Memilih Damai
Dampak Politik Identitas Bisa Mengerikan, Dosen UI Panji Beri Imbauan Penting jelang Pemilu 2024
Poltik identitas disebut akan kembali terjadi 2024, Dosen UI sebut dampaknya bisa mengerikan bila tak dikelola dengan baik
Berbicara istilah 7 kali presiden tujuh kali Jawa, hal ini dianggap Panji kurang tepat.
Sebab jika melihat yang tercatat dalam sistem pemerintahan, Indonesia baru menghasilkan 2 presiden yang dari Jawa, dalam sistem yang liberal.
"Bagi saya pribadi, Indonesia baru menghasilkan dua presiden dari Jawa, dalam sistem yang liberal. Artinya pilpres langsung baru kita selenggarakan di tahun 2004, 2009, 2014, 2019. Tidak bisa kita samakan dengan hukum besi seperti WASP di Amerika," katanya seperti dilansir Tribun-Medan.com di artikel berjudulMenilik Politik Identitas jelang Pemilu 2024, Dosen UI Panji Sebut Cuma SBY-Jokowi yang Baru Teruji
Panji Anugrah menapak tilas sejarah para pemimpin nusantara.
Indonesia tak hanya pernah memiliki pemimpin dalam sistem presidensial, tetapi juga sistem parlementer dengan sebutan perdana menteri.
Baca juga: Pemilu 2024, Capres Jawa dan Luar Jawa hingga Politik Identitas Disorot, Berpengaruh pada Milenial?
Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa kepala negara Indonesia tak semata orang Jawa (Pulau Jawa).
"Kalau konteks presiden, Soekarno lama menjabat sebagai presiden, demikian juga presiden Soeharto. Tapi, mari lihat juga perdana menteri kita, ada orang Mandailing, ada orang kelahiran Medan seperti Amir Syarufudin, Burhannudin Harahap, ada Hatta. Jadi gagasan tentang hukum besi Jawa itu bagi saya belum teruji, khususnya dalam konteks kompetisi yang liberal atau terbuka. Baru pak SBY dan Jokowi yang teruji," jelasnya.
(*/TRIBUN MEDAN)