Travel

Keseruan Festival Ulat Sagu di Hutan Kampung Yoboi Papua, Kopi Populer hingga Kuliner Mujair

Berbagai menu tersaji mulai dari ikan mujair goreng, sambal beserta lalapan, es buah, dan tak lupa papeda

Editor: Budi Susilo
thairath.co.th via tribunnewsWiki.com
Sate Ulat Sagu. Kali ini ada Festival Ulat Sagu II di Kampung Yoboi, Giri berharap agar adanya kesadaran masyarakat untuk merawat hutan Sagu dan tidak mengubahnya menjadi lahan permukiman secara masif. 

Para pengunjung pun mulai meninggalkan lokasi Festival Ulat Sagu lalu berpindah ke Kampung Yoboi.

Baca juga: Wisata Kuliner Samarinda, Rustic Camp dan Cafe, Siapkan Karaoke

Di sana, wakil bupati beserta rombongan disuguhkan hidangan dari warga Kampung Yoboi.

Berbagai menu tersaji mulai dari ikan mujair goreng, sambal beserta lalapan, es buah, dan tak lupa papeda lengkap beserta ikan mujair kuah kuning.

Surga Kecil Jatuh ke Bumi

Festival Ulat Sagu II dan pengembangan pemanfaatan produk Sagu secara resmi dibuka oleh Direktur Kepercayaan dan Masyarakat Adat Kemendikbud Ristek, Samsul Hadi.

"Melalui Festival Ulat Sagu II ini, tak ada salahnya kalau Papua dinyatakan sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi, karena surga kecil ini sangat bermanfaat bagi kita semua, termasuk pangan lokal yakni Sagu," jelasnya.

Dikatakannya, Sagu memiliki potensi bukan hanya Sagu itu sendiri yang dikonsumsi tetapi ada bagian Sagu yang terbuang dan dikonsumsi, itu hidup ulat dan dapat diolah menjadi santapan khas.

"Mudah-mudahan saudara-saudara kita yang datang dapat rindu dengan Ulat Sagu hari ini melalui event Kongres ke-VI Maayarakat Adat Nusantara (KMAN) di Kabupaten Jayapura," tambahnya.

Baca juga: Wisata Kuliner Balikpapan, Kampoeng Rasa Sepinggan Khas Timur Tengah, Harga Rp 198 Ribu

Lalu, Giri menuturkan nilai ekonomis juga sangatlah tinggi sehingga masyarakat harus bisa menjaga dan melestarikan Pohon Sagu sebagai sumber kehidupan.

"Bahkan ampas dari Sagu itu bisa menjadi pakan ternak, dan bagian kulit kayunya juga bisa bermanfaat untuk membangun rumah (lantai dan dinding), daunnya bisa menjadi atap," sebutnya.

Melalui momen Festival Ulat Sagu II di Kampung Yoboi, Giri berharap agar adanya kesadaran masyarakat untuk merawat hutan Sagu dan tidak mengubahnya menjadi lahan permukiman secara masif.

"Kalau kita konsisten, maka ke depan di Indonesia bukan hanya Riau tetapi juga Papua bisa menjadi provinsi Sagu," harap Giri.

Giri menyampaikan, beberapa kawasan hutan sagu di tanah Papua banyak yang telah dibabat habis dan menjadi lokasi perumahan.

Baca juga: Tahukah Anda, Ini 7 Makanan Unik Khas Indonesia, Traveler Berani Coba Sate Ulat Sagu

"Bagi kita semua, seharusnya yang Tuhan berikan harus kita jaga bersama, saya mau tegaskan di Papua tidak ada orang miskin," tandasnya.

Ia mengatakan, kondisi miskin di luar Papua dihadapkan pada pilihan esok makan atau tidak, tetapi di Tanah Papua dengan adanya hutan Sagu besok pasti makan. (Tribun Papua/Aldi Bimantara)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Festival Ulat Sagu Resmi Dibuka, UMKM Mulai Berjualan di Tengah Hutan Sagu

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved