Berita Nasional Terkini
Bupati Cianjur Dilaporkan ke KPK, Diduga Selewengkan Bantuan Gempa, Diubah Kemasan Partai dan Dijual
Dugaan penyelewengan bantuan untuk korban gempa Cianjur resmi diperkarakan ke KPK dengan terlapor Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Sementara untuk rumah yang mengalami rusak sedang dari yang sebelumnya berjumlah 10.589 menjadi 11.210.
Kemudian untuk rumah yang mengalami rusak ringan dari 17.195 menjadi 18.469.
Penyebab Gempa Cianjur
Gempa Cianjur yang merusak, sebelumnya disebut-sebut disebabkan oleh aktifitas sesar Cimandiri.
Namun, akhirnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa sesar baru, sesar Cugenang yang memicu gempa tersebut.
Baca juga: Bantu Warga Terdampak Gempa Cianjur, Berau Coal-Sinar Mas Peduli Salurkan Bantuan Logistik
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam media rilis yang digelar Kamis (8/12/2022) mengungkapkan bahwa sesar atau patahan yang menyebabkan gempa Cianjur adalah patahan aktif yang baru teridentifikasi.
"Di Indonesia sudah teridentifikasi 295 patahan (sesar) aktif, namun patahan Cugenang (sesar Cugenang) termasuk yang belum terindentifikasi. Jadi zona patahan Cugenang ini baru saja ditemukan atau teridentifikasi," ungkap Dwikorita dalam pemaparan Hasil Pantauan Udara Zona Bahaya Patahan Aktif Cugenang Pasca Gempa Bumi Cianjur 5,6 Magnitudo.
Pasca-gempa Cianjur yang terjadi 22 November lalu, BMKG melakukan survei untuk menentukan kawasan atau episenter gempa yang berkekuatan M 5,6 tersebut.
Gempa kerak dangkal ini telah menyebabkan ratusan korban jiwa, dan kerusakan bangunan, hingga tanah lonsor.
Dwikorita menjelaskan bahwa survey tersebut sangat penting dilakukan.
Tujuannya, untuk mengetahui zona patahan atau sesar yang menyebabkan terjadinya gempa bumi di Cianjur, yang mana selanjutnya ditetapkan sesar Cugenang sebagai patahan atau sesar aktif baru di kawasan tersebut.
Survey tersebut dilakukan sebagai acuan untuk dilakukannya rekonstruksi atau pembangunan kembali kawasan permukiman.
Sebab, dengan diidentifikasinya sesar aktif gempa tersebut, maka sudah semestinya kawasan itu dikosongkan dari pembangunan permukiman, bangunan maupun kawasan umum lainnya.
"Jadi kalau membangun (rumah) kembali, namun zona patahannya belum tahu ada di mana, dikhawatirkan zona itu akan bergeser lagi dan kurang lebih 20 tahun kemudian akan runtuh lagi (karena gempa)," jelas Dwikorita.
Baca juga: Lesti Kejora Disebut Donasi Gempa Cianjur Bukan Pakai Uang Pribadi, Job Rizky Billar Ikut Disorot
Dwikorita mengatakan bahwa menentukan zona patahan ini sangatlah vital, serta zona tersebut, sesar Cugenang, harus diwaspadai saat akan membangun kembali permukiman penduduk.