Berita Paser Terkini
Buntut Oknum Guru Honorer Berbuat Asusila, DPRD Paser Minta Pemda Selektif Rekrut Tenaga Pendidik
Buntut kasus pelecehan seksual terhadap pelajar di salah satu SMP di Paser yang dilakukan oknum pengajar, membuat rekrutmen guru honorer akan lebih se
Penulis: Syaifullah Ibrahim |
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Buntut kasus pelecehan seksual terhadap pelajar di salah satu SMP di Paser yang dilakukan oknum pengajar, membuat rekrutmen guru honorer akan lebih selektif lagi.
Perilaku tak terpuji yang dilakukan tenaga pendidik yang mengajar mata pelajaran Seni dan Budaya tentunya mendapat banyak kecaman dari masyarakat dan menambah deretan tercorengnya dunia pendidikan.
Anggota Komisi II DPRD Paser, Yairus Pawe menyampaikan berbagai lapisan masyarakat sudah pasti mengecam tindakan oknum guru tersebut terhadap siswinya.
"Semua pasti terpukul dengan kejadian ini, kami sangat prihatin. Ke depan rekrutmen guru harus lebih selektif lagi," imbuhnya, Rabu (2/11/2022).
Ia sangat menyayangkan perilaku oknum guru tersebut, yang semestinya sebagai seorang pengajar memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya.
Baca juga: DPRD Paser Beri Dukungan Pemda dalam Menjamin Pekerja Rentan Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan
"Apa yang dilakukan oleh tenaga pengajar itu bisa mempengaruhi psiskis, mentalitas anak-anak ke depannya," ujarnya.
Anggota DPRD Paser Dapil Longikis-Longkali itu menginginkan, agar semua pihak terkait melakukan evaluasi, termasuk dalam rektrutmen tenaga pengajar honorer, maupun pengawasan saat ekstrakulikuler.
"Guru-guru (status honor) yang direkrut harus berkompeten, baik dari sisi integritas, kredibilitas dan kapabiltas," ucap Yairus.
Hal tersebut dikarenakan, guru atau tenaga pendidik menjadi muara murid untuk dijadikan sebagai panutan dari sisi perilaku.
Baca juga: DPRD Paser Usul Penambahan Lapangan Olahraga Basket
Menyikapi persoalan tersebut, khususnya Komisi II DPRD Paser bakal memanggil pihak Disdikbud Kabupaten Paser.
"Jangan sampai terjadi seperti ini lagi, kami sangat prihatin. Kami akan memanggil dinas terkait, supaya ada langkah-langkah konkret agar hal serupa tak terulang kembali," ucap Yairus. (*)