Berita Kubar Terkini

Derita Warga Jambuk Makmur di Kubar, 15 Tahun Jadi Langganan Banjir Ulah Perusahaan Tutup Sungai

Warga yang tinggal di Kampung Jambuk Makmur, Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat mengaku sudah 15 tahun  terus-terusan menjadi korban banjir

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Banjir yang merendam Kampung Jambuk Makmur di Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat setiap musim hujan tiba. Foto / HO, Dokumen pemerintah Kampung Jambuk Makmur. TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL 

TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR- Warga yang tinggal di Kampung Jambuk Makmur, Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat mengaku sudah 15 tahun  terus-terusan menjadi korban banjir setiap musim hujan tiba.

Akibatnya, para warga yang mendiami Kampung tersebut tidak bisa tidur nyeyak dan selalu was was memikirkan keselamatan jiwa dan harta benda mereka jika musim hujan tiba.

Apalagi Kampung tersebut tak jauh dari muara sungai Mahakam. 

"Kami was-was (kalau hujan turun) karena pengalaman sebelumnya hampir seluruh rumah warga di Kampung Jambuk Makmur ini kebanjiran," kata Mahmud warga Kampung Jambuk Makmur, Minggu (11/9).

Kepala Kampung Jambuk Makmur, Yandi Saidi juga mengakui bahwa Kampung yang dipimpinnya itu sudah 15 tahun menjadi langganan banjir.

Baca juga: Banjir di Balikpapan, Ruas Jalan MT Haryono Terendam Air Lagi

Baca juga: Pagi Ini, Jalan Dekat Kawasan Tugu Beruang Madu Balikpapan Digenangi Banjir

Baca juga: Nonton Ikatan Cinta Sabtu 10 September 2022, Pondok Pelita Banjir Air Mata, Aldebaran Terharu

Dia menyebut banjir tersebut diakibatkan penutupan sungai Rumpa, anak sungai Bongan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit.

"Masyarakat kami hidup sengsara sejak perusahaan ini masuk tahun 2007. Dulu waktu perusahaan sawit ini belum ada, tempat kami tidak pernah banjir. Kecuali sungai Bongan meluap baru banjir. Tapi sekarang hujan sedikit langsung banjir," katanya.

Bahkan kata dia, sekitar 79 hektare lahan perkebunan dan sawah masyarakat ikut terendam banjir hingga mengalami gagal panen bertahun-tahun akibat penutupan saluran irigasi.

Padahal irigasi tersebut dibangun oleh pemerintah untuk mengairi 51 hektare sawah masyarakat, sekaligus jalur pembuang ke sungai Rumpa.

Yandi Saidi menyebut ada sekitar 80 lebih kepala keluarga dengan 200 jiwa yang selalu jadi korban banjir. "Karena ada 2 blok. Yaitu blok A dan blok C," katanya.

Menurut Yandi, sungai Rumpa adalah sungai alam yang tidak pernah kering. Sehingga Pemprov Kaltim membangun irigasi sepanjang 3 kilo meter untuk mengairi persawahan warga Jambuk Makmur. 

Namun sebagian jalur sungai Rumpa melintasi area perkebunan PT Farinda Bersaudara, setelah pemerintah mengeluarkan Izin Usaha Perkebunan (IUP) sekitar tahun 2006.

Saluran irigasi yang dibangun pemerintah juga masuk ke area perkebunan sawit perusahaan sekitar 1 km. Jalur irigasi itu adalah saluran pembuang air menuju sungai Rumpa dan sungai Bongan. 

Baca juga: Jalan M Yamin Samarinda Terendam Banjir Hingga 60 Centimeter, Sebabkan Kemacetan Panjang

Karena masuk area perkebunan, perusahaan langsung menutup sungai Rumpa dan memindahkan jalur sungai ke pinggir perkampungan dan lahan pertanian warga.

Selain itu perusahaan juga menutup jalur irigasi, sehingga air kerap meluap dan menggenangi pemukiman hingga lahan pertanian masyarakat.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved