Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - IKN Nusantara tak Bebas Gempa, Ahli Bangunan dan Jembatan Beber Adopsi Teknologi Jepang

Ahli Bangunan dan Jembatan Aco Wahyudi Efendi menyebut bahwa perancangan gedung di IKN Nusantara tahan 50 tahun.

TRIBUNKALTIM
BAHAS IKN - Ahli Bangunan (Struktur) dan Jembatan (HAKI-ACI), Aco Wahyudi Efendi, S.T., M.T, saat berbicang dengan di podcast Tribun Kaltim IKN Insight. 

Tetap terjadi banjir, hanya saja potensi banjirnya yang minim karena sudah dihitung banjir maksimum sampai 100 tahun ke depan dari elevasi dan maksimumnya.

Ini berlaku untuk di wilayah IKN, dan untuk kawasan penunjang di luar IKN tetap disupport dan dianalisis apakah akan dibuat drainase atau diarahkan ke mana.

Bencana alam apa yang mungkin masih akan terjadi?

Tanah longsor, karena dari beberapa data yang dipelajari dari tanah keras tiba-tiba lunak itu berpotensi.

Tapi dari perencanaan yang dilakukan kemarin, sudah dilakukan analisis terhadap bangunan apa yang dibangun dikawasan tersebut, dan meminimalisir mengupayakan agar tidak terjadi bencana tanah longsor tersebut.

Sebenarnya jika mematuhi aturan yang dikeluarkan SNI itu sudah aman, dari beban saja sudah dikalikan beberapa faktor.

Misal ada beban 1.000 kita masukan 1.400, pada saat mendesain kekuatan itu dikurangi misal 1.400 itu dikurangi supaya mutunya bertambah.

Jadi safety-nya sangat terjamin, kalau masih runtuh karena memang alam.

Adakah bahan bangunan yang rekomendasi?

Dalam struktural menggunakan dalam bahasa teknik 17 MPa (megapascal) atau dipasar beton 250 itu kekuatan betonnya.

Bicara soal rancangan istana Wapres, agar tahan dari bencana nanti?

Karena posisinya istana di lereng, memang dirancang sudah mengantisipasi terhadap riding areanya. Karena posisinya yang lereng menjadi ancaman berpotensi longsor.

Apalagi kalau bangunannya masif, otomatis berat di atas itu kasih tekanan ke tanah, berdasarkan rancangan itu memang dibuat sporadis jadi tidak satu posisi lokasi.

Misalnya istana di tengah nanti bangunan pendukungnya agak jauh supaya beban terhadap tanah tidak terlalu berat.

Dan juga untuk bangunan dilakukan perancangan harus melewati tanah tersebut, jadi pada saat merancang opsinya menggunakan bloring sehingga lebih friendly terhadap lingkungan karena tidak merusak tatanan tanah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved