Berita Nasional Terkini

Melawan Skenario Ferdy Sambo, Bripka RR Ungkap Penembakan hingga Tak Curigai Adanya Pelecehan

Berbalik arah melawan skenario Ferdy Sambo, ini deretan pengakuan Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR.

Kompas.com (Kristianto Purnomo)/Wartakota (Yulianto)
Bripka RR jadi salah satu tersangka di antara lima tersangka pembunuhan Brigadir J. Berbalik arah melawan skenario Ferdy Sambo, ini deretan pengakuan Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR. 

TRIBUNKALTIM.CO - Berbalik arah melawan skenario Ferdy Sambo, ini deretan pengakuan Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR.

Bripka RR berubah haluan melawan skenario mantan atasanya, mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, sejak mendapat dukungan dari keluarganya.

Bripka RR melalui kuasa hukumnya, Erman Umar mengungkap fakta yang ia lihat dan alami saat peristiwa sebelum, saat, dan sesudah penembakan Brigadir J.

Bripka RR juga mengaku tak mencurigai adanya pelecehan yang dilakukan Brigadir J pada Putri Candrawathi di Magelang.

Pelecehan ini yang dijadikan motif oleh Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Baca juga: Alasan Putri Candrawathi Pakai Nama Brigadir J dan Bripka RR untuk Bikin Rekening Bank Terungkap

Baca juga: PENGAKUAN Mengejutkan Bripka RR Amankan Senjata Api Brigadir J, Khawatir Baku Tembak Sama Kuat Maruf

Bripka RR berbalik arah dan mengungkap peristiwa sebenarnya soal pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Ricky merupakan satu dari lima tersangka dugaan pembunuhan berencana Yosua.

Dia tahu persis soal perencanaan pembunuhan, bahkan melihat langsung detik-detik penembakan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022).

Belakangan, Ricky terang-terangan mengungkapkan peristiwa berdarah yang melibatkan dirinya, Ferdy Sambo, Richard Eliezer atau Bharada E, Putri Candrawathi, dan Kuat Maruf itu.

Berikut sederet pengakuan Bripka RR

1. Diminta menembak

Bripka Ricky mengungkap, dirinya sempat diminta Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Permintaan itu disampaikan setibanya rombongan Bripka RR di rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, selepas perjalanan dari Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/7/2022).

Mulanya, Sambo bertanya ke Bripka RR apakah dirinya tahu soal peristiwa yang terjadi di Magelang.

Sambo bilang, istrinya, Putri Candrawathi, dilecehkan oleh Brigadir J.

Namun, Ricky mengaku tak tahu menahu tentang kejadian itu.

Baca juga: TERUNGKAP Sosok Polisi yang Buat Bripka RR Jujur Bongkar Perbuatan Ferdy Sambo, Bukan Jenderal

Setelahnya, Sambo menanyakan kesediaan Ricky untuk menembak Brigadir J. Tetapi, Ricky mengaku tak sanggup.

"(Sambo bertanya) ‘Kamu berani nembak? Nembak Yosua?’. Dia (Ricky) bilang, ‘Saya enggak berani, Pak, saya enggak kuat mental saya, Pak, enggak berani, Pak’," ungkap kuasa hukum Bripka RR Erman Umar di Lobi Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (8/9/2022), seperti dilansir dari Kompas.com.

Mendengar jawaban itu, Ferdy Sambo lantas memerintahkan Ricky memanggil Richard Eliezer atau Bharada E.

Oleh Sambo, Bharada E diminta menembak Brigadir J.

Foto Putri Candrawathi saat foto dengan tiga ajudannya, Brigadir J, Bripka RR dan Brigadir R. Bripka Ricky Rizal (RR) sampai 2 kali bertanya pada Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J soal penyebab ribut dengan Kuat Maruf saat berada di Magelang.
Foto Putri Candrawathi saat foto dengan tiga ajudannya, Brigadir J, Bripka RR dan Brigadir R. Bripka Ricky Rizal (RR) sampai 2 kali bertanya pada Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J soal penyebab ribut dengan Kuat Maruf saat berada di Magelang. (Grup WA via Tribunnews.com)

2. Sambo tembak dinding

Ricky berada di TKP penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).

Dia melihat langsung detik-detik Brigadir J dieksekusi.

Menurut kesaksian Bripka RR, Richard Eliezer atau Bharada E menembak Brigadir J setelah diperintah Sambo.

Namun, Ricky tak tahu menahu apakah Sambo ikut menembak Yosua atau tidak.

Kuasa hukum Bripka RR bilang, setelah melihat Bharada E menembak Yosua, kliennya mendapat panggilan handy talkie (HT) dari ajudan Sambo yang lain, yakni Brigadir Romer.

Baca juga: Kata-kata Ferdy Sambo Saat Janji Beri Uang Kepada Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Maruf

Dalam panggilan itu, Brigadir Romer menanyakan perihal suara letusan senjata api.

Ricky pun merespons pertanyaan Romer dengan keluar sesaat meninggalkan rumah Sambo.

"Romer menanyakan melalui HT ke RR, sehingga dia sempat berbalik arah ke pintu keluar karena RR tidak melihat di mana posisi Romer," jelas Erman Umar.

Tak lama, Bripka RR kembali masuk ke rumah.

Saat itu, dia hanya melihat Sambo menembak tangga dan dinding.

"RR melihat FS (Ferdy Sambo) menembak dinding, tangga," kata Erman.

Adapun Ferdy Sambo menembak tangga dan dinding untuk memuluskan skenario baku tembak yang dia rancang.

3. Dijanjikan uang

Bripka Ricky juga terang-terangan mengungkapkan bahwa dirinya sempat dijanjikan sejumlah uang oleh Ferdy Sambo setelah penembakan Brigadir J.

Menurut pengakuan Bripka RR yang diungkap kuasa hukumnya, uang itu diberikan Ferdy Sambo sebagai ucapan terima kasih karena telah menjaga istrinya, Putri Candrawathi.

“Pak Sambo menyampaikan bahwa ini ada uang tetapi kalimatnya dalam BAP (berita acara pemeriksaan) yang saya baca itu karena kalian sudah menjaga ibu (Putri Candrawathi),” kata Erman Umar.

Namun demikian, Erman menyebutkan, uang tersebut kini sudah diambil kembali oleh Ferdy Sambo.

Tetapi, ia tidak merinci persis soal jumlahnya.

4. Skenario Ferdy Sambo

Setelah Brigadir J dieksekusi, ungkap Bripka Ricky, Ferdy Sambo sempat mengumpulkan para anak buahnya.

Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengaman (Kadiv Propam) itu memerintahkan bawahannya agar mengikuti skenarionya tentang baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E yang berujung pada tewasnya Yosua.

“Itu kalau tidak salah itu mungkin di Provos, itu mungkin Sambo yang berperan di situ, saya tidak ingat betul karena saya tidak baca lengkap ya, karena tebel juga. Jadi baru sepintas saya lihat dia pernah sebelum BAP itu dikumpulkan,” kata Erman Umar di Lobi Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/9/2022).

Erman menduga, para bawahan Sambo dikumpulkan di Provos Polri, Divisi Propam.

Beberapa dari bawahan Sambo itu merupakan personel Propam yang kini diduga terlibat obstruction of justice atau upaya menghalangi penyidikan kematian Brigadir J.

“Iya jadi siapa lagi kalau bukan Sambo, tapi mungkin Sambo sudah mengatur,” kata Erman.

5. Sempat takut

Erman mengatakan, kliennya memang sempat mengikuti skenario penembakan yang dirancang Sambo.

Ini semata karena Bripka Ricky takut terhadap jenderal bintang dua Polri itu.

“Bukan (ancaman), dia takut," kata Erman.

Ricky baru berbalik arah dan tak lagi patuh akan rekayasa Sambo setelah mendapat kunjungan dari keluarganya.

Menurut Erman, keluarga memberikan penguatan terhadap Ricky.

“Dia berbalik arah itu setelah, mungkin dia didatangi keluarga, adik kandung sama istri agar mereka minta bicara benar. Pada saat itu, dia sudah mulai bicara benar,” ungkap Erman.

Menurut Erman, saat ini kliennya sudah mengungkapkan kejadian yang sesungguhnya dan tidak lagi mengikuti skenario Sambo.

Selaku pengacara, dia pun selalu mendorong Bripka Ricky untuk terus jujur.

6. Tak Curigai Adanya Pelecehan PC oleh Brigadir J di Magelang

Bripka Ricky Rizal mengaku tidak mencurigai adanya pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J kepada istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi saat berada di Magelang.

Hal ini disampaikan pengacara Bripka Ricky, Erman Umar, saat ditanyakan oleh Aiman Witjaksono dalam tayangan Aiman Kompas TV yang bertajuk “Blak-Blakan Bripka Ricky Rizal” pada Senin (12/9/2022), seperti dilansir dari Kompas.com.

“Tidak ada (mencurigai pelecehan saat di Magelang),” kata Erman.

Menurut penjelasan Ricky yang disampaikan ke Erman, di rumah Ferdy Sambo di Magelang, tidak ada yang membicarakan soal pelecehan atau kekerasan seksual, termasuk Putri Candrawathi.

Erman menjelaskan, menurut kliennya, Ferdy Sambo sempat menggelar acara ulang tahun pernikahan bersama istrinya pada tanggal 6 Juli 2022 tengah malam.

Keesokan harinya di tanggal 7 Juli 2022, Erman menyebutkan Ferdy Sambo langsung berangkat ke Jakarta bersama ajudannya yang bernama Deden.

Pada siang harinya sekitar pukul 2 siang, ia bersama Kuat Maruf (asisten keluarga Sambo) sempat pergi ke luar rumah untuk membeli sembako.

Setelahnya, ia kembali keluar rumah bersama Bharada E atau Richard Eliezer untuk mengantarkan barang ke sekolah anak Ferdy Sambo.

Kemudian, Putri menelepon Richard untuk meminta keduanya pulang ke rumah.

Kejadian ini terjadi sekitar pukul jam 4 atau 5 sore.

“Sampai dia di rumah, liat di bawah, nggak ada orang, naik ke tangga, di tangga itu bertemu Kuat, posisi si Susi (asisten rumah tangga Sambo) agak menangis Susi,” tambah dia.

Lebih lanjut, Ricky langsung menanyakan kepada Kuat soal kejadian yang terjadi di lokasi.

Namun, Kuat hanya menjelaskan bahwa ia melihat tindakan Brigadir J yang mencurigakan.

“‘Ada kejadian apa om Kuat?’ Tadi ada kejadian si Yosua turun naik turun naik, saya tanya ada apa, dia menghindar lari ke bawah, kemudian dia balik lagi agak memaksa mau masuk ke (kamar) ibu’, dihalangi (Kuat) pakai pisau. Ya udah kamu lihat ke atas’,” tambah dia.

Setelah Ricky masuk ke kamar, ia juga menanyakan ke Putri soal kejadian yang terjadi di rumah Magelang itu.

Namun, menurut Rikcy, Putri hanya menanyakan soal keberadaan Yosua.

Putri sama sekali tidak memberitahukannya soal kejadian pelecehan.

Baca juga: Terbaru! Kamarudin Simanjuntak Bongkar Sosok yang Buat Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo Bertengkar

“Masuk lah dia, di lihat kamar ibu, ditanya lagi ‘Ada apa bu?’ Kata Ricky kan. Dia (Putri) malah menayakan Yosua,” tuturnya.

Ricky, menurut Erman, langsung ke bawah dan memanggil Yosua.

Saat Ricky menanyakan ke Yosua soal kejadian di rumah tersebut, Yosua juga tidak memberikan penjelasan apapun kepadanya.

“Turun ke bawah ditanya, ‘Ada apa Yosua?’. ‘Itu Pak Kuat kenapa marah-marah sama saya’. Ya udah jawab Ricky, ‘Ya udah kamu (Yosua) dipanggil ibu, ayo’ dibujuk naik lah ke atas,” tutur Erman.

Menurut Ricky kepada Erman, Yosua dan Putri kemudian berbicara di dalam kamar selama sekitar 15 menit.

Saat itu, Ricky berada di depan kamar namun tidak mendengar isi pembicaraan keduanya.

“Enggak ditutup. Kan ada pembicaraan dong. Cuma pembicaraan itu dia nggak dengar,” kata Erman.

Putri Candrawathi dalam proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.. tampak berkomunikasi dengan Kuat Ma'ruf
Putri Candrawathi dalam proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.. tampak berkomunikasi dengan Kuat Ma'ruf (Tangkap layar akun Youtube Kompas TV)

Setelah selesai, Ricky dan Yosua kembali ke lantai bawah. Saat itu, Ricky kembali menanyakan kepada Yosua soal kejadian yang terjadi.

Namun, Yosua hanya menjawab tidak ada kejadian apa-apa.

Ricky pun langsung berinisiatif mengambil senjata laras panjang dan laras pendek milik Yosua.

Tindakan itu diambil karena dalam pandangan Ricky sempat ada pertengkaran antara Kuat dan Yosua.

Sebab sebelumnya, menurut Ricky, Kuat sempat menghalangi Yosua masuk ke kamar Putri sambil memegang pisau.

“Bagaimana pun Yosua kan punya senjata punya (senjata laras) panjang dan pendek. Diambil inisiatif. Kenapa? ‘inisiatif bang, saya (Ricky) sebagai yang masuk senior dibandingin Yosua kalau terjadi apa-apa ini antara Kuat ini,” tambah dia.

Lima tersangka

Dalam kasus kematian Brigadir J, polisi menduga Irjen Ferdy Sambo merupakan otak dari pembunuhan berencana.

Pihak kepolisian sebelumnya telah menyatakan bahwa tak ada insiden baku tembak antara Richard Eliezer atau Bharada E dengan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo sebagaimana narasi yang beredar di awal.

Baca juga: Rencana Ferdy Sambo Tembak Brigadir J Tak Diketahui Bripka RR, Pengacara: Ricky Pantas Jadi Saksi

Peristiwa sebenarnya, Ferdy Sambo memerintahkan Eliezer untuk menembak Yosua di rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Setelahnya, dia menembakkan pistol milik Brigadir J ke dinding-dinding rumahnya supaya seolah terjadi tembak-menembak.

"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, Saudara FS (Ferdy Sambo) melakukan penembakan dengan senjata milik senjata J (Yosua) ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah telah terjadi tembak-menembak," kata Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers, Selasa (9/8/2022).

Sejauh ini, telah ditetapkan lima tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J yakni Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Putri Candrawathi.

Kelima tersangka disangkakan perbuatan pembunuhan berencana dan dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Ancaman pidananya maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara selama-lamanya 20 tahun. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved