Berita Balikpapan Terkini
Dulu Hanya Angan, Polwan Polda Kaltim Ini Pernah Bertugas di Misi Perdamaian di Afrika Tengah
Polwan ditugaskan untuk menjalankan misi penjaga perdamaian lintas negara. Sebagai contoh, salah satu polisi wanita yang bertugas di Polda Kaltim
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Bukan hal yang aneh bagi polisi wanita atau Polwan menghiasi beranda media sosial hingga layar kaca.
Biasanya, polisi wanita identik dengan tugas Polantas.
Meski begitu, beberapa Polwan ditugaskan untuk menjalankan misi penjaga perdamaian lintas negara. Sebagai contoh, salah satu polisi wanita yang bertugas di Polda Kaltim.
Novie, demikian ia disapa.
Wanita berpangkat Brigadir ini memulai karirnya sebagai anggota Polri pada tahun 2010.
Saat itu, ia merupakan lulusan SMA dan memang memutuskan untuk menjadi anggota Polri. Sudah cita-cita, katanya.
"Alasan saya pertamakali masuk polwan ya dulu ngelihat polisi di jalan itu keren. Kan pertama meyukai dulu, baru saya masuk," ujar Novie memulai ceritanya.
Baca juga: Peringati HUT ke-74, Polwan dan Bhayangkari Polda Kaltim Gelar Aksi Donor Darah
Baca juga: Sambut HUT ke-74 Polwan, Polwan Polda Kaltim Gelar Futsal Persahabatan Melawan Prajurit TNI Wanita
Baca juga: Unggah Foto Lama, AKP Rita Yuliana Jadi Perhatian, Kutipan Polwan Cantik Ini Langsung Disoroti
Ia mengenang, kali pertama bertugas itu di Satuan Sabhara.
"Kemudian pindah ke Ditpamobvit, saya protokol di bandara 3 tahun. Terus di Ditlantas 3 tahun," kenang Novie.
Pada mulanya, dia tak memahami bahwa dalam tubuh Polri, memiliki banyak divisi. Kemudian ia menyadari, begitu banyak pengalaman yang bisa digali sebagai anggota Polri.
Mulai dari berdinas di luar kota bahkan hingga ke luar negeri. Hal tersebut ia ketahui saat seniornya bertugas di Haiti, Amerika Tengah.
"Nah dari pengetahuan seperti itu, akhirnya saya ingin masuk lah, join di dinas di luar negeri juga," ujar Novie.
Dan saat ia dipercaya untuk dinas di luar negeri, dirinya kembali mengetahui hal baru lagi. Bahwa bertugas di luar negeri, bukan lagi sebagai Polri, melainkan di bawah naungan PBB.
"Tahun 2018, senior saya di Haiti, Amerika Tengah. Kemudian saya pas tes, saya dapatnya di Sudan, Afrika Tengah," ingat Novie.
Waktu itu, kata Novie, angkatanya merupakan angkatan pertama yang menerjunkan Polwan. Adapun dari seluruh Indonesia, sedikitnya ada 15 Polwan yang terjun ke Sudan.
Disamping itu, dia juga satu tim dengan polwan asal negeri lain. Seperti Tionghoa, Tanzania, Mesir, Yordan, dan daerah Timur Tengah.
Pada Tribun Kaltim, Novie sendiri mengaku tak minder sedikit pun. Misal kendala bahasa, bagi Novie, memang suatu problematik tersendiri.
Namun dia beruntung, tetap bisa bertugas maksimal tanpa harus banyak interaksi.
"Dari masyarakat disana tidak ada komunikasi sama sekali, karena kalau lagi patroli tidak boleh banyak komunikasi kecuali dengan yang betul-betul dilindungi misalnya pegawai rumah sakit," jelas Novie.
Hanya saja, dirinya merasakan gejolak takut saat harus bertugas di wilayah konflik dengan tingkat separatis yang cukup tinggi.
"Di daerah yang separatisnya tinggi, untuk tingkat ancamannya juga tinggi. Daerah konflik lah. Awal-awalnya takut, ke toilet aja kita harus bawa senjata," ujar wanita kelahiran Balikpapan ini.
Dengan bertugas kesana, kata Novie, membuatnya merasa bersyukur menjadi warga negara Indonesia. Betapa tidak, hidup di daerah rawan konflik, membuatnya jadi serba waspada.
Sekalipun hanya demi mengambil air perlu pengawalan.
Baca juga: Profil Dwivasari Putri, Pembawa Baki Bendera saat Upacara HUT RI di Kubar, Ingin Jadi Polwan
"Lebih bersyukur aja sih. Dengan dapat pengalaman seperti ini diluar sana, dibalik misi perdamaian ya ada sosialnya kita juga bagi-bagi buku," kenang Novie.
Segala kendala bisa dia atasi dengan baik. Dia tegas dengan dirinya sendiri, di lokasi sana, dirinya datang sebagai prajurit. Bukan pelancong.
Baginya, itu motivasi terbaik ketika bertugas di daerah rawan konflik. Setidaknya agar bisa meredam stres lantaran menahan rindu dengan orangtua dan teman di Indonesia.
Memori bertugas di Afrika Tengah terasa masih segar bagi Novie.
Seperti mengenakan kostum khusus yang bobot totalnya mencapai 10 kilogram, hingga jenis-jenis senjata.
Penugasan itu, kata dia, akan terus berlanjut ke tiap angkatan berikutnya. Dan dalam waktu dekat, akan ada personel Polda Kaltim yang akan diterbangkan kembali ke Afrika Tengah.
"Pesan saya untuk polwan terutama adik-adik polwan saya, jangan pernah puas dengan apa yang kamu dapat. Tetap berprestasi, sebagai srikandi tetap harus berprestasi," tandanya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel