Berita Internasional Terkini
Balas Invasi dan Serangan Rusia di Pembangkit Nuklir, Ukraina Berhasil Hancukan 9 Pesawat Tempur
Ukraina berhasil balas invasi dan serangan Rusia dengan menghancurkan 9 pesawat tempur.
TRIBUNKALTIM.CO - Memasuki bulan kelima invasi Rusia di Ukraina, Zelenskky kembali unggul.
Meski sempat mengalami kekalahan dalam menghadapi serangan brutal Rusia, Ukraina berhasil membalas kejahatan Putin.
Ukraina berhasil menghancurkan sembilan pesawat tempur, balas invasi dan serangan Rusia di pembangkit nuklir.
Baca juga: Rusia Kaget Ukraina Mampu Ledakkan Pangkalan Militer di Krimea, Turis Ketakutan
Sebagaimana dilansir dari voanews, Angkatan udara Ukraina mengatakan sembilan pesawat tempur Rusia hancur dalam ledakan besar pada Selasa (9/8/2022) di sebuah pangkalan udara di Krimea.
Dan penembakan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina telah mendorong pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Kamis (11/8/2022).
Dewan Keamanan akan menangani penembakan di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Baca juga: Disebut Ukraina Akan Menang Gegara Dibantu AS, Rusia Enggan Kalah dan Luncurkan Satelit bersama Iran
Ukraina dan Rusia telah menuduh satu sama lain menembaki pembangkit listrik, pembangkit nuklir terbesar di Eropa, dan para pejabat mengkhawatirkan bencana nuklir.
Pengawas energi atom PBB telah membunyikan alarm dan Kelompok Tujuh negara industri terkemuka pada hari Rabu (10/8/2022) mengatakan kepada Rusia untuk mengembalikan pabrik ke Ukraina.
Moskow tidak menunjukkan tanda-tanda memenuhi permintaan itu.
Di Krimea, Ukraina tidak secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di pangkalan udara Saki, bahkan sambil mengejek penolakan Rusia atas serangan.
Moskow mengklaim bahwa amunisi terbakar dan meledak, menewaskan satu orang dan melukai setidaknya 13 lainnya.
Ia membantah ada pesawat yang rusak, tetapi foto-foto satelit menunjukkan setidaknya tujuh jet tempur diledakkan dan lebih banyak lagi yang rusak.
The New York Times dan The Washington Post mengutip pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pasukan Kyiv bertanggung jawab untuk melakukan serangan di pangkalan di pantai barat Krimea tetapi tidak memberikan rincian.
Laporan Times mengatakan sumbernya tidak akan mengungkapkan jenis senjata apa yang menyebabkan ledakan tetapi menambahkan, "Sebuah perangkat yang digunakan secara eksklusif dari pabrik Ukraina."
Seorang penasihat presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych, mengatakan Selasa (9/8/2022) bahwa ledakan itu disebabkan oleh senjata jarak jauh buatan Ukraina atau pekerjaan gerilyawan yang beroperasi di Krimea.