Berita Nasional Terkini

Luhut Binsar Kasih Sinyal Waspada Soal Ancaman Nuklir, Gejolak Perang Rusia vs Ukraina Makin Panas

Luhut Binsar Pandjaitan kasih sinyal waspada soal ancaman nuklir. Gejolak perang Rusia vs Ukraina makin panas.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut Binsar Pandjaitan kasih sinyal waspada soal ancaman nuklir. Gejolak perang Rusia vs Ukraina makin panas. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar perang Rusia vs Ukraina terkini.

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kasih sinyal waspada soal ancaman nuklir.

Apalagi kalau bukan gejolak perang Rusia vs Ukraina makin panas.

Serangan bertubi-tubi Rusia ke Kota Kyiv Ukraina sangat mengkhawatirkan publik internasional.

 Selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: SERANGAN Rusia Bombardir Kota-kota Ukraina, Usai Jembatan Krimea Meledak dan Robek Harga Diri Putin

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, ancaman nuklir dari perang antara Rusia dan Ukraina semakin nyata.

Perang tersebut bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir dan bisa jadi akan berlangsung lebih lama.

“Kemungkinan ancaman nuklir semakin nyata, meningkatkan ketidakpastian di ekonomi global,” kata Luhut seperti dikutip dari Antara, Rabu (11/10/2022).

Luhut mengaku sudah berbicara dengan sejumlah pihak dari AS dan Eropa yang memprediksi hal yang sama. Hal itu lantaran kondisi terakhir, saat Rusia-Ukraina masih saling membalas serangan.

“Kalau hari ini kita lihat bagaimana Rusia bombardir tembak kota Kiev lagi di Ukraina, itu akan menambah keadaan tidak bagus.

Dan kalau kita lihat jembatan merah, ini sekarang dibombardir jembatannya, Rusia membalas.

Jadi sampai kapan ini terjadi kita tidak tahu. Artinya kalau kita tidak tahu, maka minyak dari Rusia, pangan dari Rusia dan Ukraina, itu tidak akan bisa mereka ekspor ke tempat lain,” tutur Luhut.

Baca juga: UPDATE Rusia Ukraina Hari Ini, Putin Ancam Perang Nuklir, Kelompok G7 Janjikan Pertahanan Ukraina

Luhut pun meminta semua pihak ikut memantau apa yang terjadi di dunia luar. Meski kondisi di dalam negeri masih relatif baik.

“Di luar itu bisa terjadi macam-macam. Saya lihat kemarin ada concern baru mengenai kapal selam dari Rusia, sekarang tiba-tiba muncul di Arktik,” ujar Luhut.

“Itu masalah yang perlu kita hadapi untuk kita buat perencanaan di negeri kita ke depan," tambahnya.

Indonesia, lanjutnya, akan menghadapi the perfect storm di mana ketidakpastian ekonomi dunia sangat tinggi. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk hati-hati dan waspada.

Baca juga: Kabar Terbaru, Rudal Rusia Hantam Zaporizhzhia Ukraina, 13 Tewas dan Puluhan Warga Terluka

Luhut menyampaikan, pemerintah akan melakukan stress test di berbagai bidang jika badai tersebut terjadi.

Stress test dilakukan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat menjadi titik lemah ekonomi Indonesia sekaligus langkah untuk mengatasinya.

“Kita akan menghadapi perfect storm ini, jadi tolong kita semua hati-hati. Ketidakpastian ekonomi dunia menurut  saya sangat tinggi maka Indonesia harus menyiapkan skenario terburuk,” tandasnya.

Baca juga: Ledakan Jembatan Krimea Jatuhkan Mental Rusia, Benarkah Tanda Kekalahan Militer Putin Makin Dekat?

Rusia melancarkan serangan bom terus-terusan ke ibu kota Ukraina, Kyiv dan sejumlah kota lainnya pada Senin (10/10/2022) pagi, The Independent melaporkan.

Sedikitnya delapan orang di Kyiv tewas dan beberapa orang terluka, menurut keterangan awal yang diberikan oleh pihak berwenang Ukraina.

Selain di Kyiv, ledakan juga dilaporkan terjadi di Kota Lviv, Odessa Kharkiv, Mykolaiv, Ternopil, Kremenchuk dan Dnipro, serta serangan semalam di Zaporizhzhia.

Serangan besar-besaran itu dianggap sebagai pembalasan atas ledakan di jembatan Krimea pada akhir pekan lalu.

Pejabat senior di Moskow pada hari Senin mengatakan mereka harus menargetkan orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di jembatan itu.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan serangan balasan menunjukkan bahwa Putin adalah "teroris yang berbicara dengan rudal."

Baca juga: Berita Terbaru! Rusia Kembali Pusatkan Serangan Terbaru di Ukraina, Kota Kharkiv dan Zaporizhzhia

Serangan di Kyiv kali ini diperkirakan menjadi serangan terbesar di ibu kota sejak awal perang pada Februari lalu.

Foto-foto menunjukkan tubuh seorang pria dengan celana jins tergeletak tak bernyawa di sebuah jalan di persimpangan yang sibuk.

Seorang tentara juga terlihat memotong pakaian seorang wanita yang berbaring di rumput untuk mencoba mengobati luka-lukanya.

"Mereka mencoba menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi, menghancurkan orang-orang kita yang tidur di rumah di Zaporizhzhia," kata Presiden Volodymyr Zelenskiy melalui aplikasi perpesanan Telegram.

"Mereka membunuh orang yang pergi bekerja di Dnipro dan Kyiv."

"Sirine serangan udara tidak mereda di seluruh Ukraina."

"Ada rudal yang menghantam."

"Sayangnya, ada yang tewas dan terluka."

Di salah satu persimpangan jalan tersibuk di Kyiv, sebuah kawah besar telah meledak di jalan.

Mobil hancur dan bangunan rusak.

Dua mobil dan sebuah van di dekat kawah hancur total akibat pecahan peluru.

Jendela-jendela gedung-gedung di Universitas Taras Shevchenko Kyiv pecah.

Pasukan Garda Nasional dengan perlengkapan tempur lengkap dan membawa senapan serbu, berbaris di luar gedung serikat pendidikan.

"Ibu kota sedang diserang teroris Rusia!"

"Rudal menghantam benda-benda di pusat kota (di distrik Shevchenkivskyi) dan di distrik Solomyanskyi."

"Sirene serangan udara berbunyi, dan ancaman terus berlanjut," tulis walikota Vitali Klitschko di media sosial.

Laporan lokal mengatakan bahwa setidaknya empat ledakan terdengar dari pusat kota.

Serangan Pertama dalam Beberapa Bulan

Serangan di Kyiv ini terjadi setelah warga merasakan ketenangan berbulan-bulan.

Mayoritas serangan Rusia terkonsentrasi di timur laut dan selatan.

Serangan terakhir yang dilaporkan di Kyiv tercatat pada bulan Juni.

Baca juga: Pasca Jembatan Krimea Rusia Meledak, Ukraina Bersiap Hadapi Serangan Nuklir dari Pasukan Putin

Buntut Ledakan Jembatan Krimea

Serangan hari ini adalah buntut ledakan yang merusak satu-satunya jembatan di atas Selat Kerch ke semenanjung Krimea.

"Serangan ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina," ujar Putin dalam sebuah video di saluran Telegram Kremlin.

Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas ledakan di jembatan itu tetapi mereka merayakannya serangan itu.

Pejabat senior Rusia menuntut tanggapan cepat dari Kremlin menjelang pertemuan dewan keamanan Putin pada hari Senin.

Jembatan itu adalah rute pasokan utama bagi pasukan Rusia di Ukraina selatan dan simbol kendali Rusia atas Krimea, semenanjung yang dicaploknya pada 2014.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan menjelang pertemuan bahwa Rusia harus membunuh "teroris" yang bertanggung jawab atas serangan itu.

"Rusia hanya dapat menanggapi kejahatan ini dengan membunuh teroris secara langsung, seperti kebiasaan di tempat lain di dunia. Inilah yang diharapkan warga Rusia," katanya seperti dikutip oleh kantor berita negara Tass. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rusia Bombardir Kyiv sebagai Balasan Serangan di Jembatan Krimea, Setidaknya 8 Orang Tewas, https://www.tribunnews.com/internasional/2022/10/10/rusia-bombardir-kyiv-sebagai-balasan-serangan-di-jembatan-krimea-setidaknya-8-orang-tewas?page=all

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved