Gempa Cianjur
Sesar Cimandiri Bukan Satu-satunya, Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jakarta dan Jawa Barat
Gempa Cianjur M5,6 diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri. Selain sesar Cimandiri, ini sejumlah sumber gempa lain di Jakarta dan Jawa Barat (Jabar)
TRIBUNKALTIM.CO - Senin (21/11/2022) siang, gempa berkekuatan M5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (jabar) yang dirasakan hingga wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Gempa Cianjur yang berkekuatan M5,6 diduga akibat dari aktivitas sesar Cimandiri.
Selain sesar Cimandiri, ada sejumlah sumber gempa di Jakarta dan Jabar.
Gempa Cianjur M5,6 mengakibatkan 56 orang meninggal dunia dan sekitar 700 orang mengalami luka-luka.
Sesuai data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada 25 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4 dan terkecil 1,8.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa Cianjur kali ini termasuk jenis dangkal akibat dari aktivitas sesar Cimandiri.
Sumber gempa di Jabar dan Jakarta
Sesar Cimandiri hanya satu dari beberapa sumber gempa di Jawa Barat dan Jakarta yang patut diwaspadai.
Baca juga: Terbaru! Info Terkini Gempa Biak Hari Ini, Terkuak Pusat Gempa 10 Menit yang Lalu di Papua
Selain sesar Cimandiri, berikut beberapa sumber gempa yang mengintai Jawa Barat dan Jakarta seperti dilansir TribunKaltim.co dari kompas.com dan TribunJabar.id:
Sesar Cipamingkis membentang di bagian timur wilayah Sukabumi dan barat Cianjur.
Melansir studi yang dirilis BMKG pada April 2022, sesar Cipamingkis merupakan sesar aktif.
Pada 2018 sesar Cipamingkis memicu puluhan gempa bumi dengan kekuatan yang relatif sangat kecil.
Sesar Lembang berada sekitar 10 kilometer utara Bandung dengan panjang sesar yang terpetakan mencapai 22 kilometer, seperti diberitakan Harian Kompas, 21 Juni 2007.
Gerakan tanah akibat terjadinya gerakan lempeng bumi di sesar ini sebesar 0,2- 2,5 milimeter per tahun dengan siklus gempa bumi sekitar 500 tahun.
Dipantau sejak 1963, sesar Lembang tercatat memicu gempa sangat dangkal berkekuatan M 3,3 pada 2011.
Dalam sebuah studi pada 2018, disebutkan bahwa sesar Lembang menunjukkan pergeseran ke kiri atau left lateral faulting.
Sesar ini berpotensi memicu gempa berkekuatan M 6,8 dengan skala guncangan IV-V MMI.
Baca juga: Cianjur Diguncang Gempa 5,6 Magnitudo, Ini 9 Tindakan Perlu Dilakukan untuk Lindungi Diri Saat Gempa
3. Sesar Garsela
Sesar Garsela hanya melalui satu daerah, yaitu Kabupaten Garut dan sekitarnya.
Sesar Garut Selatan (Garsela) berlokasi di wilayah barat aya hingga timur laut wilayah Garut.
Sesar Garsela juga merupakan sesar aktif dengan adanya ratusan gempa yang terjadi pada 2015 dengan kekuatan yang sangat kecil.
Namun sesar Garsela juga pernah menimbulkan kerusakan pada 2017 dengan gempa berkekuatan M 3,7.
Kerusakan terparah saat itu terjadi di sekitar wilayah Kamojang, Garut.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro, diketahui bahwa sesar Beribis memiliki ancaman besar, khususnya bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Harian Kompas, 22 Juni 2022 memberitakan, sesar ini terletak di bagian utara Pulau Jawa, membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka.
Sesar yang berjarak 25 kilometer selatan Jakarta ini mengalami kemiringan 31 derajat ke selatan dan memiliki slip rate 1 mm per tahun.
Dalam sejarahnya, sesar Baribis di bagian timur tercatat pernah memicu gempa yang merusak Jakarta pada 1780 dan Kabupaten Majalengka pada 1990.
Cianjur Rawan Gempa
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, sebelum gempa hari ini, Senin (21/11/2022), Cianjur juga telah dilanda gempa sebanyak tiga kali pada Senin (14/11/2022).
"Kalau kita review catatan, gempa dirasakan (di Cianjur) terakhir itu pada 14 November 2022.
Baca juga: Cianjur Diguncang Gempa 5,6 Magnitudo, Ini 9 Tindakan Perlu Dilakukan untuk Lindungi Diri Saat Gempa
Ini ada tiga gempa yang terjadi secara berurutan berkekuatan magnitudo 4,1, 3,3, dan 2," kata Daryono dalam konferensi pers, dikutip dari Tribunnews.com, Senin (21/11/2022).
"Itu terjadi di Danau Cirata dan waktu itu masyarakat merasakan," imbuhnya.
Menurut Daryono, wilayah Kabupaten Cianjur terakhir kali diguncang gempa dengan kekuatan cukup besar yakni pada 12 Juli 2000.
Saat itu, dia menceritakan, sekitar 1.900 rumah rusak akibat guncangan gempa berkekuatan magnitudo 5,1.
"Kemudian yang terakhir gempa merusak seperti hari ini adalah gempa yang terjadi pada 12 Juli 2000, kekuatannya (magnitudo) 5,1. 1.900 rumah mengalami rusak berat," ujar Daryono.
Dia menambahkan, Cianjur juga pernah mengalami gempa pada tahun 1844, 1910, 1912, 1968, dan 1982.
"Juga menimbulkan kerusakan dan korban jiwa," ucapnya.
Daryono menjelaskan, dengan kondisi Cianjur yang merupakan wilayah rawan gempa, sehingga perlu adanya mitigasi dan edukasi kepada masyarakat.
Oleh sebab itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar membuat bangunan dari bahan ringan, seperti kayu dan bambu.
"Sehingga bisa menekan korban seminimal mungkin," imbaunya.
162 orang meninggal dunia
Update gempa Cianjur, Jawa Barat yang terjadi Senin (21/11/2022) kemarin, jumlah korban meninggal menjadi 162 orang, sementara 326 warga luka-luka dan 13.784 orang mengungsi.
Mayoritas korban meninggal akibat gempa Cianjur adalah anak-anak.
Update data gempa Cianjur tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Lokasi pengungsian gempa Cianjur tersebar di 14 titik.
Senin (21/11/2022) malam pukul 21.30 WIB, di pendopo bupati Cianjur, Ridwan Kamil mengatakan, "Tercatat di call center BPBD ada 162 yang meninggal dunia. Mayoritas yang meninggal dunia adalah anak-anak, kita sangat prihatin."
Pria yang akrab disapa Kang Emil menyebut, banyak korban anak karena saat kejadian banyak siswa sekolah yang sedang belajar di madrasah atau pesantren.
Hingga saat ini menurut Kang Emil, belum dapat data pasti berapa jumlah anak yang menjadi korban gempa bermagnitudo 5,6 itu.
"Nah, per malam ini kita masih mengklasifikasi persentasenya, tapi laporan di lapangan selalu menyebutkan secara kualitatif mayoritas anak-anak," katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Baca juga: Gempa Terkini: Hujan Es, Angin Kencang hingga Gempa 5,5 Magnitudo di Depok
(*)