Berita DPRD Paser

DPRD Paser Soroti Kasus Asusila, Pemkab Harus Ada Terobosan dan Bergerak Aktif

Salah satu kasus pelecehan asusila yang sempat ramai menjadi perbincangan khalayak umum yaitu, oknum guru yang melakukan pelecehan

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
HO/DPRD Paser
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Paser, Hj Dian Yuniarti menegaskan, kasus asusila yang merebak di Kabupaten Paser, pencegahannya perlu ada campur tangan internal keluarga. Semua pihak harus bersatu untuk melawan kejahatan asusila di tengah masyarakat.  

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Paser, Dian Yuniarti soroti kasus tindak asusila yang belakangan ini telah terjadi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur

Salah satu kasus pelecehan asusila yang sempat ramai menjadi perbincangan khalayak umum yaitu, oknum guru yang melakukan pelecehan terhadap anak didiknya.

Dian Yuniarti sebagai perempuan sekaligus ibu, mengaku sangat terpukul dan sedih atas peristiwa itu, serta tidak menginginkan menimpa keluarga yang lain.

Kasus tindak asusila atau pelecehan asusila yang kini tengah hangat di masyarakat direspon Ketua Fraksi Demokrat Paser Hj Dian Yuniarti.

Baca juga: Pelaku Asusila Anak di Bawah Umur di Kubar Serahkan Diri ke Polisi, Sempat jadi Buron

"Tentu sangat disayangkan perbuatan tak senonoh itu terjadi, apalagi pelaku kejahatan asusila merupakan orang terdekat yang tak lain adalah guru dari siswi itu," sesalnya, Selasa (15/11/2022).

Ia membeberkan, kasus kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, bahkan terjadi di lingkungan keluarga antara orangtua dan anaknya.

"Kasus ini sangat memperihatinkan, apalagi di tahun 2021 Paser memperoleh kabupaten layak anak dari kementerian," singgung Dian.

Agar hal serupa tidak kembali terjadi, Ketua Fraksi Demokrat Paser itu menginginkan agar Pemda melalui dinas terkait perlu melakukan terobosan dan bergerak lebih aktif.

Baca juga: DPRD Paser Sahkan Raperda APBD 2023, Singgung Anggaran Perjalanan Dinas Kesehatan

Menurutnya, sosialisasi secara masif juga harus terus dilakukan terhadap para kepala keluarga serta terus memberikan wawasan kepada anak, agar waspada.

Kepala keluarga bukan hanya laki-laki, bisa saja ibu-ibu yang membesarkan dan mendidik anaknya secara tunggal.

"Seperti single mom sebagai kepala keluarga, maka perlu ada sosialisasi keutuhan dalam keluarga," ungkapnya.

Peran Internal Keluarga

Dian menilai, untuk mengatasi kasus kekerasan perlu melibatkan semua pihak termasuk keharmonisan di internal keluarga.

"Paling utama agar hal ini (kekerasan) tidak terjadi lagi ialah, keharmonisan dalam keluarga juga sebagai penentu," cetusnya.

ILUSTRASI Korban-korban tindakan asusila yang kini sedang diproses secara hukum di tingkat kepolisian.
ILUSTRASI Korban-korban tindakan asusila yang kini sedang diproses secara hukum di tingkat kepolisian. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Jika tidak terjadi keharmonisan dalam keluarga antara ayah dan ibu sebagai orangtua, Dian beranggapan secara otomatis anak akan mencari tempat lain agar nyaman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved