Berita Internasional Terkini

Terbaru, AS Naik Pitam, Korea Utara Tertangkap Basah Turun Tangan untuk Rusia, Tukar Guling?

Terbaru, Amerika Serikat naik pitam, Korea Utara tertangkap basah turun tangan untuk Rusia, tukar guling?

tasnimnews
Rusia dan Korea Utara. Terbaru, Amerika Serikat naik pitam, Korea Utara tertangkap basah turun tangan untuk Rusia, tukar guling? 

TRIBUNKALTIM.CO - Terbaru, Amerika Serikat naik pitam, Korea Utara tertangkap basah turun tangan untuk Rusia, tukar guling?

Berita terbaru Rusia Ukraina, Amerika Serikat kembali naik pitam lantaran Korea Utara tertangkap basah membantu Rusia, benarkah kedua negara tersebut tukar guling?

Benarkah Rusia dan Korea Utara tukar guling? lantaran Korea Utara tertangkap basah oleh Amerika Serikat memberi bantuan untuk Rusia.

Pemerintah Korea Utara secara diam-diam menyalurkan peluru artileri untuk membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Baca juga: Ukraina Sukses Lubangi Kapal Perang Utama Rusia di Laut Hitam Pakai Drone, Vladimir Putin Ngamuk?

Di mana Korea Utara memberikan bantuan Rusia menggunakan negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara untuk menutupi pergerakan senjata.

Hal itu diungkapkan oleh Amerika Serikat pada Rabu (2/11/2022).

Sebagaimana dilansir dari washingtonpost, koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Amerika Serikat, John Kirby mengatakan bahwa adanya pengiriman termasuk ribuan peluru.

Tuduhan tentang Korea Utara muncul di atas bukti bahwa Rusia juga bersandar pada Iran.

Khususnya drone buatan Iran untuk melengkapi upaya perangnya di Ukraina.

Seorang peneliti pertahanan di Rand Corp dan pakar di Asia Timur Laut dan Timur Tengah, Bruce W. Bennett juga memberikan pernyataannya.

Baca juga: Bagaimana Perang di Ukraina Menghancurkan Rusia? Cek Ulasannya

"Artileri sangat, sangat berat. Jadi mengirimnya dengan kapal akan memakan waktu berminggu-minggu. Jauh lebih mungkin, katanya, bahwa Korea Utara akan mengirim setidaknya beberapa peluru melalui China.

"Di mana kereta api dapat membawa muatan melalui Asia Tengah dan ke Iran sehingga hampir tidak mungkin bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk melarang senjata tersebut sebelumnya," ungkap Bennett dikutip dari washingtonpost, Rabu (2/11/2022).

Mungkin juga, kata Bennett, bahwa Korea Utara menggunakan banyak rute untuk membuat Barat menebak-nebak.

Pyongyang harus menggunakan rute laut untuk membawa artileri ke Afrika Utara, yang berpotensi menciptakan lebih banyak peluang bagi Barat untuk merebut senjata, tetapi juga menjaga agar Rusia tetap memasok, katanya.

Baca juga: Berapa Jumlah Tentara Rusia yang Tewas? Terungkap Tembus 80.000 Jiwa dalam Invasi di Ukraina

Meskipun Amerika Serikat tidak merinci negara mana yang menjadi titik transfer, ada beberapa kandidat yang mungkin, mengingat di mana Rusia memiliki pengaruh di wilayah tersebut.

Rusia memiliki pengaruh untuk wilayah tersebut sehingga wilayah tersebut melakukan tukar guling.

Untuk diketahui tukar guling merupakan suatu persetujuan, dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberi suatu barang secara bertimbal balik, sebagai gantinya atas suatu barang.

Rusia memiliki hubungan dekat dengan Suriah, di mana telah menjadi pelindung militer utama Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara 11 tahun yang telah menjadi kebuntuan dengan kelompok pemberontak dan ekstremis yang sebagian besar didukung ke sudut di bagian barat laut negara itu.

Baca juga: Rusia Pernah Menjajah Negara Apa Saja? Cek 15 Negara yang Menjadi Bagian dari Uni Soviet

Rusia memiliki kendali, di bawah perjanjian bilateral, pangkalan angkatan laut di Tartus, di pantai Mediterania, serta pangkalan udara Hmeimim.

Moskow telah meningkatkan kedua fasilitas dalam beberapa tahun terakhir.

Assad juga mempertahankan hubungan dengan Korea Utara, yang dituduh menyediakan rudal balistik dan komponen senjata kimia kepada militer Suriah yang bertentangan dengan sanksi PBB.

Pada 2019, kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi.

Baca juga: Siapa Saja yang Mendukung Rusia? Cek 5 Negara yang Menolak Menyebut Tindakan Moskow sebagai Perang

Di Afrika Utara, tentara bayaran Grup Wagner Rusia dilaporkan hadir di pangkalan dan pelabuhan yang dikendalikan oleh Tentara Nasional Libya dari panglima perang pemberontak Khalifa Hifter.

Korea Utara memiliki jaringan perusahaan depan militer di Afrika yang menurut para ahli membuat pilihan negara-negara titik tengah itu juga menguntungkan.

Berita tentang Rusia

Berita tentang Ukraina

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved