Berita Nasional Terkini

Citayam Fashion Week Mulai Sepi, Pindah ke Sarinah Sampai Monas Perlu Syarat agar Ramai

Menurut Devie, kepopuleran ajang pamer fesyen itu tercipta secara alami, bermula saat seorang konten kreator membuat konten

Editor: Budi Susilo
Tribunnews/JEPRIMA
Remaja asyik nongkrong di SCBD di Citayam Fashion Week. Namun kabarnya terkini, pertengahan Agustus mulai sepi. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Lini media sosial sempat diramaikan dengan gerakan anak-anak remaja di Jakarta dengan tempat Citayam Fashion Week

Mereka para remaja membuat konten, seperti di TikTok kemudian naik, jadi trending. Para remaja ini memuculkan ide Citayam Fashion Week

Kontan saja, banyak masyarakat ikut penasaran dan mencoba terlibat membuat konten dengan mendatangi lokasi tersebut di Dukuh Atas, Jakarta

Sempat ramai, dipadati masyarakat hingga memunculkan tokoh-tokoh artis baru yang memiliki banyak penggemar. Sebut saja ada sosok Bonge, Kurma dan Roy. 

Baca juga: Dicap Sombong, Klarifikasi Bonge Malah Berbeda, Ngaku Drop atau Ketemu Ridwan Kamil

Baca juga: Ridwan Kamil Boyong Bonge ke Situ Rawa Kalong, Momen Jajal Panggung Apung bareng Remaja SCBD

Baca juga: Nasib Kurma yang Viral Bersama Citayam Fashion Week, Sampai Kecapekan Endorse

Namun kabar terkini, fenomena aksi peragaan busana atau "Citayam Fashion Week" di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat tersebut, tak lagi ramai seperti beberapa waktu terakhir.

Menanggapi sepinya aksi pamer fesyen yang sempat viral itu, Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati menyebutkan ada dua faktor menjadi penyebab sepinya kawasan Dukuh Atas belakangan ini.

"Pertama karena sudah ada pelarangan untuk bisa menggunakan fasilitas publik itu untuk memamerkan keunggulan fesyen," ujar Devie saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Kemudian faktor kedua, ketenaran "Citayam Fashion Week" di ranah digital yang sudah tak sepopuler seperti beberapa waktu belakangan ini.

"Namanya dunia digital itu masa viralitas masa ketenaran dan sebagainya itu masanya sangat cepat, sangat fluktuatif karena memang algoritma sosialnya itu cepat," ucap Devie.

"Biasanya popularitas juga sangat singkat karena akan selalu ada konten-konten baru yang menarik yang kemudian menarik perhatian publik lagi," sambung dia.

Baca juga: Terbuka Bila Sarinah Dijadikan Spot Citayam Fashion Week, Erick Thohir: Selama Jangan Dipolitisir

Menurut Devie, kepopuleran ajang pamer fesyen itu tercipta secara alami, bermula saat seorang konten kreator membuat konten dengan mewawancarai mengenai pakaian yang dikenakan remaja yang menongkrong di kawasan Dukuh Atas.

Kemudian hal itu diikuti oleh konten kreator lainnya membuat konten serupa sehingga ketenaran aksi peragaan busana itu semakin terkenal di kalangan masyarakat.

Sehingga para konten kreator tersebut, ujar Devie, memiliki jasa besar dalam mengangkat viralnya "Citayam Fashion Week".

"Tapi karena nature-nya ruang digital itu cepat, ketika sesuatu yang sudah naik maka potensi untuk turun sangat singkat juga," kata Devie.

Meskipun muncul beberapa rencana "Citayam Fashion Week" akan dipindahkan ke Sarinah, Monas hingga ke Kota Tua.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved