Berita Kubar Terkini
Fenomena Puluhan Rumah Tidak Layak Huni di Kutai Barat Masih Minim Bantuan
Pemkab Kutai Barat melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) mulai melakukan pendataan rumah warga yang kurang layak huni
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah Kabupaten Kutai Barat melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) mulai melakukan pendataan rumah warga yang kurang layak huni.
Pendataan tersebut dimulai dari Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu. Dimana permukiman penduduk di Kampung tersebut dinilai masih banyak yang terbilang kurang kayak huni.
Sekretaris Perkimtan Kutai Barat, Sabransyah mengatakan dari hasil survey yang dilakukan, ada dua rumah warga yang sudah ambruk dan seorang penghuninya sudah meninggal dunia.
Selain itu, sebanyak 24 rumah masuk dalam kategori rumah tidak layak huni namun masih tetap ditinggali oleh pemiliknya.
Baca juga: Sinergi dengan Pemprov Kaltim, PKT Salurkan Rumah Layak Huni Senilai Rp 2,07 M bagi Warga Bontang
“Kasihan juga ya kondisinya. Banyak rumah yang sudah tidak layak huni. Kondisi inilah yang nanti akan kami bicarakan diinternal Perkimtan untuk tindak lanjut upaya pemberian bantuan nantinya,” kata Sabriansyah, Minggu (31/7/2022).
Rumah yang tak layak huni tersebut kata dia akan dibicarakan apakah ada penyaluran bantuan pemerintah atau tidak.
" Bantuan berupa bahan bangunan untuk memperbaiki kondisi yang rusak, atau harus dibangunkan kembali di lahan pribadi atau dibangunkan satu bangunan dan dipetak-petak ditempati per kepala keluarga," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Kampung Muara Beloan, Heri Sandi mengatakan pihaknya telah menyampaikan usulan perbaikan rumah tak layak huni sejak tahun 2020 dengan jumlah 24 kepala keluarga (KK).
Baca juga: Data Rumah di Kampung Muara Beloan, Disperkimtan Kubar Sebut Ada 24 Unit Rumah Tak Layak Huni
Saat itu kata dia, proposal disertai dokumentasi per KK dikirimkan ke Perkimtan Kutai Barat dan tim Anggota DPR RI Irwan yang berada di Kecamatan Melak. Namun hingga kini belum ada realisasinya.
"Memang sangat memprihatinkan. Rata-rata warga yang tidak bisa memperbaiki rumahnya karena janda dan tidak mampu. Dan semoga warga kami bisa segera mendapatkan bantuan,"ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan dari 24 KK tersebut, ada 3 penghuninya di RT 4 yang sudah meninggal dunia dan tidak sempat rumahnya mendapatkan bantuan rumah tak layak huni.
Selain itu, ada dua rumah warga juga sudah roboh karena kondisi bangunannya sudah dimakan usia.
Baca juga: Penjelasan Gubernur Kaltim Isran Noor Soal Program 50 Unit Rumah Layak Huni di Kota Balikpapan
"Seorang terpaksa menempati gudang sembako di tempat keluarganya. Seorangnya lagi harus pindah ke bangunan yang juga memprihatinkan," jelasnya.
Memang sangat memprihatinkan. Rata-rata warga yang tidak bisa memperbaiki rumahnya karena janda dan tidak mampu. Dan semoga warga kami bisa segera mendapatkan bantuan,” urainya.
Dia juga menyebutkan Kampung Muara Beloan dihuni oleh 210 Kepala Keluarga (KK) dan 757 jiwa. 95 persen berprofesi sebagai nelayan.
"Untuk memenuhi hidup sehari-hari warga hanya mengandalkan perikanan. Dan panennya tidak kontinyu. Saat belum musim panen ikan, warga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup," sebutnya.
Baca juga: Dinas PU Kaltim Sebut 1.500 Rumah tak Layak Huni Segera Dibedah, Aji Firnanda: Target Akhir Tahun
Diberitakan sebelumnya, puluhan unit rumah warga yang berlokasi di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur kondisinya cukup memperlihatkan.
Selain berbahan dasar kayu yang sudah mulai lapuk dan kondisinya tidak layak huni, rumah-rumah yang mayoritas berada di bantaran anak sungai mahakan itu juga masih tetap ditinggali oleh pemiliknya.
Pemerintah Kampung setempat mengatakan penduduk yang tinggal di Kampung Muara Beloan mayoritas berprofesi sebagai nelayan dengan kondisi perekonomian yang serba terbatas.
Heri Sandi, Sekretaris Kampung Muara Beloan menyebutkan pihaknya telah melaporkan kondisi rumah warga yang tidak layak huni itu kepada pemerintah Kabupaten Kutai Barat.
Baca juga: PKK Kutai Barat Bantu Warga yang Tinggal di Rumah tak Layak Huni
Bahkan pada tahun 2020 lalu, pihak pemerintah Kampung Muara Beloan sudah menyampaikan usulan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni, namun hingga saat ini usulan bantuan tersebut belum juga terealisasi.
"Rata-rata warga yang tidak bisa memperbaiki rumahnya karena janda dan tidak mampu," ucapnya," Minggu (31/7).
Dia mengatakan jumlah penduduk di Kampung Muara Beloan sebanyak 210 Kepala Keluarga (KK) dan 757 jiwa. Para penduduk tersebut kata dia 95 persen mata pencaharian mereka sebagai nelayan.
"Untuk memenuhi hidup sehari-hari warga hanya mengandalkan perikanan, dan panennya tidak kontinyu. Saat belum musim panen ikan, warga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup," sebutnya.
Baca juga: Satgas TMMD Kodim 0905/Balikpapan Perbaiki Rumah Tak Layak Huni di Manggar Baru
Kondisi tersebut kata dia sangat berbanding terbalik dengan tingkat kebutuhan biaya hidup saat ini. Sehingga dia sangat berharap pemerintah dapat memberikan bantuan untuk meringankan beban warga Kampung tersebut.
"Sementara harga sembako terus merangkak naik.Semoga warga kami bisa segera mendapatkan bantuan," harapnya.
Disinggung terkait kegiatan lain yang dapat menunjang kebutuhan sehari-hari selain dari hasil nelayan, Rendi menjelaskan kondisi geografis di Kampung Muara Beloan 85 persen rawa. Sehingga sangat tidak mendukung untuk dilakukan perkembangan sektor perkebunan seperti Kampung-kampung lainnya di Kubar.
“Untuk usaha lain tidak ada potensi. Dari 843 ribu hektare lahan di wilayah Muara Beloan, 85 persen lahan rawa yang kerap terendam banjir hingga 4-5 kali setahun. Sehingga tidak bisa digunakan untuk membuka lahan pertanian. Kawasan lainnya adalah pemukiman, danau dan belasan alur anak sungai,” bebernya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.