IKN Nusantara
Lebar Jalan Utama KIPP IKN Nusantara 6 Lajur, Dilengkapi Saluran Air, Kabel dan Gas
Lebar jalan utama KIPP IKN Nusantara 6 lajur, dilengkapi saluran air, kabel dan gas
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah terus mengebut pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur, dari berbagai sisi.
Dilansir dari Tribunnews.com, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Kalimantan Timur, Junaidi menjelaskan, hingga akhir tahun 2022 ini targetnya adalah menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan hingga bandara di kawasan IKN Nusantara.
Serta membangun jalan tol dari Balikpapan hingga Kawasan Inti Pemerintahan Pusat (KIPP) yang menjadi tempat berkantor Presiden, Wapres hingga para menteri.
"Kita bangun infrastrukturnya dahulu. Jalan itu menjadi akses utama pengangkutan logistik," tegas Junaidi.
Untuk pembangunan jalan, PUPR melaksanakan sesuai design yang dibikin Bapenas.
Meliputi jalan utama menuju KIPP dan juga jalan besar di Kawasan Inti Pemerintahan Pusat.
"ROW (Right of Way atau hak jalan) selebar 120 meter dan terdiri enam lajur dan empat lajur," jelas Junaidi.
Di ROW tersebut juga sekaligus disiapkan tunnel dalam tanah seluas 4 meter untuk kabel, saluran air, gas dan lainnya.
"Sehingga tidak ada kabel semrawut di IKN," tegas Junaidi.
Pembangunan jalan dasar, jembatan ditargetkan hingga akhir tahun ini sudah tuntas.
Sehingga dapat digunakan untuk mengangkut logistik pembangunan gedung dan lainnya.
Estimasi data Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR jumlah pekerja konstruksi yang akan terlibat dalam pembangunan IKN sebanyak 233.000 orang.
Nantinya di perumahan pekerja konstruksi IKN ini akan dibangun fasilitas minimal berupa fasilitas akomodasi, kesehatan, konsumsi, perbelanjaan dan peribadatan dengan dilengkapi sumber daya listrik mandiri (PV Roof)
Waktu Pelaksanaan konstruksi perumahan pekerja konstruksi di IKN ini juga relatif singkat yakni maksimal 4 bulan.
Pada tahap pertama, kompleks perumahan ini akan menampung minimal 10.000 orang tenaga kerja konstruksi.