Viral Pengakuan Ismail Bolong
Istri dan Anak Sudah Diperiksa Soal Tambang Ilegal, Ismail Bolong Masih Diburu
Istri dan anak Ismail Bolong memenuhi panggilan penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri
TRIBUNKALTIM.CO - Istri dan anak Ismail Bolong memenuhi panggilan penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri tekait dugaan setoran tambang ilegal di Kalimantan Timur.
Dilansir dari Kompas TV, Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto menjelaskan keduanya dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus yang sedang diselidiki.
Menurut Pipit, anak Ismail bolong ini adalah direktur utama dari perusahaan, sedangkan sang istri pemilik saham dari perusahaan yang diduga menampung tambang batu bara ilegal di Kaltim.
Memburu Ismail Bolong, jadi perintah Kapolri pada jajarannya sebagai langkah pengusutan kasus dugaan suap tambang ilegal di Kalimantan Timur.
Walau sudah memeriksa anak dan istri ismail Bolong dan melakukan gelar perkara, namun keberadaan Ismail yang disebut-sebut sebagai kunci, hingga kini belum diketahui.
Baca juga: Ismail Bolong Sudah 2 Kali Mangkir Pemeriksaan Polisi, Kapolri: Saat Ini Terus Dilakukan Pencarian
Anak Ismail diperiksa, karena posisinya sebagai pemegang saham di perusahaan tambang yang ilegal.
Tak hanya memeriksa keluarga Ismail, Tim Propam Mabes Polri, pada 23 November lalu sebenarnya pernah datang ke Kalimantan Timur untuk memeriksa kasus ini.
Rumah mewah Ismail Bolong di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, juga tampak sepi.
Tak terlihat aktivitas dan mobil-mobil mewah yang sebelumnya sempat terparkir di area rumah.
Warga menyebut, rumah itu sepi setelah munculnya dugaan suap tambang ilegal yang menyeret nama ismail bolong dan petinggi Polri.
Penyelidikan suap tambang ilegal ke pejabat Polri, diakui Penasihat Ahli Kapolri, Aryanto Sutadi, jadi kasus yang rumit dan tidak mudah karena melibatkan pejabat tinggi.
Pengusutan kasus tidak bisa dilakukan hanya oleh Bareskrim, namun harus melibatkan Tim Gabungan khusus yang independen, serta data Intelijen.
Hal ini untuk menghindari saling gigit antar kelompok di tubuh kepolisian.
Ya, kasus dugaan suap tambang ilegal ke kantong petinggi Polri ini sebelumnya juga pernah diungkapkan Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
Sambo menyebut, praktik tambang ilegal ini melibatkan oknum perwira tinggi di tubuh Polri.