Berita Regional Terkini
Slogan Jakarta Diubah, Wujud Dukungan IKN Nusantara, Pengamat: Tidak Substansial, Cenderung Politis
Slogan Jakarta disebut diubah sebagai wujud dukungan IKN Nusantara. Namun menurut pengamat, hal ini tidak substansial dan cenderung politis.
TRIBUNKALTIM.CO - Perubahan slogan Jakarta yang dilakukan dalam kepemimpinan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjadi polemik.
Perubahan slogan Jakarta ini dimaksudkan sebagai wujud dukungan untuk IKN Nusantara.
Diketahui, Pemerintah memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim).
Saat ini, slogan baru yang diusung DKI Jakarta dalam masa pemerintahan Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono adalah "Sukses Jakarta untuk Indonesia."
Sebelumnya, dalam masa kepemimpinan Anies Baswedan, slogannya adalah "Jakarta Kota Kolaborasi".
Dalam penjelasannya, Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta Raides Aryanto mengatakan slogan itu bertujuan untuk mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN).
Senin (12/12/2022), Raides mengatakan, "Serta sebagai bagian dari pelaksanaan program RPD (Rencana Pembangunan Daerah 2023-2026).”
Menurut Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisaksi, Trubus Rahardiansyah, pengubahan slogan anyar tersebut dipandang tak substansial untuk pembangunan Jakarta.
Bahkan, pengubahan slogan cenderung politis dan terkesan ingin menunjukan balas dendam pada kepemimpinan gubernur sebelumnya.
"Justru ini terkesan politis karena selama ini seolah Pak Pj (Heru) ini ingin menenggelamkan prestasi gubernur sebelumnya.
Baca juga: Cegah Kepadatan Jakarta Terulang, Penduduk IKN Nusantara Dibatasi Hanya 2 Juta Orang
Terkesan balas dendam," ujar Trubus, Selasa (13/12) dikutip dari Kompas.com.
Trubus berpendapat Heru yang merupakan penjabat gubernur seharusnya berfokus pada implementasi program jangka pendek khususnya terkait lapngan pekerjaan dan keterjangkauan harga bahan pokok.
"Karena kebutuhan masyarakat saat ini ada dua, yaitu soal lapangan pekerjaan dan keterjangkauan harga bahan pokok, terlebih saat pandemi ini," terangnya.
Tindakan pengubahan slogan ini dianggap sebagai tradisi tak baik dalam penggantian gubernur khususnya di Jakarta.
Trubus menjelaskan pada masa kepemimpinan Anies juga banyak melakukan kebijakan yang terkesan ingin mengubur prestasi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.