Berita Paser Terkini
2 Intervensi Gizi ala Pemkab Paser dalam Menurunkan Kasus Stunting
Wabup Paser Syarifah Masitah Assegaf menyampaikan, dalam Rakor tersebut juga dibahas perihal peningkatan validasi data stunting
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Wakil Bupati Paser Syarifah Masitah Assegaf mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) penguatan kelembagaan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan progres capaian kinerja penurunan stunting Provinsi Kaltim Tahun 2022.
Rakor tersebut dihadiri oleh Kabiro Kesra Provinsi Kaltim, Kepala BKKBN Kaltim-Kaltara, jajaran Wakil Bupati, Kepala OPD yang tergabung dalam TPPS dan Tim TPPS kabupaten/kota, berlangsung di Balikpapan, Kamis (15/12/2022).
Wabup Paser Syarifah Masitah Assegaf menyampaikan, dalam Rakor tersebut juga dibahas perihal peningkatan validasi data stunting.
"Kemudian peningkatan kerjasama penthahelix (pemerintah, masyarakat dunia usaha, perguruan tinggi dan media) dalam pencegahan dan penurunan stunting di kabupaten/kota di Kaltim," terangnya.
Baca juga: Pemkab Paser Raih Penghargaan Kepatuhan LHKPN Terlengkap dari KPK RI
Dikatakan, upaya penurunan stunting di Kabupaten Paser dilakukan melalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk penyebab tidak langsung.
"Upaya-upaya ini dilakukan disemua tingkatan, guna meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting di Kab Paser," urai Masitah.
Lebih lanjut disampaikan, juga termasuk memperkuat konvergensi melalui koordinasi dan konsolidasi program dan kegiatan pusat, daerah dan desa.
Selain itu, juga meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan pangan, meningkatkan pemantauan dan evaluasi sebagai dasar untuk memastikan pemberian layanan yang bermutu.
Baca juga: Areal Sekolah SMK 3 Tanah Grogot Dipagari Akibat Konflik Pemilik Lahan dengan Pemkab Paser
"Data rill hasil pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat presentase di Kabupaten Paser tahun 2020 yaitu 15,44 persen, tahun 2021 14,85 persen, dan tahun ini 16,3 persen," jelas Masitah.
Lebih lanjut disampaikan, Paser telah menetapkan lokus stunting di 20 desa yang tersebar pada 8 kecamatan yang memiliki kasus stunting terbanyak.
Dalam Rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Paser, juga telah dikembangkan kampung keluarga berkualitas (kampung KB) di desa-desa yang ada di Kabupaten Paser.
"Tahun ini Desa Olung, Kecamatan Longikis masuk dalam 5 besar Nasional untuk kampung KB," pungkas Masitah. (*)