IKN Nusantara

Jembatan Pulau Balang di IKN Nusantara Jadi Terpanjang ke 2 di Dunia Setelah Brazil

Jembatan Pulau Balang di IKN Nusantara jadi terpanjang ke 2 di dunia setelah Brazil

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO - Jembatan Pulau Balang akan menjadi salah satu akses utama menuju Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara dari Balikpapan.

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Kalimantan Timur (PUPR) Junaidi menyebut, jembatan Pulau Balang di IKN Nusantara ini adalah jembatan beton terpanjang kedua di dunia setelah Brazil.

"Jembatan Pulau Balang ini adalah murni karya anak bangsa," tegas Junaidi, dilansir dari Tribunnews.com.

Selain beton kuat yang membentang di atas Teluk Balikpapan, jembatan tersebut juga menggunakan baja sling yang ujungnya membentuk seperti menara.

Alhasil, jembatan tersebut terlihat sangat gagah dan indah.

Jembatan sepanjang 804 meter itu dibangun sejak tahun 2015 silam.

Sedangkan untuk jembatan pendekatnya memiliki panjang 167 meter dengan jalan akses sepanjang 1.807 meter.

Nantinya, jembatan ini akan menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara sekaligus menjadi jalur utama angkutan logistik menuju Ibu Kota Nusantara.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pernah mengatakan, jarak tempuh dari Balikpapan ke Penajam Paser Utara bisa dipersingkat dari 4 jam menjadi hanya 1 jam perjalanan.

Jembatan Pulau Balang memiliki tipe cable stayed dan merupakan hasil kerja sama antara Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Penajam dan Penajam Paser Utara.

Kabarnya, biaya konstruksi Jembatan Pulau Balang ini mencapai Rp 1,4 triliun.

"Biasanya di kawasan sekitar Pulau Balang atau tepatnya di bawah jembatan, ada buaya-buaya berjemur," ujar Dwisman, petugas dari Kementrian PUPR yang berada di sekitar Jembatan Pulau Balang.

Pulau Balang selama ini dikenal sebagai tempat buaya bersarang.

Maklum, di kawasan itu adalah muara pertemuan antara Teluk Balikpapan dengan Sungai Sepaku.

Sehingga air di kawasan tersebut bercampur antara air darat dan laut.

Terlebih lagi, di sekitar muara di Pulau Balang dan juga kawasan sekitar, tanaman di pinggir pantai didominasi mangrove.

Menurut Dwisman, pembangunan jembatan tersebut sudah 90 persen.

Saat ini tinggal pemasangan cover di tiang agar saat kapal besar melintas tidak menyenggol jembatan.

Tribunnews dan rombongan lantas naik tangga menuju Jembatan.

Saat kaki menginjakkan jalanan di jembatan, terasa sedang berada di tengah kota nan megah.

Jalanan dua lajur seluas 20 meter, terasa lega dan lapang.

Sling baja yang ditumpukan pada dua tiang beton yang ujung atasnya menyatu dengan ketinggian sekitar 50 meter, membentuk seperti menara berhias jeruji baja.

Dua menara di jembatan itu begitu artistik nan elegan yang membuat keindahan jembatan ini serasa berada di Jembatan Akashi-Kaikyo, Jepang.

Jembatan sudah bisa dilintasi.

Namun jembatan yang menjadi jalan Trans Kalimantan ini belum bisa dilalui karena jalanan sedang dalam proses perbaikan.

Meski cuaca terik dan cukup menyengat kulit, rasanya enggan meninggakan jembatan yang akan menjadi salah satu ikon di IKN Nusantara. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved