Video Viral

Rusia Bantah Tuduhan Bantai 400 Warga Ukraina dan Menguburnya Secara Massal

Rusia bantah tuduhan bantai 400 warga Ukraina dan menguburnya secara massal

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra

TRIBUNKALTIM.CO - Kremlin pada Senin (19/9/2022) mengatakan bahwa laporan temuan kuburan massal yang di Kota Izyum yang sebelumnya dikuasai Rusia di Ukraina timur adalah palsu.

"Itu bohong," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seraya menambahkan bahwa Rusia akan membela kebenaran dalam cerita ini.

Dikutip dari Kantor berita AFP, bagi Peskov, cerita temuan kuburan massal di Kota Izyum adalah skenario yang sama seperti di Bucha.

Bucha adalah kota di dekat ibu kota Kyiv di mana puluhan mayat dengan pakaian sipil ditemukan di jalan-jalan setelah pasukan Rusia pergi.
Moskwa telah membantah tuduhan pembunuhan di luar proses hukum di Kota Bucha.

Dilansir dari Kompas.com, pekan lalu, sekitar 450 mayat ditemukan di kuburan massal di wilayah hutan Kota Izyum, setelah kota strategis itu direbut kembali dari Rusia oleh pasukan Ukraina.

Pejabat Ukraina mengatakan 99 persen dari mayat yang digali menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Sabtu (17/9/2022) bahwa para penyelidik menemukan bukti baru mengenai penyiksaan terhadap beberapa tentara yang dimakamkan di dekat Izium.

Izium adalah salah satu dari lebih dari 20 kota yang direbut kembali di Kharkiv setelah serangan kilat oleh pasukan Ukraina awal bulan ini.
Kremlin belum berkomentar secara terbuka tentang penemuan kuburan massal di Izium.

Tentara Rusia tengah mencari tentara kontrak untuk invasinya di Ukraina.
Untuk memuluskan rencananya, Rusia menggunakan truk perekrutan dan bergerak jemput bola, menawarkan hampir 3.000 dollar AS per bulan sebagai insentif.

Lima warga sipil tewas dalam serangan Rusia di Donetsk selama sehari.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Sabtu, pasukannya telah melancarkan serangan terhadap posisi Ukraina di beberapa wilayah.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (16/9/2022) menepis serangan balasan cepat Ukraina, menyebut invasi diperlukan untuk mencegah plot Barat untuk memecah belah Rusia.

Presiden AS Joe Biden mendesak Putin untuk tidak menggunakan senjata nuklir atau kimia taktis.

Sebelumnya, Rusia memeringatkan Amerika Serikat untuk tak lagi memasok aneka senjata canggih ke Ukraina.

Diketahui, bantuan senjata canggih dari AS dan sekutunya membuat pasukan Ukraina berhasil merebut kembali wilayah yang sebelumnya sudah dikuasai tentara Rusia.

Invasi Rusia ke Ukraina dan krisis pangan global yang diperparah oleh perang akan menjadi fokus para pemimpin dunia dalam agenda di Majelis Umum PBB pekan ini.

Sebanyak 165 kapal dengan 3,7 juta ton produk pertanian telah meninggalkan Ukraina di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turkiye untuk membuka blokir pelabuhan laut Ukraina. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved