Berita Internasional Terkini

Di Saat Amerika Longgarkan Sanksi untuk Rusia, Vladimir Putin Sebut Ukraina Bangkrut Akibat Perang

Amerika Serikat mulai melonggarkan sanksi untuk Rusia, di saat itulah Ukraina bangkrut akibat perang.

Genya SAVILOV / AFP
Seorang warga mendorong kereta diikuti oleh anjing-anjingnya di depan sebuah bangunan tempat tinggal yang hancur di kota Borodyanka pada 15 Agustus 2022, di tengah invasi militer Rusia ke Ukraina. Kini, Amerika Serikat telah melonggarkan sanksi untuk Rusia, di saat itulah Ukraina dikabarkan bangkrut. (Genya SAVILOV / AFP) 

TRIBUNKALTIM.CO - Amerika Serikat jadi negara yang paling getol memberikan sanksi kepada Rusia akibat perang dengan Ukraina, kini Negeri Paman Sam itu mulai melunak dan melonggarkan sanksi.

Sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat kepada Rusia akibat perang di Ukraina ternyata berimbas kepada AS sendiri, hal inilah yang membuat Joe Biden mulai melonggarkan sanksi kepada negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.

Di saat Amerika Serikat mulai melonggarkan sanksi, Rusia justru menyebut Ukraina telah bangkrut akibat perang yang tak kunjung usai.

Kendati sanksi telah dilonggarkan oleh Amerika Serikat, tak membuat Rusia menghentikan perang dengan Ukraina.

Rusia menilai Ukraina lah yang mampu menghentikan jalannya perang.

Roket Rusia yang diluncurkan ke Ukraina dari wilayah Belgorod Rusia terlihat saat fajar di Kharkiv, Ukraina, 15 Agustus 2022.
Roket Rusia yang diluncurkan ke Ukraina dari wilayah Belgorod Rusia terlihat saat fajar di Kharkiv, Ukraina, 15 Agustus 2022. (voanews)

Terkait dengan kelonggaran sanksi dari Amerika Serikat untuk Rusia, beberapa bank besar di bursa Wall Street mulai memfasilitasi perdagangan surat utang atau obligasi Rusia, Senin (15/8/2022).

Presiden AS Joe Biden mulai melunak setelah bank – bank asal Amerika dan Eropa mengajukan protes atas rilisnya larangan pembelian sekuritas Rusia, hingga mereka nekat keluar dari bursa saham Wall Street.

Ancaman inilah yang membuat AS mengizinkan bank – bank di Wall Street untuk memperdagangkan obligasi Rusia.

Baca juga: Belum Usai Konflik di Ukraina, Rusia Akan Memulai Perang Horor Terbaru dan Bersiap Invasi di Eropa

Baca juga: Tak Hanya Hancurkan Ukraina, Rusia Serang Tentara Jerman dan Polandia Gegara Bantu Pasukan Zelenskyy

Sebelum Biden menyetujui aturan ini, Departemen Keuangan AS awalnya mengeluarkan larangan agar bank besar di Wall Street tidak dapat memfasilitasi perdagangan surat utang Rusia, sebagai bentuk sanksi atas invasi yang dilakukan Vladimir Putin kepada Ukraina.

Namun, setelah larangan tersebut dirilis sebagian besar bank AS dan Eropa terancam mengalami pembengkakan kerugian, lantaran para investor mulai meninggalkan aset yang tak bisa ditransaksikan.

Kekhawatiran inilah yang membuat para perbankan memutuskan untuk tidak lagi patuh terhadap perintah yang diterbitkan Departemen Keuangan AS, dengan kompak keluar dari pasar Wall Street.

Walau Joe Biden sudah mengizinkan perdagangan obligasi Rusia, tetapi para bank – bank tersebut masih tidak diperbolehkan untuk membuka akses perdagangan bagi investor baru.

Reuters mencatat usai obligasi Rusia mulai diperdagangkan sejumlah perbankan kini mulai kembali ke pasar Wall Street diantaranya bank JPMorgan Chase & Co (JPM.N) , Bank of America Corp (BAC.N) , Citigroup Inc (CN) , Deutsche Bank AG (DBKGn.DE) , dan Barclays Plc (BARC.L ).

"Kami mulai sekarang akan memfasilitasi divestasi obligasi pemerintah Rusia dan obligasi korporasi tertentu." jelas Bank of America usai Biden mengizinkan penjualan obligasi Rusia.

Belum diketahui siapa saja yang telah membeli obligasi Rusia usai Biden memberikan izin tersebut, namun seorang juru bicara bank Jefferies Financial Group Inc mengaku bahwa pihaknya saat ini tengah menyusul perbankan lainnya untuk memfasilitasi kebutuhan klien dalam menavigasi perdagangan obligasi atau surat utang dari Rusia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved