Berita Nasional Terkini
Anies Baswedan Sebut Senang Bisa Membantu KPK, Mantan Wakil Ketua KPK Bela Gubernur DKI Jakarta
Usai memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku senang bisa ikut membantu lembaga anti rasuah
TRIBUNKALTIM.CO - Usai memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku senang bisa ikut membantu lembaga anti rasuah itu.
Anies Baswedan diperiksa selama 11 jam di Gedung KPK, kemarin Rabu (7/9/2022).
Anies Baswedan juga dibela oleh mantan Wakil Ketua KPK, Bambang WIdjojanto.
Bambang Widjojanto menyebut terdapat kesan pemaksaan dalam pemeriksaan terkait Formula E.
Seperti diketahui Anies Baswedan memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan terkait Formula E.
Baca juga: Pemeriksaan Anies Baswedan oleh KPK Diduga Dipaksakan, Rocky Gerung: Urutan Waktunya Sangat Politis
Baca juga: Partai NasDem Kemungkinan Deklarasi Anies Baswedan Sebagai Capres 10 November 2022
Mengenakan kemeja dinas putih, celana biru, Anies berjalan di teras Gedung KPK sembari menenteng sebuah map pada pukul 09.25 WIB, Rabu (7/9/2022).
Dengan senyum yang khas, tangan melambai dan sesekali memberikan jempol, ia menghampiri awak media.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan pemanggilan terhadap Anies dalam rangka melakukan penyelidikan terkait Formula E.
Sebagai informasi, dalam tahap penyelidikan aparat penegak hukum belum menetapkan tersangka.
“Diundang atau dimintai keterangan di tingkat penyelidikan itu aja kan,” kata Alex, seperti dilansir dari Kompas.com.
11 Jam Diperiksa
Setelah diperiksa selama 11 jam, Anies turun dari ruang penyelidik di lantai dua.
Ia kemudian menemui puluhan awak media yang telah menunggunya dari pagi.
Masih dengan senyum yang khas namun suara agak serak, Anies mengaku senang bisa membantu KPK membuat Formula E menjadi jelas.
Ia lantas menceritakan bahwa pihaknya telah membantu KPK sejak masih bertugas di Universitas Paramadina, membantu Tim 8, dan lainnya.
Baca juga: Buntut Formula E Jakarta Seret Anies Baswedan ke KPK, Benarkah Gara-gara Jakpro Sukar Cari Akuntan?
Pun ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, kata Anies, ia membentuk Komisi Pencegahan Korupsi Ibu Kota.
“Dan alhamdulillah hari ini diundang untuk membantu, kami pun hadir untuk membantu menjalankan apa yang dibutuhkan oleh KPK,” ujar Anies.
“Insya Allah dengan keterangan yang kami sampaikan akan bisa membuat menjadi terang sehingga isu yang sedang didalami akan bisa menjadi terang benderang,” sambungnya.
Relawan Anies Ricuh
Setelah menyampaikan beberapa patah kata, Anies beranjak pulang.
Ia enggan melakukan tanya jawab dengan wartawan.
Namun, puluhan wartawan mencoba meminta tanggapan Anies terkait sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan.
Hal itu antara lain seperti commitment fee yang telah dibayarkan untuk tiga musim balapan.
Kemudian, terkait bagaimana pertanggungjawaban jika penggantinya, Penjabat Gubernur DKi jakarta nanti tidak bersedia menggelar Formula E pada 2023 dan 2024.
Baca juga: Datang ke KPK Sendirian, Anies Baswedan Bawa Map Biru dan Acungkan Jempol
Diberondong pertanyaan wartawan, Anies hanya tersenyum dan berusaha berjalan ke mobilnya.
Saat itu, suasana begitu sesak karena puluhan pendukung Anies juga mendatangi Gedung KPK.
Mereka meneriakkan dukungan untuk Anies.
“Anies presiden, Anies presiden,” teriak salah seorang relawan.
Banyak dari mereka juga menjadikan momen tersebut untuk berfoto dan mencoba merapat ke Anies.
Tindakan mereka mengganggu kerja-kerja wartawan.

Beberapa pewarta foto dan video terganggu saat mengambil gambar.
Akhirnya, aksi saling dorong dan cekcok pun terjadi.
Anies dan petugas keamanan mencoba menenangkan situasi, namun tidak berhasil.
Kericuhan terus berlanjut meskipun Anies sudah meninggalkan lokasi.
Dibela Mantan Wakil Ketua KPK
Mantan Wakil Ketua KPK Bambang WIdjojanto (BW) membela Anies Baswedan.
Menurutnya, terdapat kesan pemaksaan dalam pemeriksaan terkait Formula E.
Baca juga: Buntut Formula E Jakarta Seret Anies Baswedan ke KPK, Benarkah Gara-gara Jakpro Sukar Cari Akuntan?
BW menuding terdapat satu hingga dua pimpinan KPK yang diduga memiliki jalinan kepentingan politik tertentu.
Akibatnya, kerja-kerja KPK tidak murni penegakan hukum.
“Ada 1-2 orang pimpinan KPK yang ditengarai dan diduga keras punya afiliasi politik tertentu sehingga dapat saja ‘memaksakan’ dirinya atas nama kepentingan politik,” kata BW dalam keterangan tertulisnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/9/2022).
BW menyebut sejak awal, Formula E kerap dipolitisasi anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan dan PSI.
Mereka kerap melakukan provokasi meskipun mayoritas anggota dewan telah bersepakat menggelar Formula E.
Selain itu, menurutnya, terdapat cipta kondisi berupa demonstrasi kecil di KPK.
“Ada cipta kondisi dengan demo-demo kecil di depan Gedung Merah KPK,” ujarnya.
Kompas.com telah meminta tanggapan Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri terkait tudingan ini.
Baca juga: Anies Baswedan akan Penuhi Panggilan KPK Terkait Penyelidikan Formula E, Ini Kata Gubernur Jakarta
Namun, Ali belum merespons.
Sementara itu, ditemui di Gedung DPR RI, Ketua KPK Firli Bahuri menegaskan pemanggilan Anies BAswedan tidak terkait dengan kepentingan lain.
Menurutnya, KPK hanya memiliki kepentingan untuk membuat perkara Formula E menjadi terang.
Ia juga menegaskan penyelidikan tersebut tidak bermotif politis.
"Tidak ada proses yang ada di KPK di luar prosedur hukum. Itu saya minta itu," ujar Firli saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2022). (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.