Berita Nasional Terkini

Erupsi Gunung Semeru, Warga Lumajang Dievakuasi ke Pengungsian, Awan Panas Mengarah ke Tenggara

Erupsi Gunung Semeru, warga Lumajang dievakuasi ke pengungsian, awan panas mengarah ke Tenggara.

DOK
Warga Supit Urang, Kabupaten Lumajang yang pemukimannya di kaki Gunung Semeru mengungsi menyelamatkan diri sejak Minggu pagi, 4 Desember 2022. 

Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di gunung berapi Semeru.

Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya inflasi (peningkatan tekanan) yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan.

Sementara dari pemantauan area panas (hotspot) oleh PVMBG menunjukkan adanya anomali thermal sekitar 12 Mw di sekitar area kawah. Hal ini mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas pada kawah Gunung Api Semeru.

Baca juga: Syuting di Pengungsian Semeru, Sinetron TMTM Dikecam, Akui Kesalahan, Rebecca Tamara Minta Maaf

Mengingat kegiatan gunung berapi Semeru masih tinggi dan serta masih berpotensi terjadinya awanpanas guguran serta aliran lava maka Badan Geologi menyatakan Tingkat Aktivitas Gunung Api Semeru masih berada pada Level III (SIAGA) hingga 2 Desember 2022.

Selanjutnya sehubungan Tingkat Aktivitas Gunung Api Semeru saat ini masih berada di level Level III (SIAGA), pada 3 Desember dan mengimbau kepada masyarakat pengunjung juga wisatawan.

PVMBG meminta agar masyarakat mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

PVMBG mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Terjadi 619 Kali Letusan

Sebelumnya dalam evaluasi mingguan, Pos Pantau Gunung Semeru mendeteksi ada 619 kali letusan atau erupsi selama periode 17-23 Oktober 2022.

Selain itu, terekam juga 3 kali gempa guguran, 34 kali gempa hembusan, 39 kali gempa vulkanik dalam, dan 12 kali getaran banjir.

Baca juga: Akhirnya Identitas Penendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru Terbongkar, Diproses Polda Jatim

Secara visual, Gunung Semeru tidak tertutup kabut saat malam hari, api diam di puncak Jonggring Saloko dan guguran lava pijar akan terlihat jelas.

Guguran lava pijar yang teramati bisa mencapai 500 meter dari puncak Jonggring Saloko mengarah ke Besuk Kobokan.

Sedangkan, asap letusan berwarna putih kelabu setinggi 200 - 700 meter terpantau mengarah ke barat dan selatan.

Menurut pemantauan tiltmeter PVMBG, hal ini menunjukkan adanya peningkatan tekanan pada Gunung Semeru, sehingga, erupsi hingga hembusan bisa terjadi kapan saja.

Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, aktivitas Gunung Semeru memang sangat fluktuatif. Artinya, sewaktu-waktu aktivitas vulkanik Semeru bisa turun atau meningkat. (*)

Berita Gunung Semeru

Berita Nasional Terkini Lainnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Awan Panas Gunung Semeru Mengarah ke Tenggara, Warga di 19 Km dari Puncak Diminta Mengungsi dan Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas, 93 Warga Lumajang Dievakuasi ke Pengungsian

Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved