Berita Nasional Terkini
Luhut dan Mahfud MD Tak Setuju Ada OTT KPK, Rocky Gerung Sebut Standar Moral Pejabat Makin Turun
Pengamat politik Rocky Gerung soroti Luhut Binsar Pandjaitan dan Mahfud MD yang kompak setuju atas Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK.
Penulis: Amilia Lusintha | Editor: Amilia Lusintha
TRIBUNKALTIM.CO - Pengamat politik Rocky Gerung soroti Luhut Binsar Pandjaitan dan Mahfud MD yang kompak setuju atas Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK.
Sebagaimana diketahui, Luhut Binsar Pandjaitan telah mengkritik cara kerja KPK dalam memberantas korupsi.
Dalam tayangan Rocky Gerung, dijelaskan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan melalui acara peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2022-2024, Selasa (20/12) menyebut bahwa KPK tak perlu sering melakukan OTT.
Rupanya, pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan tersebut ditanggapi positif oleh Menko Polhukam, Mahfud MD.
Mengomentari itu, Rocky Gerung berupaya untuk memahami hal paling mendasar dari adanya pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Apa penyebab korupsi? cuma dua. Yaitu power eksesif, power yang surplus atau moral yang defisit," kata Rocky Gerung dalam Forum News Network, Selasa (20/12/2022).
Bagi Rocky Gerung, meskipun dengan cara apapun, jika powernya eksesif, pemberantasan korupsi tidak akan efektif.
Rocky Gerung kaitkan hal ini yang erat dengan eksesif power, menurutnya sistem digital ada untuk mencegah.
Baca juga: Jokowi Minta Sudahi Politik Uang, Rocky Gerung: Anies Baswedan Anjurkan Politik Non Uang
"Tetapi penjelasannya demi mencegah, artinya potensi untuk korupsi gak berkurang," ujar Rocky Gerung.
"Karena ini soal pertimbangan antara yang mengawasi dan diawasi," lanjutnya.
Menurut Rocky Gerung, sistem demokrasi yang paling bagus adalah adanya oposisi.
Dengan diterapkannya oposisi di dalam sistem demokrasi, Rocky Gerung mengatakan korupsi justru akan berkurang.
Baca juga: Rocky Gerung Sebut Pemerintah Pusat Tidak Fokus pada Daerah, Sibuk dengan Perpanjangan Kekuasaan
"Karena kekuasaan itu terbagi antara pemerintah dengan yang mengawasi," kata Rocky Gerung.
Menurut mantan dosen UI, Rocky Gerung, korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini tidak ada yang mengawasi.
Oleh karena itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa OTT tidak mungkin diandalkan dalam memberantas korupsi.
"Memang betul saja apa yang dikatakan pak Luhut Binsar Pandjaitan," komentar Rocky Gerung.
Untuk diketahui, pada Selasa (20/12), Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi.
Baca juga: Letkol Tituler Deddy Corbuzier, Rocky Gerung: Supaya Adil, Beri Pangkat Kolonel pada Bupati Meranti
"Kita gak usah bicara tinggi-tinggilah. OTT ini tidak bagus sebenarnya, buat negeri ini jelek banget. Tapi, kalau kita digital life, siapa yang mau melawan kita," ujar Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2022-2023 di Jakarta.
Secara garis besar, Luhut Binsar Pandjaitan sampaikan kunci kemajuan bangsa Indonesia salah satunya dengan cara digitalisasi.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, jika digitalisasi di Tanah Air berjalan baik, maka tidak akan ada yang bisa bermain dengan sistem.
Melanjuti itu, Rocky Gerung sedikit sepakat adanya keterangan Luhut Binsar Pandjaitan dan Mahfud MD.
"Ada benarnya Pak Mahfud dan Luhut, tapi jangan salahkan OTT juga," kata Rocky Gerung.
Disamping itu, Rocky Gerung mengulangi dan menyimpulkan dengan tegas bahwa sumber korupsi yang terjadi di Indonesia hanya dua, surplus kekuasaan dan defisit moral.
Selain itu, Rocky Gerung singgung adanya OTT yang disalahkan oleh Luhut dan Binsar karena membuat negara menjadi buruk.
"Yang dimaksud negara jelek artinya, negara belum sanggup untuk memperbaiki sistem pengawasan, karena itu disodorkan digitalisasi," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan bahwa pemerintahan negara ini buruk di mata internasional.
"Karena mau pakai sistem apapun, kalau demokrasi gak jalan tetap korupsi. Kan selalu ada crack of (perpecahan) antara korupsi dan demokrasi,"
"Di negara otoriter, pasti gak ada yang mengawasi maka korupsi tinggi. Di negara demokrasi, pemerintahannya di kendalikan dengan digital, tapi juga diawasi secara oposisional," komentar Rocky Gerung.
Terkait itu, Rocky Gerung kaitkan dengan negara Eropa tingkat mafia korupsinya 0 persen.
Ia menyampaikan bahwasanya mafia korupsi di Eropa yang hampir tidak ada bukan karena sistem digital, tetapi karena demokrasinya yang bekerja.
"Jadi kita mesti lihat sistem politik, karena korupsi ada di dalam sistem politik," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan bahwa etika tertinggi dari politik adalah adanya oposisi. (*)