Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - IKN Nusantara tak Bebas Gempa, Ahli Bangunan dan Jembatan Beber Adopsi Teknologi Jepang
Ahli Bangunan dan Jembatan Aco Wahyudi Efendi menyebut bahwa perancangan gedung di IKN Nusantara tahan 50 tahun.
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Adhinata Kusuma
Jadi misalnya ada pembangunan gedung, itu harus dilakukan perencanaan analisis pembebanan sampai beberapa kali terhadap beban gempa dihitung dari dua sumbu arah timur barat atau utara selatan.
Jadi pada saat direncanakan sudah ketahuan.
Jadi untuk teknologi karena tidak begitu besar gempanya lebih ke perencanaan koneksi balok dan kolong, karena kalau gempa yang bergerak kolong.
Jadi perkuat kolong perlemah balok, karena misal terjadi gempa baloknya runtuh masih bisa dievakuasi.
Teknologi seperti di Jepang apakah bisa diterapkan di wilayah IKN?
Dilihat dulu perilaku gempanya, jika terlalu ekstrim akan digunakan.
Tapi kalau bangunan balok dan kolong bisa mengcounter cukup itu saja kecuali jika ada bangunan tinggi.
Untuk desainnya di wilayah IKN seperti apa?
Jadi pada saat pemaparan perencanaan, masing-masing beban ditampilkan lebih dulu apakah sudah sesuai dengan beban gempa di Kaltim.
Untuk bangunannya paling tinggi 6 lantai, jadi konstruksinya dirancang agar mudah beradaptasi terhadap gempa.
Untuk jembatan pun sudah diakomodir terhadap beban gempa, jadi konsepnya ujung-ujung diberi karet nah itu merupakan yang diadaptasi Jepang dalam konsep pembangunan.
Maksimal berapa lantai bangunan di IKN?
Untuk maksimal tidak ada, tapi proses akan lebih panjang dan juga daya dukung terhadap tanahnya harus lebih diperhatikan lagi.
Kalau dari sisi banjir bagaimana?
Untuk di IKN direncanakan penanganan banjir hingga 100 tahunan, di elevasi sekarang sudah bebas banjir.