Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - Dua Kader PDIP jadi Calon Wawali Balikpapan, Andi Arif Agung: Bukti Golkar Legowo

Golkar dengan PDIP, merupakan dua partai yang kadernya memenangi Pilkada Balikpapan 2019, lewat Rahmad Masud yang berpasangan dengan Thohari Aziz.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
TALKSHOW - Ketua Harian DPD Partai Golkar Balikpapan, Andi Arif Agung (kiri) saat berbincang dalam Tribun Kaltim Series. 

TRIBUNKALTIM.CO - Risti Utami Dewi menjadi pilihan Partai Golkar Balikpapan sebagai Calon Wakil Wali Kota Balikpapan.

Risti Utami Dewi yang merupakan istri almarhum Thohari Aziz saat ini masih tercatat sebagai anggota PDI Perjuangan Balikpapan.

PDI Perjuangan Balikpapan sebenarnya sudah pula mengajukan satu nama untuk mengisi kursi wakil wali kota Balikpapan.

Nama Ketua DPC PDI P Kota Balikpapan, Budiono diusung oleh partai kepala banteng ini.

Golkar dengan PDI P, merupakan dua partai yang kader-kadernya memenangi Pilkada Balikpapan 2019, lewat Rahmad Mas’ud yang berpasangan dengan Thohari Aziz.

Kini ada dua nama calon wawali Balikpapan dari PDIP yang diusung partai berbeda.

Baca juga: EKSKLUSIF Andi Arif Agung Beber di Balik Golkar Usung Risti Utami Dewi jadi Calon Wawali Balikpapan

Baca juga: EKSKLUSIF - Golkar Balikpapan Pilih Risti, Andi Arif Agung: Dinamika Calon Wawali Belum Selesai

“Kita tidak pernah tau akhir situasinya, bisa saja nanti All Indonesia final (dua calon wawali terpilih dari PDIP). Kan kita tidak pernah tahu kalau ternyata arahnya ke sana,” kata Andi Arif Agung dalam talkshow di Tribun Kaltim Series "Mengapa Golkar Memilih Risti?", pada 26 September 2022 lalu.

Lalu bagaimana hubungan Golkar dengan PDI P, berikut petikan wawancara eksklusif dengan Andi Arif Agung.

Apakah Golkar sudah izin dengan PDIP bahwa akan mengajukan kader dari PDIP, Bu Risti Utami?

Saya pikir ini komunikasi politik di tingkat atas ya. Saya meyakini pasti ada (komunikasi) walaupun saya tidak terlibat secara langsung.

Saya meyakini, tapi persoalan iya atau tidak kan saya nggak paham. Asumsi saya itu pasti ada lah komunikasi itu, minimal minta izin dengan petinggi-petinggi PDI P.

Sekarang saya orang Partai Golkar ketika kader saya di calonkan sama partai lain kita juga mengapresiasi dong, kader partai kita kan berarti bagus kan dia nggak keluar dari partai.

Bu Risti masih sebagai kader PDIP saat ini?

Hari ini kan kita tidak minta Bu Risti untuk mengubah keanggotaan parpol. Golkar betul-betul memberikan peluang, opportunitynya untuk menjadi calon wakil walikota.

Ini sikap legowo nya pak Rahmad sebagai ketua partai Golkar Balikpapan, sebagai partai pemenang di Balikpapan. Ini sangat besar legowonya partai Golkar.

Bisa dibayangkan. Artinya kita membagi-bagi peran, membagi kekuasaan dengan partai lain itu kita kasih kesempatan.

Lain cerita kalau misalnya syaratnya Bu Risti harus jadi orang Golkar. Persoalan ke depannya Bu Risti ternyata lebih nyamannya di partai Golkar itu sudah lain konteksnya.

Keputusan PDIP kan sudah menetapkan satu nama?

Tidak apa-apa itu kan. Kita tidak mencampuri mekanisme di PDI P. Gerindra silakan, PKS silakan, mekanisme masing-masing partai, kita nggak mungkin campuri dan kita nggak akan punya kemampuan untuk mencampuri situasi itu.

Mekanisme partai Golkar ya seperti ini. Ini kebesaran hati partai Golkar, ya sudah kita Bismillah. Karena kami meyakini ada fatsun-fatsun politik baik yang harus kita bangun di kota Balikpapan.

Salah satunya menghargai dan mengapresiasi orang yang berjasa untuk untuk Pak Rahmad, untuk Partai Golkar, yang kemudian hari ini kepala daerahnya adalah kader Partai Golkar.

Artinya tidak masalah jika nanti 2 nama yang keluar dari PDIP?

Kita tidak pernah tau akhir situasinya, bisa saja nanti All Indonesia final (dua calon wawali terpilih dari PDIP).

Kan kita tidak pernah tahu kalau ternyata arahnya ke sana. Bisa saja itu terjadi artinya silahkan dipilih. Yang jelas saya sudah kasih clue. Bisa saja.

Jika kondisi itu yang terjadi, bagaimana Golkar mempertahankan calonnya?

Itu pasti, etikanya seperti itu. Karena Golkar, semua anggota legislatif itu kan tegak lurus dengan instruksi dari fraksi, dan fraksi tegak lurus dengan partai kan seperti itu. Jadi ya itu pasti akan seperti itu arahnya.

Apakah ketika almarhum Thohari Azis berpulang apa memang sudah janji yang terucap ?

Kalau ada janji terucap dari kemarin-kemarin sudah kita proses situasi ini.

Jadi sebenarnya berjalan saja prosesnya?

Iya, jadi dialektika ini kan berjalan seiring. Itulah makanya saya bilang di awal agak kesulitan memang ini kan unpredictable. Nggak pernah ada situasi seperti ini.

Banyak yang terkejut dengan keputusan Golkar memunculkan nama Bu Risti?

Wajar saja karena ini di luar kebiasaan ya. Kalau kita bicara ego partai, kita tidak mau tau harus kader kita yang muncul.

Tapi ini kan dinamikanya masih berkembang,belum di titik akhir.

Prosesnya hari ini Bu Risti direkomendasikan oleh Golkar, baru di titik itu. Masih ada kelanjutannya kita lihat lagi nanti kelanjutannya bagaimana.

Apakah bisa disimpulkan penunjukan Bu Risti sebagai jalan tengah karena jatahnya memang untuk PDIP?

Sebenarnya kalau boleh jujur, Partai Golkar Balikpapan bukan hanya sekadar mengapresiasi keluarga besar almarhum pak Thohari Aziz, tapi juga mengapresiasi PDIP Balikpapan.

Golkar ambil alih semua, sangat bisa gitu. Saya saat ditawarin (jadi calon wawali) itu juga sempat berpikir "oh iya juga ya".

Tapi dalam perjalanannya tidak bisa seperti itu. Mungkin tidak bijak juga kalau kita mengambil semua itu.

Ketua DPRD partai pemenang Golkar, kepala daerah walikota Ketua DPD Golkar, jadi kami melihat situasi, sudahlah kita kasih kesempatan.

Kita harus mengapresiasi, memberi apresiasi bukan hanya kepada pak Thohari, ini juga kepada PDI P ya.

Karena faktanya hari ini Bu Risti juga masih tercantum sebagai kader PDI Perjuangan.

Artinya ini yang dianggap Golkar bisa diterima oleh keluarga Thohari Azis maupun PDIP?

Mudah-mudahan nanti bisa terasumsikan positif seperti itu. Mudah-mudahan bisa seperti itu.

Statement terakhir untuk calon wakil walikota dari Golkar?

Proses pemilihan ini kan tidak lama lagi, juga di DPRD akan membentuk Panlih. Panlih ini kemarin sempat agak panjang sedikit (prosesnya) karena ada perubahan tatib.

Jadi mau saya cerita dulu kenapa tatib diubah. Ketua DPRD sempat sampaikan kalau tatib tidak diubah nanti kasihan partai-partai atau fraksi-fraksi lain tidak terlibat dalam Panlih, karena di dalam tatib itu yang menjadi Panlih itu adalah keterwakilan dari alat kelengkapan DPRD.

Alat kelengkapan DPRD ya, komisi ada 4, ada badan ada dua, ya pastinya di situ kan Golkar aja sudah 3 ya kan, berarti ada fraksi lain yang kemudian tidak akan masuk.

Diubahlah itu kemudian menjadi keterwakilan fraksi dengan harapan semua kekuatan partai politik itu bisa menjadi anggota panlih supaya prosesnya ini bisa berjalan baik.

Itu situasinya kenapa sampai lama. Kemudian kalau dari sisi kami, bahwa kita melihat, kita berharap besar bahwa proses pemilihan ini bisa berjalan baik.

Kemudian Bu Risti sebagai orang yang diusung oleh Partai Golkar, besar harapannya pun juga akan terpilih.

Ini direkomendasikan dulu ya, dengan siapapun nanti ya, apa mungkin nanti dari PDIP, dari Gerindra, dari PKS, silahkan itu.

Dan kami pun pastinya tegak lurus dengan perintah partai, tetap akan mendukung Bu Risti.

Harapan besarnya kalau misalnya Bu Risti terpilih ya nggak terlalu jauh permintaan kami, ayo sama-sama membangun kota Balikpapan ini sebagaimana yang dicita-citakan oleh almarhum Thohari Aziz.

Kami meyakini Bu Risti mampu merepresentasikan. Almarhum mempunyai cita-cita yang sama membangun kota Balikpapan dengan semangat gotong-royongnya. (Tribun Kaltim/Axel Faradila Putri/Bagian 3-Selesai)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved