Berita Nasional Terkini
Merintis Pengajaran Cek Fakta ke Sekolah dan Kampus untuk Tingkatkan Nalar Kritis Anak Muda
Materi cek fakta itu diyakini sebagai imunisasi bagi siswa dan mahasiswa agar mereka tahu membedakan fakta dan hoaks yang bertebaran melalui gawai.
Beberapa studi tentang literasi digital di kalangan generasi Z dan milenial menunjukkan adanya kecakapan yang cukup dalam penggunaan media digital.
Potensi yang dimiliki oleh anak muda ini tentu harus diiringi dengan literasi media agar dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Karena itu, Mafindo, AMSI, dan AJI menggandeng berbagai pihak untuk menyiapkan advokasi kebijakan agar materi cek fakta dan literasi media bisa diakomodasi dalam kurikulum pendidikan di sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Bentuk dan caranya beragam. Bisa mengintegrasikan dalam mata pelajaran maupun ekstra kurikuler.
Sambil melakukan advokasi kebijakan, para pihak terkait juga terus melakukan kampanye dan edukasi pentingnya cek fakta di berbagai kalangan.
Baca juga: AMSI Kaltim Lakukan Cek Fakta Debat Pilkada Balikpapan, Malam Ini Pendalaman Visi dan Misi Paslon
Berbagai pihak melatih komunitas agar memiliki keterampilan cek fakta dan nalar kritis menghadapi informasi terutama di dunia digital.
Sebagai contoh, Mafindo Pontianak, Kalimantan Barat melatih 30 siswa SMAN 3 Sungai Raya yang terletak di daerah pinggiran soal cek fakta dan literasi media.
Dengan akses listrik dan internet minim, mereka mendapat materi keterampilan cek fakta agar mereka tidak mudah terjebak oleh hoaks.
Kalimantan Barat tergolong daerah rawan konflik yang disebabkan salah satunya hoaks dan fitnah.
Mafindo Pontianak juga melatih 7.000 mahasiswa baru Universitas Tanjungpura.
Sebagian mahasiswa akan menjadi relawan untuk mengajarkan cek fakta kepada sekolah dan masyarakat.
Selain di Pontianak, kolaborasi cekfakta.com juga menyelenggarakan diskusi dengan 30 siswa SMAN 15 Surabaya serta acara sejenis di Semarang.
Baca juga: Bicara di IDC AMSI 2021, Menkominfo Singgung Perlindungan Data Pribadi dalam Bisnis Digital
Direktur Eksekutif AMSI, Adi Prasetya menyatakan dalam cek fakta, Mafindo, AMSI, dan AJI, tidak hanya membuat debunking, bantahan, atau memeriksa fakta.
Mereka juga mengembangkan pre-bunking, pencegahan agar hoaks tidak makin menyebar.
“Gampangnya, masyarakat harus dikasih ‘vaksin,’ supaya kalau ada hoaks, kita sudah siap. Orang tidak akan mudah kena hoaks dan menjadi kebal,” ujar Adi Prasetya.
Febrina Galuh, Direktur Eksekutif AJI Indonesia, menyatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak. Selama ini, AJI berkolaborasi dengan kampus melatih mahasiswa. (*)