Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Blak-blakan Soal Caleg, Ahmad Basir: Rekomendasi dari Partai Nasdem Itu 0 Rupiah
Partai Nasdem pun membuka pintu selebar-lebarnya buat seluruh masyarakat yang mempunyai kompetensi dan kemauan bergabung.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden diharapkan mampu mendongkrak elektabilitas dari Partai Nasdem di Kaltim, terutama Balikpapan.
Partai Nasdem pun membuka pintu selebar-lebarnya buat seluruh masyarakat yang mempunyai kompetensi dan kemauan bergabung.
Ketua DPD NasDem Balikpapan, Ahmad Basir menyebut tantangan di Pemilu 2024 mendatang, salah satunya masih soal partisipasi pemilih. Masih ada saja golongan yang apatis.
““Ini sesungguhnya kita patut prihatin, dan ini tanggung jawab kita semua bukan tanggung jawab Nasdem saja,” kata Ahmad Basir dalam talkshow Tribun Kaltim Series “Memoles Anies” di Youtube Tribun Kaltim Official, pada 11 Oktober 2022 lalu.
Lalu bagaimana persiapan Nasdem Balikpapan menjelang 2024, berikut petikan wawancara ekslusifnya.
Pemilu 2024, cara kampanyenya bakal beda?
Iyalah masyarakat kan sekarang sudah mulai pintar. Bukan lagi siapkan uang banyak-banyak maka bakal jadi. Tidak semua juga yang mengeluarkan uang banyak bisa berhasil duduk di DPR. Tapi ya tetap, tidak mungkin tidak ada cost politik.
Baca juga: EKSKLUSIF Nasdem Balikpapan Kawal Anies Baswedan, Ahmad Basir: Jangan Bertengkar Karena Beda Pilihan
Baca juga: EKSKLUSIF - Nasdem Duluan Calonkan Anies Baswedan, Ahmad Basir Bicara Koalisi di Balikpapan
Caleg-caleg Nasdem dari kalangan mana saja?
Sekarang semua unsur masyarakat kita libatkan, kita ada Nasdem Memanggil. Kita membuka selebar-lebarnya buat seluruh masyarakat yang mempunyai kompetensi dan kemauan. Mau dan memang siap, kan ada yang mau tapi tidak siap.
Nasdem membuka ruang itu dari kawula muda (milenial), komunitas, tokoh-tokoh agama, dan yang lainnya.
Bagaimana penyeleksian calegmya?
Ada beberapa parameter yang kita siapkan, banyak hal tapi salah satu di antaranya, contoh kalau mau jadi bakal calon legislatif partai Nasdem 2024 harus memiliki referral anggota yang terverifikasi minimal 500.
Caranya bagaimana menunjukan mereka punya 500 orang?
Kita ada sistemnya by online terverifikasi. Kita bisa lihat contoh si A mau jadi caleg 500 referral-nya ada nggak? Kalau ada, berarti pertama dia sudah oke.
Masing-masing ada passing grade-nya, jadi orang berhasil bakal calon di partai nasdem itu memang benar-benar sudah mengikuti atau sudah melalui tahapan-tahapan, dan itu sudah diinformasikan sedari awal, jadi tidak ada ujuk-ujuk ada aturan baru terakhir.
Nasdem Balikpapan mensyaratkan mahar kepada caleg?
Tidak ada. Politik tanpa mahar. Semua sudah tau bahwa kalau kita masuk ke ranah ini ternyata ada mahar, nanti yang terbebani siapa?
Ujung-ujungnya yang terbebani masyarakat makanya Nasdem konsisten dengan poilitik tanpa mahar.
Saya kemarin ya, walaupun tidak masuk jadi kontestan (di Pilkada), untuk mendapatkan rekomendasi Nasdem itu 0 Rupiah.
Konsistensi itulah yang saya lihat sampai saat ini Nasdem jalankan.
Di Pemilu 2024 nantikan lebih dari 50 persen pemilih adalah kalangan milenial, bagaimana strategi Nasdem menjangkau milenial yang selama ini dikenal Apatis dalam politik?
Justru itu, inikan sering saya sampaikan bahwa bukan hanya kawula muda. Masyarakat yang orang tua begitu ya masih juga tidak melek akan politik atau Apatis. Ini sesungguhnya kita patut prihatin dan ini tanggung jawab kita semua bukan tanggung jawab Nasdem saja.
Makanya Nasdem sekarang aktif untuk sosialisasi ke masyarakat bagaimana memperkenalkan atau menyampaikan politik itu seperti apa, supaya orang jangan takut dengan partai politik dan politik. Karena kita tau semua kehidupan sosial kita itu tidak ada yang lepas dari keputusan politik.
Sekarang bagaimana dengan mahasiswa dengan kaum-kaum milenial? Ya kita memberikan info-info mungkin dengan cara-cara yang genit dikit, tapi paling tidak mulai terbuka pelan-pelan kita memberikan pemahamannya.
Sekarang kita ada liga mahasiswa. Itu adalah bagian dari struktur partai (sayap partai) yang memang untuk memperkenalkan politik kepada mahasiswa.
Kemudian sayap partai ada garda pemuda, banyak kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan pemuda-pemuda kita tinggal menyesuaikan saja.
Kaum milenial identik dengan gadget. Bagaimana Nasdem memanfaatkan gadget dan media sosial?
Makanya sekarang ada bidang yang membidangi khusus untuk itu, yang membidangi untuk milenial, dan mempersiapkan segala sesuatu bahan-bahan kampanye yang memungkinkan akan mudah diserap oleh kaum milenial. Tidak boleh berat-berat. saya sudah pernah mencoba komunikasi seperti itu.
Jangan pernah duduk dengan adik-adik kaum milenial langsung membahas politik dia lebih asyik dengan gadgetnya. Nah, tapi ya itu tadi kita coba ramu, kita masukan dalam media sosial dengan memberikan informasi yang lucu tapi mengena.
Intinya, dari Nasdem harus suka ria. Kita tidak boleh memunculkan bahwa untuk mengenal partai politik itu adalah seram tapi harus suka ria tidak boleh berkotak-kotakan, saling serang sana-sini, membenci sana-sini.
Isu apa yang akan dijual oleh Nasdem di Pemilu 2024 untuk tingkat lokal khususnya Balikpapan?
Yang ingin kita sampaikan ke masyarakat bahwa partai Nasdem itu hadir bukan hanya pas mendekati kontestasi, tapi partai Nasdem itu selalu ada di tengah-tengah masyarakat dengan kerja sosialnya.
Ada Nasdem peduli, ada rescue artinya semua yang menjadi kepentingan masyarakat kita harus bisa tau di bawah dan kita menyerap. Kalau seumpamanya kita bergerak ke masyarakat, otomatis kita sudah tau apa yang menjadi harapan masyarakat di bawah.
Contohnya apa itu dari Nasdem?
Masyarakat itu butuh perhatian kok. Dari sisi sosial coba kita lihat apa yang kita bisa lakukan, untuk Nasdem sekarang ini walau belum seberapa yang bisa kita lakukan. Kita siapkan beberapa ambulance gratis.
Gratisnya bukan karena mau Pileg saja dan itu sudah dilakukan beberapa tahun sebelumnya dan konsisten sampai sekarang dan tidak memilih-milih. Kalau bekerja sosial ya niatnya memang untuk membantu masyarakat.
Saat membantu masyarakat tidak bisa kita pilih-pilih karena beda warna. Partai politik itu hanya wadah, media untuk mencapai tujuan kita mencapai kesejahteraan. (TribunKaltim/m34)