudaryanto dalam video berjudul "Merekalah yang bisa ungk4p k4sus Subang” yang tayang pada 30 Juli 2022 mengatakan, kasus Subang saat ini sudah mulai sepi dari pemberitaan dan dikahwatirkan akan tenggelam begitu saja.
Yosef dan Yoris, selaku orang terdekat kedua korban menurutnya harus belajar dari kasus kematian Brigadir J untuk memperjuangkan keadilan buat almarhum.
Mengutip Kompas.com, kasus kematian Brigadir J pertama kali diungkap pihak kepolisian pada Senin (11/7/2022).
Menurut polisi, Brigadir J tewas setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E.
Polri juga menyebutkan, peristiwa ini bermula dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo di rumah dinas Ferdy di daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Polisi mengungkap bahwa Brigadir J merupakan personel Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang diperbantukan di Propam sebagai sopir Ferdy Sambo.
Sementara itu, Bharada E adalah anggota Brimob yang diperbantukan sebagai asisten pengawal pribadi Ferdy.
Namun demikian, terdapat sejumlah kejanggalan dalam kasus ini.
Misalnya, CCTV di lokasi kejadian yang disebut seluruhnya rusak.
Lalu, ditemukannya luka tak wajar di tubuh Brigadir J mulai dari luka memar, luka sayat, hingga luka gores di leher seperti bekas jeratan tali.
Baca juga: Kasus Subang Terbaru! Terkuak Ciri Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak, Ada Saksi yang Pantas Dicurigai?
Saat jasad Brigadir J tiba di rumah duka di Jambi, Sabtu (9/7/2022), pihak keluarga bahkan sempat dilarang membuka peti jenazah.
Pihak keluarga Brigadir J pun melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri atas dugaan pembunuhan berencana.
Untuk mengungkap kasus tersebut, Polri telah membentuk tim khusus.
Pada Senin (18/7/2022), Kapolri Jenderal Listyo Sigit menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri.
Dua perwira Polri lainnya juga dinonaktifkan per Rabu (20/7/2022). Keduanya yakni Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.
Perjuangan pihak keluarga Brigadir J telah memperlihatkan hasilnya.
Otopsi ulang terhadap jenasah sudah dilakukan, Komnas HAM dan Kompolnas turun tangan
Ferdy juga berharap hal ini bisa dilakukan di kasus Subang.
Mereka yang dimaksud Fredy yang bisa memperjuangkan kasus Subang adalah orang-orang terdekat korban Tuti dan Amel yakni suami sekaligus ayah korban yakni Yosef, dan anak sekaligus kakak korban yakni Yoris.
Selain itu saudara dekat almarhumah Tuti seperti kakak-kakak korban yakni Wa Lilis, Wa Ida, dan Wa Yetty bisa melakukan hal yang sama.
Apalagi dulu sempat keluar pernyataan dari adik kandung Yosef yakni Mulyana bahwa pihak keluarga korban akan mendatangi Polda Jabar.
Kedatangan mereka dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan nasib pengungkapan kasus Subang.
Baca juga: Kasus Subang Terbaru Hari Ini, Mr X yang Dipecat Yoris Ungkap Sisi Lain Danu: Dia Tidak Selugu Itu
Namun hingga saat ini belum ada kabar apakah rencana itu sudah dilakukan atau belum.
Tetapi menurut Fredy, paling tidak Yosef dan Yoris atau kuasa hukum Yosef, Rohman bisa melakukan hal-hal seperti yang dilakukan keluarga Brigadir J untuk memperjuangkan keadilan bagi korban.
“Sekarang siapa yang harus ikut memperjuangkan agar kasus Subang segera terungkap yakni pihak keluarga korban yang dekat dengan korban yakni Pak Yosef dan A Yoris,” tutur Fredy.
Di kasus Brigadir J, kata Freddy, kegigihan orangtua dan keluarga sangat terlihat nyata.
Keluarga juga menyiapkan pengacara khusus untuk membela korban.
"Kita berharap kepada pak Yosef, juga Yoris, betul-betul orang terdekat, yang bisa mengupayakan agar terungkap kasus ini, terungkap siapa pelaku sebenarnya," katanya.
Caranya, bisa dengan mendatangi Polda Jabar dan menanyakan proggres kasus Subang.
"Menanyakan kesungguhan Polda Jabar, sampai di mana titik terangnya. Apakah ditutup atau bagaimana. Harus orang-orang terdekat, pak Yosef. Masa kita yang harus bergerak. Sudah banyak contoh di luar sana. Sekali lagi, pihak keluarga yang harus bergerak menuntaskan kasus ini," katanya.
Selengkapnya bisa dilihat di dalam video di " target="_blank" rel="noopener">LINK INI
Terkini soal Kasus Brigadir J: Pengakuan Bharada E tentang Baku Tembak hingga Rencana Pemeriksaan Sambo dan Istri
Tiga pekan pascakematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, pengusutan masih terus berjalan.
Insiden baku tembak yang disebut polisi terjadi antara Bharada E dan Brigadir J di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo itu masih menjadi misteri.
Luka memar di tubuh Brigadir J yang disebut pihak keluarga seperti bekas penganiayaan juga masih menjadi teka-teki.
Berikut rangkuman Kompas.com soal perkembangan terkini kasus kematian Brigadir J.
Pengakuan Bharada E
Pada Selasa (26/7/2022), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang turut mengusut kasus ini memeriksa enam dari tujuh ajudan Irjen Ferdy Sambo.
Dari enam orang, Bharada E ikut memenuhi panggilan. Kepada Komnas HAM, Bharada E mengaku terlibat baku tembak dengan Brigadir J pada Jumat (8/7/2022) hingga menewaskan rekan sesama ajudannya itu.
Menurut penuturan Bharada E, dirinya menembak karena merespons tembakan yang lebih dulu dilepaskan Brigadir J.
“Karena situasinya cepat, ini soal reflek. Ini kejadian cepat. (Bharada E) hanya berpikir bagaimana merespons yang dilakukan Brigadir Yosua dan lain sebagainya,” kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam tayangan Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (27/7/2022).
Namun demikian, Beka mengatakan, keterangan itu baru sebatas pengakuan Bharada E.
Soal kesimpulan perkaranya, Komnas HAM masih perlu melakukan pendalaman, salah satunya dengan mengkaji keterangan ajudan Ferdy Sambo lainnya.
“Kami harus mengonfirmasi pengakuan ajudan lain. Masih kami analisa,” ucap Beka. Sambo dan istri akan diperiksa Pemeriksaan Komnas HAM tak berhenti hanya pada enam ajudan Ferdy Sambo.
Dalam waktu dekat, ajudan Sambo lainnya juga akan dimintai keterangan.
Komnas HAM juga akan memeriksa saksi lain yang ada di sekitar lokasi kejadian, termasuk Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi.
Sebagaimana kronologi versi polisi, insiden baku tembak ditengarai karena dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri di rumah dinas Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Irjen Sambo akan diperiksa kalau tahapan-tahapan semua bahan yang kita punya selesai," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan, Rabu (27/7/2022).
"Misalnya, dalam konteks komunikasi terekam komunikasinya kayak apa, dalam konteks keterangan yang lain keterangannya kayak apa," tuturnya.
Komnas HAM menyatakan, pemeriksaan terhadap Sambo dan istri penting untuk mengonfirmasi berbagai keterangan yang telah mereka dapatkan terkait kematian Brigadir J.
Ungkap rekaman CCTV
Selain menggali keterangan dari pihak-pihak terkait, Komnas HAM juga memeriksa rekaman CCTV di detik-detik tewasnya Brigadir J.
Sedikitnya, ada 20 rekaman CCTV yang diperiksa yang memperlihatkan 27 titik area pada hari kematian Brigadir J, 8 Juli 2022.
Merunut rekaman tersebut, Komnas HAM mengonfirmasi keberadaan Sambo, Brigadir J, Bharada E, Putri Chandrawathi, dan beberapa orang lain dalam rombongan di sebuah rumah di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Mereka tiba pada Jumat (8/7/2022) usai perjalanan dari Magelang.
Rekaman CCTV memperlihatkan bahwa Sambo dan rombongan tiba lebih dulu dan masuk ke rumah tersebut, menyusul ketibaan rombongan Brigadir J, Bharada E, termasuk Putri.
"Apa yang paling penting dari video ini? Di area Duren Tiga, video memperlihatkan ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Jadi Irjen Sambo itu masuk duluan," ujar Anam.
"Setelah sekian waktu, terus ada rombongan baru pulang dari Magelang dan di situ terlihat ada Bu Putri, ada Yosua masih hidup sampai di Duren Tiga, terus ada rombongan yang lain yang semuanya dalam kondisi hidup dan sehat tidak kurang dari suatu apa pun," tuturnya.
Anam menerangkan, pihak-pihak yang terlihat dalam rekaman CCTV tampak melakukan tes PCR di rumah itu.
Meski sama-sama berlokasi di Duren Tiga, rumah yang dimaksud bukan rumah dinas Ferdy Sambo yang disebut menjadi lokasi baku tembak.
"Rombongan dari Magelang sampai, terus habis itu yang kelihatan memang masuk lah rombongan-rombongan itu, terus baru lah ke ruang PCR," terang Anam.
"Siapa yang kelihatan di video di-PCR? Semua yang rombongan itu di-PCR, salah satunya adalah almarhum Josua," katanya lagi.
Dari hasil pemeriksaan CCTV, hal penting yang bisa dipastikan Komnas HAM adalah seluruh orang dalam rombongan tersebut masih hidup saat tiba di Duren Tiga.
"Kalau dari Magelang sampai Duren Tiga, salah satu yang paling penting yang kami lihat almarhum Yosua masih hidup," kata Anam.
Namun demikian, pemeriksaan perangkat digital itu belum selesai. Dalam waktu dekat Komnas HAM akan mendalami CCTV di rumah dinas Sambo yang sempat diklaim rusak.
"Kalau rusak misalnya, kenapa rusak, bisa ditarik ataukah tidak, bisa ngerekam atau tidak dan sebagainya, minggu depan itu bagian yang akan kami dalami dengan labfor (laboratorium forensik) dan siber," ujar Anam.
Selain itu, ponsel milik Brigadir J dan ponsel Sambo juga akan diperiksa.
Otopsi ulang
Pada Rabu (27/7/2022), digelar otopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J di kampung halamannya di Jambi.
Otopsi ulang ditangani oleh tim khusus dan sejumlah ahli kedokteran forensik eksternal Polri.
Tim dokter forensik menyatakan, hasil otopsi ulang baru keluar 4-8 minggu mendatang.
Proses otopsi membutuhkan waktu yang lama karena ada bagian luka yang membutuhkan pemeriksaan mikroskopis. Ini untuk menentukan apakah luka terjadi setelah atau sebelum kematian.
Polri pun menyatakan akan mempercepat penyidikan kasus tewasnya Brigadir J setelah otopsi ulang rampung.
"Percepat sidiknya sambil menunggu hasil labfor (laboratorium forensik) dan dokter forensik hasil otopsi kemarin," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (28/7/2022).
Adapun pascaotopsi ulang, jenazah Brigadir J sudah kembali dimakamkan pada Rabu (27/7/2022).
Berbeda dari pemakaman pertamanya, kali ini, pengebumian jenazah Brigadir Yosua dilakukan dengan upacara kedinasan.(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.