Berita Nasional Terkini
LENGKAP! TERJAWAB Siapa Sajakah Anggota BPUPKI, Tugas hingga Apa Tujuan Dibentuknya
Siapa sajakah anggota BPUPKI? simak ulasannya termasuk tugas hingga apa tujuan dibentuknya BPUPKI.
Julukan sebagai Bapak Koperasi juga melekat pada dirinya, karena sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi di Indonesia.
A.A. Maramis
Alexander Andries Maramis adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan Nasional.
Ia pernah menjadi Menteri Keuangan Indonesia dan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama.
Pada 1 Maret 1945, A.A. Maramis diangkat sebagai anggota BPUPKI dan tergabung dalam Panitia Sembilan, untuk merumuskan dasar negara Indonesia.
Sumbangsih yang Maramis berikan dalam perumusan dasar negara adalah ia mengusulkan nilai pertama Pancasila kepada Moh. Hatta.
Abikoesno Tjokrosoejoso
Abikoesno Tjokrosoejoso adalah salah satu bapak pendiri kemerdekaan Indonesia.
Ia tergabung dalam Panitia Sembilan buatan BPUPKI untuk turut membantu merancang rumusan dasar negara Indonesia.
Selain itu, ia juga perancang pembukaan UUD 1945 yang juga dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Kakaknya, Oemar Said Tjokroaminoto, merupakan pemimpin pertama Sarekat Islam.
Setelah kematian Oemar, 17 Desember 1934, Abikoesno mewarisi jabatan tersebut, sebagai pemimpin Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Agus Salim
Agus Salim adalah wartawan dan aktivis pada masa kebangkitan nasional.
Namanya dikenal setelah bergabung dengan Sarekat Islam dan menjadi salah satu petinggi.
Pada 1921, ia ditunjuk sebagai anggota Dewan Rakyat Hindia Belanda (Volksraad).
Abdoel Kahar Muzakir Abdoel Kahar Muzakir merupakan tokoh Islam yang pernah menjadi anggota BPUPKI dan tergabung dalam Panitia Sembilan.
Ia juga terpilih untuk menjadi rektor magnificus Universitas Islam Indonesia (UII) periode 1948 sampai 1960.
Pada tanggal 8 November 2019, Abdul Kahar Muzakir dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo.
Ahmad Subardjo
Ahmad Subardjo adalah salah satu tokoh pejuang pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ia menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia pertama.
Berbagai jasa yang Ahmad Subardjo turut berikan demi kemerdekaan Indonesia adalah aktif dalam organisasi Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda.
Selain itu, ia pun turut terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok, di mana ia tergabung dalam golongan tua dan yang menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Ahmad Soebardjo juga ikut andil dalam proses perumusan naskah proklamasi dan tergabung dalam Panitia Sembilan buatan BPUPKI untuk merumuskan dasar negara Indonesia.
Abdul Wahid Hasjim
Abdul Wahid Hasjim merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang menjadi Menteri Negara pertama dalam kabinet pertama Indonesia, yaitu Kabinet Presidensial.
Pada saat usianya menginjak 25 tahun, 1939, Abdul Wahid bergabung dalam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan setahun kemudian menjadi ketua.
Sejak saat itu, karier politiknya pun menanjak, sampai pada tanggal 24 Oktober 1943, ia ditunjuk untuk menjadi Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Ia juga ditunjuk sebagai anggota BPUPKI dan PPKI.
Moh. Yamin
Mohammad Yamin adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum yang diberi penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Ia adalah pelopor Sumpah Pemuda yang dibacakan pada saat Kongres Pemuda II.
Semasa pendudukan Jepang, ia terpilih untuk menjadi anggota BPUPKI dan bermain banyak peran di dalamnya, salah satunya menjadi perumus dasar negara Indonesia.
Setelah Panitia Sembilan terbentuk, rancangan teks proklamasi pun telah dibuat, yang kemudian dijadikan pembukaan UUD 1945, yang berbunyi:
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rancangan pembukaan UUD 1945 yang juga dikenal sebagai Piagam Jakarta ini disetujui pada 22 Juni 1945.
Rumusan tersebut dibacakan oleh Soekarno di sidang kedua BPUPKI, 10 Juli 1945.
Referensi: Hatta, Mohammad. (2015). Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977). Jakarta: Kompas. hlm. 310.
Tugas BPUPKI
Tugas utama BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal penting yang berhubungan dengan berbagai hal menyangkut pembentukan negara Indonesia.
Selain itu, BPUPKI juga memiliki beberapa tugas lain, meliputi:
- Membahas Dasar Negara Indonesia.
- Sesudah sidang pertama, BPUPKI membentuk reses selama satu bulan.
- Membentuk Panitia Kecil (panitia delapan) yang bertugas menampung saran-saran dan konsepsi dari para anggota.
- Membantu panita sembilan bersama panita kecil.
- Panita sembilan menghasilkan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta.
Itulah tadi ulasan siapa sajakah anggota BPUPKI, tugas hingga apa tujuan dibentuknya BPUPKI. Semoga bermanfaat.
(*)