Ibu Kota Negara

Proyek IKN Didorong Gunakan Skema Pembiayaan Kreatif untuk Kurangi Ketergantungan pada APBD

Proyek IKN Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) didorong untuk menggunakan skema pembiayaan kreatif untuk mengurangi ketergantungan pada APBD.

Editor: Amalia Husnul A
Dok Kementerian PUPR
Ilustrasi desain IKN. Proyek IKN Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) didorong untuk menggunakan skema pembiayaan kreatif untuk mengurangi ketergantungan pada APBD. 

TRIBUNKALTIM.CO - Saat ini, Pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur di IKN Nusantara Kalimantan Timur (Kaltim). 

Terkait dengan pembangunan di IKN Nusantara Kaltim ini, Pemerintah didorong untuk menggunakan skema pembiayan kreatif untuk mengurangi ketergantungan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Diketahui sejumlah proyek infrastruktur tengah dikerjakan di wilayah IKN Nusantara Kaltim

Menurut Country Managing Partner EY Indonesia Peter Surja, pembiayaan kreatif sangat penting dalam rangka pendanaan infrastruktur untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Kamis (8/12/2022) Peter Surja mengatakan, "Kreatif financing adalah konsep pembiayaan infrastruktur secara kreatif dalam mengurangi ketergantungan terhadap anggaran pemerintah. Ini diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia."

Menurutnya, setiap tahun  nilai investasi sektor infrastruktur diperkirakan akan mengalami kenaikan 15 persen.

Sementara di sisi lain, anggaran infrastruktur pemerintah relatif stagnan dan menurun dalam beberapa tahun ini sehingga peran swasta dibutuhkan dalam kebutuhan investasi.

Terkait dengan keuangan negara, Direktur Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto Sastrosuwito mengatakan, pembangunan infrastruktur merupakan agendra prioritas pemerintah.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur sangat penting untuk mendorong pertumbuhan nasional.

Dan pembangunan infrastruktur juga memberi multiplier effect secara luas.

Baca juga: Soroti Relawan Berkemah di IKN, Rocky Gerung: Dukungan ke Presiden Jokowi Semakin Irasional

"Kami menyadari kapasitas kami, tapi kami tetap mengoptimalkan belanja infrastruktur juga.

Kami bersama kementerian teknis terbuka dengan skema-skema pembiayaan kreatif, dan alternatif untuk memenuhi pembiayaan infrastruktur," katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Adapun Direktur EY Indonesia yang juga merupakan ahli transaksi infrastruktur Sahala Situmorang mengungkapkan, dalam skrema pembiayaan kreatif, terdiri dari beberapa opsi seperti bundling aset eksisting dan baru, blended finance, joint venture, dan relay financing.

Dia juga menekankan pentingnya manfaat bagi para pihak yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur melalui pembiayaan kreatif.

Misalnya, pembagian risiko, peringanan beban fiskal pemerintah, knowledge transfer, dan pelayanan terhadap masyarakat.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved