IKN Nusantara
Alasan Jusuf Kalla Pesimis IKN Nusantara Bakal Terwujud 2024, Singgung Investor
Alasan Jusuf Kalla pesimis IKN Nusantara bakal terwujud 2024, singgung investor
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur
TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa pihak pesimis pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur akan berjalan sesuai target.
Diketahui, Presiden Jokowi menjadwalkan Ibu Kota Nusantara sudah menjadi Ibu Kota Indonesia pada 2024 mendatang.
Pembangunan infrastruktur dasar di IKN Nusantara pun sudah dikebut mulai 2022 ini.
Salah satu tokoh yang pesimis IKN Nusantara bakal terwujud tepat waktu adalah Wakil Presiden Republik Indonesia 2014-2019 Jusuf Kalla.
Hal ini diungkapkannya saat berbincang dengan Karni Ilyas
Jusuf Kalla mengatakan proyek atau pembangunan Ibu Kota Nusantara ke depannya akan mengalami masalah.
Diakui Jusuf Kalla kepada Karni Ilyas bahwa kesulitan dari pembangunan IKN karena dananya hanya 20 persen total anggaran (APBN), sementara diharapkan 80 persen dari investor luar.
"Saya kira memang nanti akan ada masalah, karena sampai sekarang kita belum melihat adanya komitmen dari investor luar, memang sulit investasi ibu kota, jadi tidak mudah seperti itu," kata Jusuf Kalla dikutip dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Kamis (22/9/2022).
Dengan kondisi seperti itu, Jusuf Kalla menganggap hal ini akan menjadi salah satu konsekuesi yang harus diambil pemerintah, seperti memperlambat pembangunan IKN.
Di mana awalnya IKN Nusantara sudah bisa difungsikan pada tahun 2024, tapi harus tertunda.
"Ya jadi solusi daripada itu ialah jadwal pembangunanya agak kita tunda kelihatannya," beber Jusuf Kalla.
Disinggung oleh Karni Ilyas apakah perlu IKN Nusantara dibatalkan, Jusuf Kalla mengatakan tidak bisa memprediksi hal tersebut karena yang berwenang adalah pemerintah.
Tetapi ia menekankan kalau rencana IKN yang semulanya ditopang oleh investasi asing, tingkat minat para investor tidak bisa diharapkan alias tidak bisa berjalan mulus.
"Kelihantannya yang jalan hanya investasi dari APBN.
Dan kita semua juga melihat itu bahwa defisit tinggi, tapi anggaran ini juga tinggi, tentu ada konsekuensinya dalam bentuk defisit anggaran," ujar Jusuf Kalla.