Berita Nasional Terkini

Data Pribadi Diretas Hacker, Komisi II DPR RI Minta Segera Dihentikan

Data kependudukan yang diduga bocor itu dijual oleh anggota forum dengan username "Bjorka" dalam sebuah unggahan di situs Breached Forums

Editor: Samir Paturusi
ISTIMEWA
Ilustrasi- Data kependudukan yang diduga bocor itu dijual oleh anggota forum dengan username "Bjorka" dalam sebuah unggahan di situs Breached Forums berjudul "INDONESIA CITIZENSHIP DATABASE FROM KPU 105M" (database kependudukan Indonesia dari KPU 105 juta). 

TRIBUNKALTIM.CO-  Data kependudukan yang diduga bocor itu dijual oleh anggota forum dengan username "Bjorka" dalam sebuah unggahan di situs Breached Forums berjudul "INDONESIA CITIZENSHIP DATABASE FROM KPU 105M" (database kependudukan Indonesia dari KPU 105 juta).

Kebocoran data ini menjadi kasus kebocoran data beruntun dalam kurun waktu sebulan terakhir.

Dimana Bjorka juga merilis kebocoran data 26 juta data pelanggan IndiHome, data registrasi SIM Card yang diklaim berjumlah 1,3 miliar dari 4 operator, serta 17 juta data pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Belum lagi jika diperhitungkan kebocoran data sebelumya.

Hal ini membuat anggota Komisi II DPR RI fraksi PAN Guspardi Gaus merasa khawatir.

Baca juga: Rekomendasi 12 Aplikasi Penghasil Uang Rp 100 Ribu Perhari, Tercepat Membayar Langsung ke DANA

Baca juga: 1,3 Miliar Data dan NIK Warga Indonesia Bocor, Imbas Kebijakan Registrasi Kartu SIM Prabayar?

Baca juga: Rentan, Hacker Perusahaan dengan Mudah Bobol Kunci Mobil Tesla, Gunakan Bluetooth

"Ini menandakan kebocoran data di Indonesia tidak saja mengkhawatirkan tetapi sudah masuk dalam kondisi darurat kebocoran data pribadi," kata Guspardi Gaus, kepada wartawan, Senin (12/9/2022).

"Tentu kita merasa prihatin bagaimana data pribadi yang sifatnya rahasia dan berharga, kerap bisa bocor di dunia maya."

"Apalagi data-data pemilih yang diduga bocor ini berisi informasi penting dan sensitif, seperti nama lengkap, NIK, nomor KK, alamat lengkap, tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, hingga keterangan soal disabilitas," lanjutnya.

Legislator asal Sumatera Barat itu pun menilai terus berulangnya kebocoran data ini sudah sangat mengkhawatirkan dan harus bisa dihentikan.

Guspardi menilai, negara harus hadir melindungi warganya, jangan sampai negara dinilai lalai melindungi data masyarakat.

"Pemerintah harus dengan sangat serius menangani dan mengambil langkah konkrit melindungi keamanan data pribadi milik masyarakat. Jika tidak, maka dikhawatirkan merusak kepercayaan publik kepada pemerintah terhadap keamanan data mereka," ujarnya.

Oleh karena itu, KPU sebagai penyelenggara pemilu untuk melakukan investigasi dugaan kebocoran data pemilih yang jumlahmya sangat fantastis, agar tidak mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024.

KPU bisa melakukan koordinasi dengan Dukcapil terhadap kebocoran data ini.

Selanjutnya bekerjasama dengan Kepolisian RI khususnya siber polri serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mengusut sumber yang membocor data tersebut. Karena resiko kebocoran data sangat besar.

"Jangan sampai data pemilih yang bocor ini menjadi hal yang kontraproduktif pada penyelenggaraan Pemilu 2024," ucapnya.

Baca juga: Hacker Bjorka Tebar Ancaman Lagi, Bakal Bocorkan Database MyPertamina, Dukung Demo BBM

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved