Berita MHU
Kelola Teknik Pertambangan dengan Baik, Jurus MHU Gapai Aditama pada GMP Award 2022
Pengelolaan teknis pertambangan MHU menerima pengakuan dari Kementerian ESDM pada helatan GMP Award 2022 dengan predikat aditama.
TRIBUNKALTIM.CO - Pelaksanaan kegiatan penambangan tentunya harus dilakukan dengan menaati kaidah teknis yang telah ditetapkan.
PT Multi Harapan Utama (MHU) sebagai salah satu perusahaan pertambangan batu bara melaksanakan kegiatannya dengan selalu mematuhi kaidah teknis mulai dari tahap perencanaan, operasi penambangan, hingga pengangkutan.
Hasilnya, pengelolaan teknis pertambangan MHU menerima pengakuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada helatan Good Mining Practice (GMP) Award 2022 dengan predikat aditama (emas).
Capaian ini meningkat dari gelaran tahun sebelumnya, di mana tata kelola teknik pertambangan MHU belum berkesempatan mendapatkan apresiasi serupa.
Baca juga: Konsisten Kelola Lingkungan Hidup, Kunci MHU Genggam Aditama pada GMP Award 2022
Chief Operation MHU, Faiz Firdaus Fauzan mengungkapkan bahwa capaian penghargaan yang diperoleh MHU merupakan apresiasi eskstra, buah dari konsistensi tata kelola teknik pertambangan yang dilakukan dengan baik meski dengan tantangan yang tidak mudah.
Menurut Faiz, tantangan MHU dibandingkan dengan perusahaan lain dalam hal teknis penambangan salah satunya adalah dari kondisi geologi.
Hal itu tergambarkan dengan lokasi pit penambangan yang cukup banyak dan memiliki umur penambangan beragam.
"Kita tidak memiliki mega pit seperti perusahaan lain, sehinga MHU punya blok dan sub blok yang banyak," tuturnya.
Namun, tantangan tersebut dijawab dengan beberapa upaya yang mendukung tata kelola teknik pertambangan MHU di antaranya persistensi perencanaan penambangan, optimasi proses penambangan, dan pencegahan potensi kejadian akibat operasi.
Pada persistensi perencanaan penambangan, MHU menyiapkan penambangan jangka pendek dan jangka menengah berdasarkan rencana jangka panjang yang telah disusun sebelumnya dengan turut mempertimbangkan kondisi ekonomi makro dan mikro.
"Perencanaan teknis mulai dari kebutuhan infrastruktur penunjang, rencana pegupasan OB (overburden), hingga rencana pengangkutan batu bara kita usahakan mendekati aktual pelaksanaan," Faiz menerangkan.
Baca juga: Inovasi Program Keselamatan Pertambangan, MHU Raih Trofi dan Predikat Aditama GMP Award 2022
Adapun optimasi proses penambangan diaplikasikan melalui berbagai metode guna mendapatkan produksi batu bara yang optimal untuk mencapai target tahunan yang telah disetujui oleh pemerintah dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).
"Salah satunya melakukan optimasi pit penambangan yang tentunya tidak mudah dilakukan dan memerlukan waktu untuk menentukan batas tambang terbaik," tambah Faiz.
Sedangkan untuk pencegahan potensi kejadian akibat operasi, dilaksanakan mulai dari proses perencanaan hingga pengejawantahan di lapangan dengan pengawasan yang ketat pada setiap lokasi dan tahapan kegiatan operasi.
"Pengawas lapangan tentunya kita bekali dengan pengetahuan dan pemahaman yag baik agar setiap rencana yag diaplikasikan dapat dijalankan dengan baik," pungkas Faiz.