Ibu Kota Negara

Rencana Proyek Kereta di IKN Nusantara Kaltim, MTI Soroti Tiga Aspek, Termasuk Konektivitas 3 Kota

Rencana proyek kereta di IKN Nusantara Kaltim, Masyarakat Transportasi Indonesia ( MTI ) menyoroti tiga aspek salah satunya konektivitas tiga kota.

Editor: Amalia Husnul A
Dok Djoko Setijowarno/HO
Ilustrasi maket infrastruktur IKN - rencana kereta gantung di IKN Nusantara. Rencana proyek kereta di IKN Nusantara Kaltim, Masyarakat Transportasi Indonesia ( MTI ) menyoroti tiga aspek salah satunya konektivitas tiga kota. 

Ia memaparkan, kriteria pemilihan koridor kereta gantung harus menghubungkan cluster kantor pemerintahan dengan komersial dan pemukiman.

Baca juga: Bangun Kereta Gantung di IKN Nusantara Tak Sembarangan, Faktor Keselamatan Presiden

Selain itu juga dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, dan terintegrasi dengan moda angkutan lainnya, seperti bus listrik dan kereta api serta terhubung langsung dengan akses menuju ke luar KIPP.

 "Keunggulan kereta gantung adalah berkapasitas tinggi, dapat menampung hingga 5.000 penumpang per jam, dan hemat energi, membutuhkan lahan yang minim," terangnya.

Selain itu juga, membutuhkan biaya investasi, operasional dan perawatan yang rendah atau 50 persen biaya sistem trem dan 10 persen sistem kereta bawah tanah, dapat beroperasi tanpa pengemudi dan ditambah biaya pemeliharaan yang rendah.

"Membutuhkan waktu pembangunan yang singkat, ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan emisi CO2 yang sangat minim, dan berdampak minimal terhadap lansekap kota," tutur Djoko.

Djoko berujar, pembangunan perkeretaapian di Kawasan Ibu Kota Negara dapat ditawarkan pada sejumlah investor dalam maupun luar negeri untuk meminimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah merancang sejumlah jalur kereta api yang akan dibangun di IKN sesuai kebutuhan mobilitas orang dan barang.

Contohnya, alternatif kereta gantung yang dipakai adalah Téléphérique des Capucins.

Ide terkini dengan panjang jalur 4,1 kilometer ini akan dilayani 4 stasiun.

Baca juga: Pemidahan IKN Berkah Bagi Masyarakat Sepaku, Berbagi Sektor Usaha Mulai Dimanfaatkan Warga

Kemudian, durasi perjalanan 12 menit, kecepatan 20 kilometer per jam, dan kapasitas angkutnya sebanyak 2.000 penumpang per jam per arah.

Diperkirakan potensi permintaan perjalanan kereta gantung sebesar 10.112 penumpang per hari atau 3,69 juta penumpang per tahun.

Nilai investasinya mencapai 21 juta dollar AS atau sekitar Rp 315 miliar per kilometer. Sistem aerial ini memiliki kemampuan kapasitas penumpang besar dan kebutuhan stasiun yang sedikit.

Saat ini sudah beroperasi layanan kereta gantung di kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 

Ada pula untuk keperluan mobilitas pekerja di Kota Tembagapura (Kabupaten Mimika, Provinsi Papua) yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia.

Kereta selanjutnya Kereta Api (KA) Trans Kalimantan sepanjang 187,98 kilometer dengan seluruh jaringan berada di atas permukaan tanah (at grade) akan menghubungkan Simpang Tiga Petung (Kabupaten Penajam Paser Utara)-Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (Kota Samarinda) yang dilayani 13 stasiun.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved