Tragedi Arema vs Persebaya
UPDATE Tragedi Kanjuruhan, Helen Prisela Jadi Korban Tewas ke-132, Dokter Ungkap Penyebab Kematian
Update Tragedi Kanjuruhan. Helen Prisela jadi korban tewas ke-132. Dokter ungkap penyebab kematian
Meninggalnya Helen Prisela menambah deretan jumlah korban jiwa Tragedi Kanjuruhan yang semula 131 orang kini menjadi 132 orang.
Baca juga: Rocky Gerung: Gas Air Mata Polisi Penyebab Kematian Suporter Arema dalam Tragedi Kanjuruhan
Tragedi ini terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
Ribuan penonton merangsek masuk ke lapangan.
Aparat lalu menembakkan gas air mata.
Penonton yang panik berdesak-desakan dan kesulitan keluar melewati pintu.
Sebanyak 132 orang tewas dalam peristiwa itu.
Polisi telah menetapkan enam tersangka dalam tragedi tersebut.
Tim Pencari Fakta Sebut soal Mobilisasi Pasukan hingga Pembunuhan Sistematis
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Tragedi Kanjuruhan masih terus menyita perhatian publik, tak hanya di Indonesia, tetapi juga mancanegara.
Terbaru, Tim pencari fakta koalisi masyarakat sipil telah melakukan investigasi .
Investigasi sedikitnya tujuh hari terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, di mana 131 orang tewas imbas gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian pada 1 Oktober lalu.
Tim pencari fakta ini terdiri dari LBH Pos Malang, LBH Surabaya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Lokataru, IM 57+ Institute, dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).
Baca juga: Gas Air Mata Kanjuruhan Kedaluwarsa, Polri Sebut Tak Mematikan, Panpel Arema Ungkap Kondisi Jenazah
"Kondisi saat ini, masyarakat masih dalam keadaan berduka, meski demikian mereka tetap terus menuntut kebenaran dan keadilan dengan menyerukan pengusutan secara tuntas kasus ini melalui spanduk yang terpasang di berbagai sudut di Malang Raya," ujar Ketua Divisi Hukum Kontras Andi Muhammad Rezaldi dalam keterangannya, Minggu (9/10/2022).
Koalisi juga telah melakukan jumpa pers pada Minggu sore. Mereka menyampaikan, mereka telah berjumpa dengan beberapa saksi, korban, dan keluarga korban.
Sebagian korban disebut masih mengalami luka memar, gegar otak, ruam pada wajah, dan trauma atas kekerasan yang mereka alami.