Perajin Atap Daun Nipah, Bisnis UKM Paser yang Tak Tergerus Zaman
Atap dari daun Nipah masih banyak dicari berbagai kalangan masyarakat karena memiliki banyak kegunaan.
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Diah Anggraeni
"Satu lembar atap daun nipah hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit. Rata-rata setiap orang bisa mengerjakan 25 hingga 100 lembar bagi yang cepat perharinya," kata Rahma.
Untuk karyawan kata Rahma, ada sebanyak 10 orang, namun jika orderan banyak pekerjanya bisa sampai 15 orang, dengan jumlah karyawan sebanyak itu per harinya dapat memproduksi 10 ribu lembar atap daun nipah.
Upah untuk tiap karyawan dihitung perlembar dengan besaran Rp 500, jika karyawan memproduksi 100 lembar maka upahnya Rp 50 ribu.
"Karyawannya itu dibagi, ada yang nyari daun nipah dan ada yang jahit, dan ini dikerjakan pada siang hari aja, karena kalau malam kendalanya banyak nyamuk, kalau dulu kendalanya lampu tapi sudah ada, sekarang nyamuk lagi kendalanya," paparnya.
Baca juga: Bupati Paser Minta Tim TP2DD Realisasikan Percepatan dalam Pembangunan Digitalisasi Daerah
Untuk penjualan atap daun nipah yang sudah diproduksi, dalam satu bulan biasanya laku hingga 15 ribu lembar.
Pasaran penjualannya pun sudah masuk ke sejumlah desa yang ada di Bumi Daya Taka, bahkan merambah luar daerah.
"Konsumen biasanya ada yang mesan dari Batu Kajang, Lolo, Sangkuriman, Longkali dan Tanah Grogot. Pernah juga ada yang pesan dari luar daerah, tapi itu dulu, sekitar 6.000 lembar. Untuk harga per lembar Rp 2.500," jelasnya.
Untuk saat ini, kebanyakan yang mengorder dari wilayah Sangkuriman, Pasir Belengkong untuk digunakan sebagai kandang ayam termasuk dari daerah Jone.
"Kemarin juga, ada pesanan dari perusahaan besar yang ada di Paser ini sekitar 5.000 atap," tutupnya.
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.