Ibu Kota Negara
Jalan Lingkar Sepaku IKN Nusantara Dibangun, Rata-rata Progres Fisik Capai 77 Persen
Pemindahan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur dinilai serius, saat ini saja sudah dilakukan pembangunan infrastruktur dasar.
TRIBUNKALTIM.CO, SEPAKU - Pemindahan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur dinilai serius, saat ini saja sudah dilakukan pembangunan infrastruktur dasar.
Seperti halnya pembangunan jalan lingkar Sepaku.
Daerah Sepaku sendiri adalah kecamatan yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Lokasi Sepaku merupakan kawasan IKN Nusanatara atau area Ibu Kota Negara Indonesia menggantikan Kota Jakarta.
Baca juga: Langsung Kerja di Proyek IKN Nusantara, 34 Ribu Tenaga Kerja Sudah Tersertifikasi
Baca juga: Jajaki Pembangunan Kereta Gantung IKN Nusantara, Menhub dan Bappenas ke Austria
Baca juga: Bukti Serius Pindahkan Ibu Kota dari Jakarta, Jokowi ke IKN Nusantara Lagi September
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jendral Bina Marga terus membangun proyek jalan lingkar Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Hal itu dijelaskan melalui Twitter resmi IKN Nusantara, @ikn_id pada 2 September 2022.
Jalan ini merupakan jalan nasional yang akan menjadi akses utama menuju Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.
Saat ini pembangunan jalan lingkar Sepaku segmen satu hingga segemen tiga hampir selesai dibangun dengan rata-rata progres fisik mencapai 77 persen.
Baca juga: Beri Semangat Pemindahan IKN, Presiden Jokowi Tiap Tiga Bulan Kunjungi Ibu Kota Negara
Kepala Balai Besar Pelaksaan Jalan Nasional Kalimantan Timur, Junaidi mengatakan bahwa segemen 4 juga sudah selesai tender dan dapat segera dibangun.
Tender proyek untuk pembangunan jalan lingkar Sepaku segmen 4 telah dibuka dengan nilai pagu paket senilai Rp 193,47 miliar dan persiapan kontrak," kata Junaidi.
Minim Potensi Bencana
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah berjalan.
Pasti pemerintah Pusat memiliki peretimbangan memilih Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) di Provinsi Kaltim untuk dijadikan kawasan IKN Nusantara.
Selain pertimbangan fisik lokasi, pertimbangan potensi-potensi kejadian bencana alam juga pasti turut dipertimbangkan dalam penetapan lokasi Ibu Kota Negara baru.
Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Republik Indonesia menyebutkan bahwa kawasan IKN Nusantara minim mitigasi bencana alam.
Baca juga: Ibu Kota Indonesia Pindah ke IKN Nusantara, Walikota LA: Jakarta Mirip Los Angeles
Hal itu diungkapkan Kepala BMKG RI Prof Dwikorita Karnawati saat menemui Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor di Kantor Gubernur Kaltim.
Dwikorita sendiri juga sempat menyinggung terkait mitigasi bencana di Benua Etam yang sangat minim, salah satunya tidak rawan gempa.
Dwikorita Karnawati menyampaikan, pihaknya akan selalu siap dalam memberi inforamasi ke pihak Pemprov Kaltim setiap pekan sebelum kejadian cuaca esktrim.
"Sebagai informasi untuk tahun ini, pada umumnya, cuaca di Kaltim curah hujan normal. Bahkan, Benua Etam bukan lokasi rawan gempa. Wajar jika ditetapkan sebagai Ibu Kota Nusantara. Jika, ada kondisinya sangat kecil gelombang yang terjadi," ungkap Dwikorita Karnawati.
Menanggapi itu, Gubernur Kaltim Isran Noor berterimakasih kepada BMKG RI yang selama ini selalu mengirim pesan tentang informasi terkait cuaca.
Malah, Pemerintah Provinsi Kaltim sangat terbantu dengan adanya informasi yang disampaikan BMKG.
Pasalnya, Pemprov Kaltim dituntut selalu siap siaga terlebih terkait kebencanaan dan memberi informasi kepada masyarakat untuk ikut waspada ketika akan adanya cuaca ekstrim melanda.
Gubernur Isran Noor mengakui bahwa cuaca di Benua Etam memang tidak se-ekstrim di daerah lain.
Meski begitu, terdapat dampak cukup besar jika terjadi curah hujan yang terlalu lama, seperti longsor dan banjir di Kaltim.
"Pemprov Kaltim sangat berterima kasih, ketika informasi selalu kami terima. Pertemuan juga semoga dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi Pemprov Kaltim dengan BMKG semakin baik lagi," harap Isran Noor.
Untuk diketahui, lokasi Ibu Kota Negara (IKN) di Kecamatan Sepaku dengan terdiri dari 11 desa dan 4 Kelurahan dari data resmi BPS Kabupaten Penajam Paser Utara.
Semua wilayah minim bencana seperti yang dikatakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Republik Indonesia tidak berada pada posisi rawan gempa.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yudha Pranoto.

Sebagian besar wilayah di Kaltim, relatif memang sangat minim dalam hal kebencanaan. Meski begitu, bukan berarti tidak ada ancaman pada bencana lainnya.
BPBD Kaltim mengungkap, dari peta mitigasi bencana terdapat ancaman banjir serta longsor.
"Mitigasi bencana paling berpotensi, seperti longsor dan banjir. Pada intinya, Kaltim relatif aman terkendali," tukasnya, Selasa (19/7/2022).
Terkait IKN, yang nanti menjadi perhatian pihaknya, Kaltim akan jadi pusat pembangunan IKN, yang mana otomatis akan berdampak pada perubahan iklim, akan terjadi perluasan pembangunan menggeser hutan.
"Otomatis mengubah suasana dan luasan hutan. Kami khawatirkan jika pembangunan membabi buta tidak memperhatikan lingkungan, maka akan terjadi bencana di Kaltim," sambungnya.
Untuk itu, pada bulan penanggulangan bencana, BNPB RI juga telah menyarankan pemerintah pusat dan daerah terkait hal tersebut.
Tentunya, hal ini juga menjadi atensi semua pihak agar pembangunan IKN memperhatikan aspek lingkungan dan dampak pada sisi kebencanaan.
"Mengingatkan tentang kebencanaan di Kaltim dalam menghadapi perubahan struktur hutan," tukas Yudha Pranoto. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.