Berita Nasional Terkini
Margaretha, 1 dari 4 Orang Keluarga yang Tewas di Kalideres Ternyata Sudah Meninggal Sejak Mei 2022
Polda Metro Jaya menyebut bahwa Margaretha Gunawan, yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat, sudah meninggal sejak 13 Mei 2022.
TRIBUNKALTIM.CO - Margaretha Gunawan, satu dari 4 orang keluarga yang tewas di Kalideres ternyata sudah meninggal sejak Mei 2022.
Dugaan polisi bahwa 4 anggota keluarga yang tewas di Kalideres tidak meninggal berbarengan mulai menemui titik terang.
Margaretha Gunawan ternyata sudah meninggal sejak Mei 2022.
Bahkan pada 13 Mei 2022, mayat Margaretha sudah berbau busuk.
Polda Metro Jaya menyebut bahwa Margaretha Gunawan, satu dari empat penghuni rumah yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat, sudah meninggal sejak 13 Mei 2022.
Baca juga: Sekte Santhara Diduga Dianut Sekeluarga yang Tewas di Kalideres, Pakar Forensik: Fasting to Dead
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Hengki Haryadi menjelaskan, hal itu berdasarkan keterangan pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan, pegawai itu datang untuk mensurvei rumah karena salah satu penghuni, yakni Budiyanto hendak menggadaikan sertifikat tempat tinggal tersebut.
Langkah itu dipilih Budiyanto karena upayanya menjual rumah melalui perantara atau mediator jual beli tak kunjung membuahkan hasil.
"Karena waktu itu sempat putus asa tidak ketemu siapa pembeli rumahnya, karena akan dijual seharga Rp 1,2 miliar akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini. Tetapi ditolak. Suruh pegang aja," ujar Hengki kepada wartawan, Senin (21/11/2022).
"Nah pada 13 Mei 2022 ternyata Mediator ini bertemu dengan salah satu pegawai koperasi simpan pinjam. Oleh karenanya diniatkan untuk digadaikan sertifikat rumah ini, dan berminat karena melihat NJOP tinggi," sambung dia.
Baca juga: Keluarga yang Tewas di Kalideres Sempat Mau Pinjam Uang Rp 50 Juta, Kesaksian Tukang Jamu Langganan
Sesampainya di lokasi, kata Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator pun mencium bau tidak sedap dan mencurigakan.
Pada saat itu Hengki menyebut bahwa pegawai koperasi meminta kepada Budiyanto untuk dipertemukan kepada Margaretha.
Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha.
"Begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk lagi," ucap Hengki.
Pegawai tersebut pun kemudian bertemu dengan Dian dan meminta untuk dipertemukan dengan Margaretha.