Berita Internasional Terkini
Arab Saudi Buat Amerika Serikat Naik Pitam Gara-gara Minyak, Joe Biden Duga Ada Pengaruh Rusia
Arab Saudi buat Amerika Serikat naik pitam gara-gara minyak. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menduga ada pengaruh Rusia.
Akan tetapi, penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), tidak terpengaruh.
Baca juga: Amerika Serikat Tolak Halus Permintaan Ukraina Gabung NATO Demi Lawan Aneksasi Rusia
Menurut seorang sumber yang dikutip Reuters, Biden sempat bersitegang dengan MBS atas kematian jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi saat dia berkunjung ke Jeddah pada Juli.
Intelijen AS mengatakan, sang putra mahkota menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh Khashoggi, orang dalam Saudi yang berubah menjadi kritikus.
Khashoggi dibunuh dan dimutilasi oleh agen Arab Saudi di dalam gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turkiye, pada 2018.
Di sisi lain, MBS berkukuh membantah memerintahkan pembunuhan.
Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, Biden akan bekerja dengan Kongres AS untuk memikirkan seperti apa hubungan dengan Arab Saudi nantinya.
“Dan saya pikir dia akan bersedia untuk memulai percakapan itu segera. Saya tidak berpikir ini adalah sesuatu yang harus menunggu atau harus menunggu, sejujurnya, lebih lama lagi,” ucap Kirby.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price mengatakan pada Selasa bahwa pemerintahan Biden tidak akan mengabaikan Iran, musuh AS sekaligus saingan Arab Saudi, dalam tinjauan tersebut.
Sebagian besar penjualan senjata AS ke Arab Saudi dilakukan dengan mempertimbangkan ancaman Iran di kawasan itu.
“Ada tantangan keamanan, beberapa di antaranya berasal dari Iran. Tentu saja, kami tidak akan mengabaikan ancaman yang ditimbulkan Iran tidak hanya di kawasan itu, tetapi dalam beberapa hal di luar,” ujar Price.
Baca juga: Siapa Novita Brazil? WNI di Amerika jadi Korban Tewas Salah Sasaran, Rumahnya Diberondong 100 Peluru
Rusia Puji Keputusan OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Dianggap Lawan Kekacauan AS
Rusia pada Minggu (9/10/2022) memuji OPEC+ atas keputusannya untuk memangkas produksi minyaknya.
Rusia mengatakan, keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak berhasil melawan kekacauan yang ditaburkan oleh AS di pasar energi global. Sebelumnya, OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi minyaknya hingga dua juta barel per hari pada Rabu (5/10/2022).
OPEC+, yang beranggotakan negara-negara pengekspor minyak ditambah Rusia, mengatakan bahwa pemangkasan produksi bertujuan untuk menstabilkan harga minyak dunia.
Keputusan pemangkasan produksi minyak tersebut sebelumnya mendapat tentangan yang keras dari AS, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat Didorong Cari Peluang di IKN Nusantara