Berita Nasional Terkini

Marniun Sudah 20 Tahun Jadi Pemecah Batu di Nunukan, Kemensos Akan Beri Bantuan Sembako

Kementerian sosial (Kemensos) RI akan memberikan bantuan kepada Marniun menjadi pemecah batu selama 20 tahun demi suami dan tiga anaknya yang sakit

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Kemensos RI dan Dinsos Nunukan melihat kondisi Rusli di dalam kamarnya yang mirip sel tahanan.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO- Kementerian sosial (Kemensos) RI akan memberikan bantuan kepada Marniun menjadi pemecah batu selama 20 tahun demi suami dan tiga anaknya yang sakit.

Rumah Marniun di Jalan Sei Fatimah, Desa Binusan, Kebupaten Nunukan dikunjungi tim Kemensos, Rabu (07/09/2022).

Pekerja Sosial, Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Budi Luhur Banjarbaru, Kemensos RI, Yogi Styanto mengatakan setelah dilakukan asesmen, pihaknya memberikan bantuan sembako, pakaian, vitamin, dan nutrisi kepada Marniun sekeluarga.

"Kami tadi sudah belanjakan sembako untuk kebutuhan dapur ibu Marniun sekeluarga. Termasuk kebutuhan kesehatannya seperti vitamin dan nutrisi. Kebutuhan selanjutnya kami serahkan kepada Dinas Sosial Nunukan," kata Yogi Styanto kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di kediaman Marniun, sore.

Baca juga: Lengkap! Cara Daftar DTKS Kemensos dan Solusi Bila Tak Dapat Bantuan Pemerintah BLT BBM, PKH, BPNT

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Tuduh Program Bansos Kemensos Picu Harga Telur Ayam Meroket

Baca juga: Link bansos kemensos go id 2022, Ciri KTP Penerima PKH dan BPNT Agustus, Kapan Cair Tanggal Berapa?

Diberitakan sebelumnya, Marniun terpaksa mengantikan posisi anak dan suaminya sebagai pemecah batu. Lantaran 19 tahun yang lalu atau tepatnya pada 2003, anak laki-laki pertamanya bernama Rusli mulai mengalami gangguan kejiwaan.

Sementara itu suami mengidap asma sejak 2010. Sedangkan Ruslan anak laki-laki kedua, sebelumnya bekerja sebagai seorang nelayan.

Namun sampai saat ini Ruslan tak bisa bekerja lagi, setelah didiagnosa dokter mengidap kanker tulang sejak akhir 2019.

Untuk anak ketiga bernama Ramli juga memiliki masalah kejiwaan sehingga tidak bisa bekerja.

"Untuk dua anaknya yang terindikasi ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) besok kami bawa ke poli jiwa di RSUD Nunukan dulu. Mau dicek apakah bisa kami bawa rehab di PSBL Budi Luhur Banjarbaru atau tidak," ucapnya Yogi.

Menurut Yogi, bila dua anak Marniun itu berstatus ODGJ pasif, maka akan diberikan bimbingan, latihan keterampilan, terapi fisik, psikoanalisis, dan psiko sosial di PSBL Budi Luhur Banjarbaru.

"Tapi sebelumnya harus ada pemeriksaan dokter jiwa di Nunukan. Karena SOP rehab di tempat kami adalah yang bersangkutan mampu dididik dan dilatih," ujarnya.

Bila kedua anak tersebut berstatus ODGJ aktif, maka akan dirujuk ke rumah sakit jiwa di Tarakan.

"Kami lihat perkembangannya. Kalau sudah membaik, akan kami bawa ke Budi Luhur. Kami berikan bimbingan dan pelatihan selama 3 bulan. Di tempat rehab juga kami berikan obat rutin sesuai dosis dari dokter jiwa," tambah Yogi.

Dari dua anak Marniun tersebut, Rusli yang tampak memiliki gangguan kejiwaan cukup berat.

Bahkan di bagian dapur rumah, Marniun membuat sebuah kamar mirip sel tahanan untuk Rusli. Hal itu karena Rusli sering mengamuk.

Sumber: Tribun kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved