Berita Nasional Terkini
Hacker Bjorka Ditangkap? Reaksi M Said Fikriansyah, Pemuda Cirebon yang Ngaku Cuma Video Editor
Sosok Hacker Bjorka jadi sorotan belakangan ini karena meretas situs lembaga negara dan mengaku telah mencuri sejumlah data penting.
Ini disampaikan Rocky Gerung sebagai tanggapan terhadap Bjorka yang menyebutkan tidak ada perubahan jika orang bodoh masih diberikan kekuasaan yang sangat besar di Indonesia.
Diketahui, Bjorka dalam twitt terbarunya menuliskan bahwa pemimpin teknologi harusnya diberikan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata, karena mereka adalah orang-orang bodoh.
"Nah, bagi Bjorka sendiri tuh, dia tentu membandingkan kapasitas kabinet Indonesia dengan kapasitas yang ada di negara-negara kecil itu, di Skandinavia misalnya, atau di Polandia sekarang, atau di Eropa, yang betul-betul teknorasinya jalan," kata Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube pribadinya (Rocky Gerung Official), Rabu (41/9/2022).
"Kalau seseorang diangkat sebagai menteri tuh, masyarakat sipil ngerti kapasitas dia kan. Nah, menarik lagi tentu si Bjorka punya data pembanding, bahkan di era 65 (1965), banyak orang pintar yang nggak bisa pulang ke Indonesia karena perubahan politik Indonesia tuh. Dan dia tunjukkan bahwa dia diasuh oleh seseorang yang eksil di situ," lanjut Rocky Gerung.
Baca juga: Hacker Bjorka Sindir dan Bocorkan Data Pribadi Anies Baswedan, Gubernur DKI: NIK dan Nomor HP Salah
Dengan hal-hal seperti itu, tidak dipungkiri Rocky Gerung bahwa ini kemudian membuat masyarakat percaya kalaua da data konkret yang dimiliki oleh Bjorka.
Apalagi, setelah sang hacker tersebut blak-blakan soal kasus pembunuhan pada Munir beberapa tahun silam.
Atas dasar itu pula, diakui Rocky Gerung bahwa berdasarkan intuisinya, Bjorka merupakan pro pada penegakan kembali hak asasi manusia (HAM).
"Ini orang, Bjorka ini atau kelompok ini pro pada penegakan kembali hak asasi manusia. Munir adalah soal hak asasi manusia tuh. Soal 1965 juga belum selesai dan basis pertengkaran ideologi masih berlangsung di Indonesia tuh. Jadi, itu yang diingatkan oleh si mas Bjorka ini," tutur Rocky Gerung.
Terkait politisi atau kalangan militer yang disinggung Bjorka agar tidak ditempatkan dalam sebuah kekuasaan karena bodoh, Rocky Gerung mengaku bahwa di Indonesia sebenarnya banyak perwira dan politisi yang pintar tetapi tersisih.
Oleh karena, ia menilai kalau pengangkatan teknokrat atau kepala lembaga pemerintahan dasarnya adalah nepotisme.
Padahal diakuinya, rakyat membutuhkan sebuah parameter ketika hendak mengangkat seorang menteri.
"Ngangkat kepala lembaga apa parameternya? Supaya publik punya akses untuk mengukur bahwa ini orang bermutu. Nah, kalau dua kali berurusan , satu minggu diangkat sebagai menteri, udah bikin kebijakan yang duungu, ya orang anggap memang dia diminta untuk disogok posisinya itu kan," ungkap Rocky Gerung.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.