Virus Corona

Siapkan Balasan Mematikan! Adik Kim Jong Un Akan Balas Korea Selatan Terkait Penyebaran Virus Corona

Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyalahkan wabah virus Corona atau covid-19 gara-gara Korea Selatan.

Editor: Doan Pardede
AP Photo/Ahn Young-joon
Adik sekaligus penasihat Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, sampai di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, pada 9 Februari 2018. Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyalahkan wabah virus Corona atau covid-19 gara-gara Korea Selatan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyalahkan wabah virus Corona atau covid-19 gara-gara Korea Selatan.

Kim Yo Jong memastikan, Korea Utara akan memberikan pembalasan pada pertemuan di Pyongyang.

Bahkan, Kim Yo Jong menyebut pembalasan tersebut akan sangat memtikan. 

“Yang penting adalah fakta bahwa boneka Korea Selatan masih menyodorkan selebaran dan benda-benda kotor ke wilayah kita. Pelaku utama yang secara serius melanggar keselamatan rakyat kita menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan kecemasan bagi jutaan orang tua di negara kita, yang harus menanggung semua kesulitan untuk melindungi kehidupan anak-anak mereka yang berharga, adalah orang Korea Selatan yang tercela”kata Kim Yo Jong dilansir dari tayangan APTN dan KRT.

Baca juga: Jakarta Mencolok saat 5 Provinsi Lain Sudah Nol, Update Kasus Virus Corona Indonesia Hari Ini

Selama pertemuan itu, Kim Yo Jong mengulangi klaim i krisis virus negara itu adalah rencana dari Korea Selatan untuk meningkatkan konfrontasi.

"Boneka (Korea Selatan) masih menyodorkan selebaran dan benda-benda kotor ke wilayah kita. Kita harus melawannya dengan keras," katanya sepert dilansir Kompas TV.

"Kami telah mempertimbangkan berbagai rencana tindakan balasan, tetapi tindakan balasan kami pasti merupakan tindakan pembalasan yang mematikan."tegas Kim Yo Jong.

Sorotan pidatonya di media pemerintah mencerminkan statusnya yang meningkat dan dapat ditujukan untuk menekankan ancaman yang dikomunikasikan ke Selatan.

Hanya perlu waktu 3 bulan atas virus Corona

Korea Utara mengeklaim telah sukses menangani virus Corona atau Covid-19.

Korea Utara mengeklaim telah berhasil menangani Covid-19 setelah untuk pertama kalinya mencatat nol kasus setelah merebaknya wabah tersebut pada pertengahan Mei lalu.

Seperti diungkapkan oleh kantor berita Korea Utara, KCNA, pada awal bulan ini, negara itu sudah berada pada jalur yang tepat untuk meredakan krisis virus Corona pertamanya.

Bahkan hal itu terjadi ketika tetangganya, Korea Selatan, mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19 yang dipicu varian Omicron.

Baca juga: Terjawab Sudah Asal Virus Corona dan Apa yang Sebenarnya Terjadi di Dunia? Begini Temuan Peneliti

Dikutip dari Mirror, KCNA mengungkapkan 99,99 persen dari 4,7 juta pasien demam sejak April lalu telah pulih sepenuhnya.

Namun, karena kurangnya tes, KCNA belum merilis angka kasus positif Covid-19.

Meski begitu, para ahli penyakit menular meragukan klaim Korea Utara tersebut.

Bulan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meyakini situasi Covid-19 di Korea Utara semakin buruk, bukan lebih baik, di tengah ketiadaan data independen.

KCNA mengatakan pasukan perawatan kesehatan telah bergerak cepat dalam siaga tinggi dan upaya untuk mendeteksi dan membasmi epidemi, sampai pasien terakhir pulih sepenuhnya.

Mereka mengungkapkan 204 pasien demam sedang dalam perawatan pada Jumat (29/7/2022).

Menurut analis Korea Utara, seperti dilansir Kompas.com, deklarasi kemenangan Pyongyang melawan Covid-19, berkemungkinan akan membuka pintu bagi pemulihan perdagangan yang lama terhambat karena pandemi.

Volume perdagangan di Korea Utara anjlok 17,3 persen tahun lalu di tengah penutupan perbatasan yang ketat.

Korea Utara pada awal tahun ini dilaporkan memulai kembali operasi kereta barang dengan China.

Tetapi mereka menangguhkannya lagi pada April karena meningkatnya kekhawatiran penyebaran virus Corona.

Setelah menegaskan berhasil menahan masuknya virus Corona ke Korea Utara sejak awal pandemi, negara tertutup itu akhirnya mengungkapkan tengah mengalami wabah Covid-19 pada Mei lalu.

Rezim Kim Jong-un tersebut pun menyalahkan benda asing yang ditiup angin serta balon udara dari Korea Selatan sebagai penyebab wabah Covid-19 di Korea Utara.

Cara Unik Korea Utara Atasi Covid-19, Cukup Minum Teh dan Obat Tradisional

Belum lama ini, Kim Jong Un melakukan inspeksi di apotek yang ada di Korea Utara terkait meningkatnya wabah Virus Corona atau Covid-19.

Baca juga: Update Virus Corona Indonesia Terbaru, Kasus Baru Turun Tapi Jumlah Pasien Meninggal Bertambah Lagi

Dengan mengenakan masker, Kim Jong Un menyesali pengiriman obat yang lambat.

Secara terpisah, pemimpin Korea Utara telah mengkarantina ratusan ribu pasien yang diduga terinfeksi Covid-19.

Mendesak orang-orang dengan gejala ringan untuk minum teh daun willow atau honeysuckle.

Namun di sisi lain, beberapa pengamat luar khawatir wabah itu mungkin menjadi jauh lebih buruk, dengan banyak populasi miskin yang tidak divaksinasi.

Warga Korea pun dibiarkan tanpa perawatan rumah sakit yang cukup dan hanya berjuang untuk membeli obat-obatan tradisional.

Sejak minggu lalu, Korea Utara telah mengakui apa yang disebutnya sebagai wabah Covid-19.

Korea Utara telah berjuang untuk menangani lonjakan kasus Covid-19.

Seperti dilansir VOA, sebelumnya Korea Utara juga telah mengklaim bahwa negaranya bisa menangani lonjakan kasus Covid-19.

Salah satu langkahnya yaitu dengan menerapkan isolasi pada warga yang dicurigai terinfeksi Covid-19.

Mungkin hanya itu yang benar-benar dapat dilakukan.

Hal itu disebabkan karena kekurangan vaksin, obat antivirus, unit perawatan intensif, dan aset medis lainnya yang belum mumpuni.

Awal pekan ini, Korea Utara mengatakan total beban kasus Covid-19 mencapai 168 meskipun kasus demam meningkat. 

Banyak pakar asing meragukan angka tersebut dan percaya skala wabah tidak dilaporkan untuk mencegah kerusuhan publik yang dapat melukai kepemimpinan Kim Jong Un.

Sebelumnya, media pemerintah mengatakan bahwa satu juta pekerja publik telah dikerahkan untuk mengidentifikasi pasien yang dicurigai terinfeksi Covid-19. 

Kim Jong Un juga memerintahkan angkatan darat untuk melakukan pengiriman obat-obatan ke apotek.

Tidak hanya sampai di situ saja, Korea Utara juga menerapkan langkah lain untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 dengan memanfaatkan media seperti surat kabar, TV dan radio untuk memberikan tips tentang cara menangani Virus Corona kepada warga.

Melalui media tersebut, pemerintah Korea Utara menjelaskan obat apa saja yang bisa dikonsumsi warga yang terinfeksi Covid-19, termasuk pengobatan rumahan seperti teh madu.

Warga yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan dapat menyeduh empat hingga lima gram daun willow atau honeysuckle dalam air panas dan meminumnya tiga kali sehari. 

Fakta-fakta Wabah Virus Corona Melanda Korea Utara

Wabah Covid-19 varian Omicron menyebar secara eksplosif di Korea Utara, ini lima hal yang perlu diketahui.

Selama lebih dari dua tahun, Korea Utara mengklaim bahwa covid belum menembus negaranya.

Namun minggu lalu, Korea Utara menyatakan lonjakan kasus covid sedang terjadi.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengakui wabah varian Omicron menyebar secara eksplosif.

Dilansir Associated Press pada  Rabu (18/05/22) negara itu telah melaporkan 62 kematian dan lebih dari 1,7 juta kasus demam.

Dari jumlah tersebut, lebih dari satu juta orang telah pulih dan hampir 700.000 masih melakukan isolasi.

Sampai saat ini, Korea Utara belum menerima bantuan vaksin dan obat-obatan dari Negara lain.

Tidak cukup sampai disitu saja, ada beberapa info terkait penanganan Korea Utara dalam mengatasi lonjakan kasus covid.

Dilansir 7news, mari kita simak lima info yang mesti ditahu tentang Korea Utara terkait hubungannya dengan wabah covid.

1.  Seberapa parah wabahnya?

Sulit untuk mengetahui tingkat sebenarnya dari wabah itu.

karena Korea Utara tidak memiliki kapasitas pengujian untuk mengkonfirmasi sebagian besar infeksi.

Angka sebenarnya mungkin juga lebih tinggi karena kasus tanpa gejala tidak terdeteksi atau pejabat ingin meminimalkan kerusakan pada citra Kim.

Staf mendisinfeksi stasiun kereta Pyongyang selama kampanye Korea Utara melawan Covid. Sekarang telah melaporkan total 2,2 juta orang dengan demam, kata media pemerintah
Staf mendisinfeksi stasiun kereta Pyongyang selama kampanye Korea Utara melawan Covid. Sekarang telah melaporkan total 2,2 juta orang dengan demam, kata media pemerintah (theguardian)

Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan pada hari Selasa (17/05/22) bahwa Korea Utara belum menanggapi permintaan untuk lebih banyak data tentang wabahnya.

“WHO sangat prihatin dengan risiko penyebaran covid lebih lanjut di negara Korea Utara, terutama karena penduduknya tidak divaksinasi, menempatkan warga Korea Utara pada risiko penyakit yang lebih parah dan kematian,” kata Tedros dikutip dalam berita 7news.

Para pejabat juga mencatat bahwa penyebaran virus yang tidak terkendali di Korea Utara atau di tempat lain dapat menyebabkan munculnya varian baru.

2.  Apakah benar-benar tidak ada wabah sampai sekarang?

Sebelumnya Korea Utara mengklaim bahwa di negaranya tidak ada kasus covid sama sekali.

Namun, para ahli mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi.

Sejak awal pandemi, Korea Utara telah melakukan lockdown yang super ketat dan hampir semua perdagangan dihentikan.

Namun, pada bulan April Pemerintah Korea Utara mengadakan beberapa acara berskala besar termasuk parade militer yang melibatkan sekitar 20.000 orang dan merayakan peringatan 90 tahun tentara negara tersebut.

Sejak saat itulah, pemerintah menganggap bahwa beberapa acara berskala besar yang menyebabkan adanya kasus covid.

3.  Apa artinya ini bagi Kim?

Menurut salah satu konsultan senior Christopher Green untuk International Crisis Group, wabah covid ini tidak mungkin mengancam pemerintahan Kim tetapi menimbulkan risiko.
 
 "Ada cukup banyak frustrasi yang terjadi di Pyongyang, jadi jika warga Pyongyang itu marah atau frustrasi tentang situasi mereka.Mmaka itu selalu menjadi risiko bagi Kim," kata Green.

4.  Akankah Korea Utara menerima bantuan?

Selama pandemi, Korea Utara telah menolak tawaran bantuan dari kelompok internasional, serta masing-masing negara seperti China, Rusia, dan Korea Selatan.

Kepala program kedaruratan WHO Dr Michael Ryan mengatakan pada hari Selasa (17/05/22) bahwa organisasi itu siap membantu Korea Utara dan Eritrea, satu-satunya negara lain yang belum mulai memvaksinasi penduduknya.

Korea Selatan sebagai Negara tetangga juga menawarkan bantuan kepada Korea Utara.

Namun, Ibukota Korea Utara, Pyongyang sejauh ini tidak menanggapi tawaran bantuan dari Presiden konservatif baru Korea Selatan, Yoon Suk-yeol.

5.  Apa arti wabah bagi pengujian senjata Korea Utara?

Sebelumnya, Korea Utara telah meluncurkan senjata dan telah melakukan uji coba pertama rudal balistik antarbenua sejak 2017.

Dan pada hari yang sama saat mengumumkan wabah virus, Korea Utara telah meluncurkan tiga rudal balistik jarak pendek dalam uji coba putaran ke-16 tahun ini.

Namun, menurut salah satu konsultan senior Christopher Green untuk International Crisis  Group, wabah covid ini adalah peristiwa "angsa hitam" yang dapat mengubah perhitungan Kim, Green memperingatkan.

Tes senjata melibatkan pertemuan orang dalam jumlah besar dan demi memperlambat penularan virus, Kim dapat memilih untuk menunda peluncuran senjata lebih lanjut sampai kasus mereda. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved