Tragedi Arema vs Persebaya

Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Gas Air Mata Bikin Suporter Sesak Nafas dan Terinjak, Bukan Bentrok

Mahfud MD memberi penjelasan tragedi Kanjuruhan. Menurutnya gas air mata menyebabkan suporter sesak nafas dan terinjak. Bukan bentrok antar suporter

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.com/Suci Rahayu
Pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC dan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Sabtu (1/10/2022) berlangsung panas. Mahfud MD memberi penjelasan tragedi Kanjuruhan. Menurutnya gas air mata menyebabkan suporter sesak nafas dan terinjak. Bukan bentrok antar suporter 

TRIBUNKALTIM.CO - Tragedi di Stadion Kanjuruhan seusai laga Arema FC vs Persebaya yang menewaskan 127 orang menjadi perhatian semua pihak bahkan dunia internasional.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD memberikan penjelasan terkait tragedi di Kanjuruhan yang mewarnai laga Liga 1 Arema FC dan Persebaya tersebut.

Menkopolhukam, Mahfud MD  membantah adanya bentrok antar suporter namun tembakan gas air mata yang menyebabkan suporter sesak nafas dan terinjak.

Secara lengkap, Mahfud MD mengunggah penjelasannya di akun Instagram pribadinya yang telah diverifikasi. 

Di laga Arema FC melawan Persebaya tersebut, Mahfud MD mengatakan umumnya korban meninggal karena desak-desakan, saling himpit, terinjak-injak, dan sesak nafas.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema.

Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton.

Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema,” tegas Mahfud MD, Minggu (2/10/2022).

Baca juga: Pilu! Termasuk Anak 2 Tahun, Lengkap Daftar Nama Korban Arema vs Persebaya dan Penyebab Banyak Tewas

Menurut Mahfud MD, pihaknya telah mendapatkan informasi terkait tragedi tersebut dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.

Mahfud MD menambahkan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan.

Misalnya, waktu pertandingan agar dilaksanakan sore, bukan malam hari.

Seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, aparat keamanan juga meminta agar jumlah penonton disesuaikan dengan kapasitas stadion, yakni berjumlah 38.000 orang.

“Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat.

Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” ungkap Mahfud MD.

Selain itu, Mahfud MDmemastikan Pemerintah Kabupaten Malang menanggung biaya rumah sakit bagi korban.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved